4 Dampak Kehadiran Mourinho di MU

1. Punya Banyak Musuh

Tak bisa dipungkiri, Mourinho adalah pelatih yang kerap melancarkan serangan verbal kepada lawannya. Hal itu sudah ia lakukan sejak pertama kali tiba di Inggris kala melatih Chelsea pada 2004.

Biasanya, serangan verbal yang dilakukan Mourinho akan membuat lawan timnya naik pitam. Korbannya sebagian besar adalah pelatih. Tak heran jika Mourinho dikenal sebagai pelatih yang memiliki banyak musuh dalam urusan perang urat syaraf.

Bahkan, tak jarang korban serangan verbal Mourinho adalah seorang wasit. Karenanya, bukan pemandangan langka jika Mourinho diganjar sanksi larangan mendampingi timnya di sebuah pertandingan.

"Ia memiliki cara berbicara kepada awak media, terutama saat timnya menelan kekalahan. Tapi, terkadang hal itu justru merusak mental para pemain. Ada beberapa pemain yang bisa menerima kritik, tapi banyak juga yang tidak," tutur Filipe Luis, mantan pemain Chelsea.

2. Pemasukan Bertambah

Dengan segudang prestasi yang sudah diukir sepanjang kariernya, nama Mourinho tentu menjadi magnet para sponsor. Berbagai perusahaan produk dan jasa tentu akan berlomba-lomba menjalin kerja sama dengan MU.

Bahkan, efek positif dari Mourinho sudah dirasakan Setan Merah jauh sebelum peresmian dirinya sebagai pelatih. Kala itu, nama Mourinho meningkatkan nilai saham MU di Bursa Efek Frankfurt.

Penjualan merchandise dengan menyamtumkan nama Mourinho pun semakin marak sejak ia diresmikan sebagai pelatih MU. Hal itu tentu secara langsung akan meningkatkan jumlah pemasukan The Red Devils.

3. Pemain Muda Sulit Bersaing

Mourinho dikenal sebagai pelatih yang enggan memberikan kepercayaan lebih buat pemain muda. Ia lebih memilikh memaksimalkan pemain-pemain senior yang lebih kenyang dalam hal pengalaman.

Hal itu jelas bertolak belakang dengan tradisi yang sudah dijalankan MU sejak era Ferguson. Bersama Ferguson, MU dikenal sebagai tempat yang mampu mengasah pemain muda menjadi fenomenal. Sudah banyak produk akademi MU yang mengukir sukses besar sebagai pemain.

Apalagi, Mourinho sempat berujar, "Pemain muda tak membutuhkan lima laga secara beruntun untuk membuktikan diri. Mereka hanya butuh 10 menit. Dalam 10 menit itu, mereka bisa menunjukkan apakah mereka siap atau tidak."

Dari pernyataan tersebut, bisa dipastikan Mourinho hanya akan menyediakan sedikit waktu bagi para pemain muda untuk menunjukkan kemampuannya. Jika seperti itu, karier Marcus Rashford yang bersinar bersama Louis van Gaal bisa saja hancur.

4. Transfer Bernilai Tinggi

Mourinho juga dikenal sebagai pelatih yang tak segan-segan mendesak klubnya agar mengeluarkan banyak uang untuk membeli seorang pemain. Tengok saja pengeluaran Mourinho di dua klub terakhir yang dibelanya.

Dalam tiga musim saja, Mourinho membuat Real Madrid merogoh kocek hingga 166 juta euro. Cap pemain termahal disandang Luka Modric dan Fabio Coentrao yang masing-masing bernilai 30 juta euro.

Bersama Chelsea, dua edisi bursa transfer musim panas dimaksimalkan Mourinho untuk belanja pemain hingga 205,8 juta euro. Pemain termahal yang dibawa adalah Diego Costa yang direkrut dari Atletico Madrid dengan banderol 40 juta euro.

Kini, Mourinho tampaknya akan meneruskan kebiasaannya itu setelah aktif sebagai pelatih MU. Sejumlah pemain bintang sudah masuk dalam daftar belinya. Salah satu yang paling diidamkan adalah Paulo Pogba. Untuk merekrut Pogba, kabarnya Mourinho menyiapkan Rp 1,4 triliun.