Sukses

Deschamps Tepis Kritik untuk Formasi Prancis

Prancis tidak memiliki pakem formasi. Sang arsitek bergonta-ganti pola.

Liputan6.com, Paris - Pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps membela taktik selama Piala Eropa 2016. Prancis tidak memiliki pakem formasi. Sang arsitek bergonta-ganti pola.

Kritikan tersebut muncul setelah Prancis mendepak Republik Irlandia di babak 16 besar. Les Bleus sempat tertinggal melalui penalti dari Robbie Brady. Namun, Prancis berhasil bangkit lewat dua gol Antoine Griezmann. Kemenangan 2-1 mengantarkan Prancis lolos ke babak perempat final.

Deschamps menarik dua pemain N'Golo Kante dan Kingsley Coman. Pelatih 47 tahun itu sempat mengubah formasi dari 4-3-3 ke 4-2-3-1 di babak kedua. Bukan hanya taktik, Deschamps juga merotasi susunan pemain. Dia menolak anggapan, berjudi dengan strategi permainan.

"Saya tidak berjudi dengan taktik permainan," kata Deschamps dalam jumpa pers. 

Baca Juga

  • Dzumafo-Dendi Gemilang, Persela Hajar Barito
  • Juventus Kontrak Dani Alves Dua Musim
  • Bali United Tekuk Perseru Serui

 

Dia mengambil keputusan line-up dan taktik setelah berdiskusi dengan para pemain. Deschamps menyatakan, formasi dan pemain tergantung kebutuhan dalam pertandingan. "Tetapi ketika sesuatu tidak bekerja, tentu itu salah saya. Saya orang yang bertanggung jawab di dalam tim. Mungkin, kami tidak seharusnya bermain dengan cara seperti ini. Siapa tahu?"

Deschamps menyatakan, para pemain pengganti bisa memberikan kontribusi untuk tim, bukan hanya sebagai pendukung untuk menjalankan taktik. "Terbukti, di babak kedua permainan kami lebih mengalir."

Selesai menghadapi Irlandia, Prancis kemungkinan besar melawan pemenang Inggris melawan Islandia, pekan depan. Deschamps belum memberikan jaminan, Griezmann bakal bermain sejak menit awal dan menempati posisi sebagai striker."Saya tahu, dia bisa bermain di depan, tapi dia lebih baik bermain melebar (berposisi sebagai winger).

Antoine Griezmann

"Dia menunjukkan terampil dan tampil efektif di depan gawang. Anda harus menemukan keseimbangan yang baik."

"Itu pilihan dan saya akan melakukannya lagi. Seperti ketika melawan Rumania dengan Anthony Martial bermain dengan Dimitri (Payet)  di tengah.  Saya punya beberapa waktu untuk berpikir tentang hal itu."

Pelatih sekaligus legenda Juventus ini mengaku sulit menentukan pemain inti. Sebab, 23 pemain di dalam tim siap tempur. Menurut dia, rotasi skuat di Piala Eropa 2016 lumrah. Juara dunia Jerman kerap merombak susunan pemain. "Satu-satunya tim yang tidak mengubah line-up adalah Kroasia. Orang-orang mengatakan mereka akan sampai di  final. Namun, Itu tidak selalu berjalan seperti harapan. Mereka tersingkir.

"Lawan kami hanya harus melihat di TV, bagaimana kami bermain, mereka akan tahu. Sangat penting untuk memiliki solusi yang berbeda."

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini