Sukses

Final Piala Eropa 2016: Momen Portugal Buang Kutukan

Lima kali melangkah ke semifinal, Portugal belum pernah menjadi juara. Mampukah Portugal mengakhiri kutukan di final Euro 2016?

Liputan6.com, Paris - Portugal menjadi tim pertama yang lolos ke final Euro 2016. Duel melawan tuan rumah Prancis di Stade de France, Minggu, (10/7/2016) menjadi ujian terakhir skuat berjuluk Seleccao das Quinas itu  untuk menyandang status baru sebagai Raja sepak bola Eropa.

Pertemuan Portugal kontra Prancis sudah pernah terjadi di Piala Eropa 1984. Tiga puluh dua tahun lalu, Portugal nyaris melangkah ke final setelah tumbang dari Prancis. Legenda Prancis, Michel Platini menjadi tokoh antagonis bagi Portugal. Mantan Presiden UEFA itu mencetak gol di masa extra-time untuk mengubah kedudukan menjadi 3-2.

Timnas Portugal

"Begitu banyak kesedihan, frustrasi dan kekecewaan. Sampai hari, sangat sakit berbicara tentang pertandingan itu," kenang Jaime Pacheco, salah satu pemain Portugal yang tampil dalam laga di Stade de Velodrome, Marseille, (23/6/1984). 

Meski demikian, Pacheco menilai Prancis layak melangkah ke babak final. Menurut dia, Prancis lebih baik dibanding Portugal."Tapi, sangat adil, Prancis lebih baik dari kami. Mereka pantas menjadi juara," ujar mantan pemain 57 tahun ini. Pachecho terakhir melatih klub Al-Shabab dari Arab Saudi pada 2015.

Timnas Portugal

Sepanjang sejarah perhelatan Piala Eropa, Portugal sudah lima kali menembus semifinal. Dua perhelatan di antaranya, pada Piala Eropa 2004 dan sekarang 2016, Portugal berhasil melangkah ke babak final. Sayang, pada percobaan pertama di 2004, Portugal kalah dari Yunani, 0-1.

Bertemu dengan Prancis di final Piala Eropa 2016, Portugal ibarat membuka luka lama. Ketika itu, Prancis harus mengakui keunggulan Prancis dengan skor 1-2. Kontroversi mewarnai jalannya laga. Wasit Gunter Benko menganggap Abel Xavier melakukan handsball di kotak terlarang.

Padahal, dalam tayangan ulang bola mengenai rusuk Xavier. Zinedine Zidane yang menjadi eksekutor menjalankan tugas dengan sempurna di menit 116 extra-time. Prancis keluar sebagai pemenang."Saya mencoba menenangkan para pemain, itu adalah pertama kalinya seorang asisten wasit memberikan penalti," ujar pelatih Portugal ketika itu, Humberto Coelho setelah pertandingan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tugas Berat Ronaldo

Beban berat kini di pundak Ronaldo untuk membawa Portugal meraih juara Eropa pertama kali sepanjang sejarah Piala Eropa. Lima kali menembus semifinal, dan belum pernah menjadi juara tentu menjadi beban berat pemain Real Madrid ini.

Terlebih, stigma tim beruntung lekat dalam tim yang identik dengan warna merah ini. Portugal melaju ke babak knock-out dengan status peringkat tiga terbaik. Tim asuhan Fernando Santos itu belum pernah menang sepanjang 2x45 menit sampai babak perempat final. 

Melawan Prancis membuat Ronaldo teringat duel pada semifinal Piala Dunia 2006. Satu dekade lalu, Portugal kalah dari Prancis dengan skor 0-1. Gol tunggal Prancis dicetak Zinedine Zidane yang kini melatih Ronaldo di Madrid. Gelandang belia Portugal, Joao Mario mengingatkan kepada pemain Portugal untuk mewaspadai kepercayaan diri tinggi Prancis yang berstatus sebagai tuan rumah. Terlebih, Prancis berhasil melewati hadangan pemain Jerman di semifinal.

Cristiano Ronaldo

"Prancis berstatus sebagai tuan rumah dan punya keyakinan bisa meraih kemenangan. Sudah lama mereka tidak bisa mengalahkan Jerman," ujar pemain berkepala plontos ini. Mario menyadari, seluruh pemain telah mengambil pelajaran di masa lalu ketika melawan Prancis. "Tapi hal itu memberikan kami kekuatan dan motivasi ekstra."

Prancis telah memenangi 10 pertemuan terakhir dengan Portugal. Kemenangan terakhir Portugal terjadi dalam laga persahabatan pada 26 April 1975. Saat itu Seleccao menang 2-0. Rapor pertemuan memihak Portugal dalam pertandingan ini. Kedua kubu sempat bertemu pada laga persahabatan di Lisbon, 2014 lalu. Prancis menang dengan skor 2-1 melalui gol Karim Benzema dan Paul Pogba dalam duel di Stade de France. Kemudian, pada September 2015, Prancis juga berhasil menang 1-0 di ajang friendly match. 

Berkaca dari pencapaian tersebut, Mario menyatakan, "Probabilitas tidak memenangkan pertandingan. Prancis  bisa berpatokan pada hasil ini. Tetapi 100 persen, kami bisa meraih kemenangan," sambung Mario sebagaimana dilansir dari NDTV.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.