Sukses

Tolak Diskriminasi, Timnas Wanita AS Minta Bayaran Setara

Mereka sedang mempersiapkan diri untuk tampil di Olimpiade 2016.

Liputan6.com, Jakarta Timnas wanita Amerika Serikat merasa menjadi korban diskriminasi jelang penampilan mereka di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Itu karena mereka mendapatkan bayaran yang tak setara dengan timnas pria asuhan Jurgen Klinsmann.

Bicara prestasi, timnas wanita AS memang punya catatan yang membanggakan. Bahkan, mereka jauh lebih berprestasi ketimbang timnas pria. Tengok saja pencapaian mereka selama lebih dari dua dekade terakhir. Di Piala Dunia Waita, sudah tiga kali mereka menikmati gelar juara, yakni edisi 1991, 1999, dan 2015.

Begitu pula saat bicara mengenai prestasi di ajang CONCACAF. Dari delapan kali berpartisipasi, hanya sekali mereka gagal menjadi juara. Mereka absen pada edisi 1998 dan gagal merebut gelar juara pada 2010.

Dominasi serupa juga terpampang di ajang Olimpiade. Sejak 1996, hanya satu edisi Olimpiade yang gagal mereka akhiri dengan meraih emas. Itu saat mereka hanya mendapat perak pada Olimpiade 2000. Bahkan, medali emas mereka raih pada tiga edisi terakhir Olimpiade.

Tak heran jika tim besutan Jill Ellis itu kembali menjadi andalan AS di Olimpiade 2016. Mereka akan memulai petualangannya dengan bersaing di Grup G bersama Selandia Baru, Prancis, dan Kolombia. Sayang, saat turnamen mulai digulir tak sampai sebulan lagi, timnas wanita AS malah diusik isu diskriminasi.

Ya, mereka merasa menjadi korban diskriminasi karena tak mendapat bayaran setara dengan timnas pria AS. Mereka pun membuat kampanye lewat kaos bertuliskan "Equal Play Equal Pay. Harapannya, kampanye itu bisa mengubah keputusan terkait pembayaran mereka.

Kampanye timnas wanita Amerika Serikat soal isu diskriminasi pembayaran di Olimpiade 2016. (CNN)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dukungan Suporter


"Penting bagi kami menggunakan platform tersebut sebelum Olimpiade untuk menjaga perjuangan kami demi upah yang setara di garis depan. Kami akan terus berjuang dan melanjutkan teriakan kami," ungkap kiper timnas wanita AS, Hope Solo, seperti dikutip CNN.

Rencananya, kaos itu juga akan dijual dengan harga US$ 20 hingga 22 Juli 2016. Ide untuk menjual kaos itu kepada fans muncul setelah lima pemain tim wanita AS, Ale Morgan, Solo, Megan Rapinoe, Carli Lloyd, dan Becky sauerbrunn, memposting pose mereka dengan koas tersebut di Twitter.

Tak disangkap, para follower mereka meresponnya dengan meminta kaos tersebut untuk dijual. Mereka pun langsung berencana untuk mengeluarkan versi originalnya demi menghindari beredarnya kaos palsu tersebut yang mulai marak dijual. Nantinya, hasil penjualan tersebut akan diberikan 100% kepada para pemain.

"Grafik permintaan meningkat pesat. Mereka ingin membantu menyebarkan pesan kami yang seakan direndahkan," kata Solo. Di sisi lain, keluhan juga sudah disampaikan para pemain kepada Federasi Sepak Bola AS dan dibantu seorang pengacara bernama Jeffrey Kesler.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini