Sukses

Selain Higuain, 6 Pemain Ini Dicap Sebagai Pengkhianat

Gonzalo Higuain hengkang ke Juventus karena tidak akur dengan Presiden Napoli.

Liputan6.com, London - Pekan ini, bursa transfer dikejutkan dengan kepindahan striker Napoli, Gonzalo Higuain ke Juventus. Dua tim itu merupakan musuh bebuyutan di pentas Serie A Italia.

Juventus harus merogoh kocek lebih dari Rp 1 triliun untuk mendapatkan tanda tangan mantan striker Real Madrid tersebut. Higuain menyepakati kontrak lima tahun bersama Si Nyonya Tua (sebutan Juventus).

Higuain sendiri mengakui bahwa keputusannya hengkang ke Juventus karena sudah tidak akur dengan Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis. "Saya sudah tidak harmonis dengan dia karena caranya berpikir tidak pernah sejalan dengan saya," ujar pemain 29 tahun itu.

Hengkang ke Juventus membuat Higuain menjadi orang yang paling dibenci di Kota Naples. Tak sedikit fans Napoli yang membakar jersey Higuain, pemain yang mereka anggap pengkhianat.

Sebelum Higuain, ada enam pemain yang dicap sebagai pengkhianat di dunia sepak bola. Siapa saja mereka? Simak di halaman selanjutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Samir Nasri

Samir Nasri

Manajer Arsenal, Arsene Wenger menemukan Samir Nasri dari klub asal Prancis, Marseille pada 2008. Nasri membuat Wenger kepincut setelah penampilan heroiknya bersama Prancis di Piala Eropa U-17 pada 2004.

Demi mendapatkan Nasri, manajemen Meriam London --sebutan Arsenal-- mengeluarkan mahar sebesar 12 juta pounds ke rekening Marseille. Sejak kedatangannya di Emirates Stadium, Nasri sangat dipuja fans Arsenal.

Namun pada 2012, Nasri membuat fans Meriam London murka. Pemain kelahiran Prancis itu memilih hengkang ke Manchester City, musuh bebuyutan Arsenal di Liga Premier Inggris.

Sejak bergabung dengan City, Nasri menjadi pemain yang paling dibenci fans Arsenal. Setiap kali Nasri bermain di Emirates Stadium, fans Meriam London selalu mengejeknya.

Nasri sendiri memilih untuk cuek dengan sikap suporter Arsenal. Dia malah menyebut pendukung Meriam London sangat bodoh. "Saya pikir tindakan fans Arsenal itu bodoh. Saya bukan penggemar Arsenal. Jujur, saya adalah pemain profesional dan akan berbuat sebaik mungkin untuk karierku," kata Nasri.

3 dari 7 halaman

Carlos Tevez

Carlos Tevez

Fans Manchester United sangat menyukai gaya permainan striker asal Argentina, Carlos Tevez pada periode 2007 hingga 2009. Tevez juga menjadi salah satu pahlawan MU ketika memenangkan Liga Champions 2008.

Sayagnya, rasa cinta pendukung Setan Merah (sebutan MU) berubah menjadi kebencian sejak Tevez memutuskan untuk hengkang ke rival sekota MU, Manchester City pada 14 Juli 2009. Striker berusia 32 tahun itu hengkang ke City karena kesal dengan manajemen MU yang tidak memberikan kontrak baru untuknya.

"Ferguson sempat mengatakan pada saya bahwa mereka bakal membeli hak saya (dari pihak ketiga Media Sports Investment) dan bertahan di Old Trafford. Tapi, saya hanya mendengar tentang hal itu selama setahun tanpa ada bukti nyata," ucap Tevez.

"Kemudian, saya memilih pergi ke City dan MU malah mengeluh. Saya tidak punya pilihan untuk menandatangani kontrak dengan MU. Sebab, saya free transfer," katanya.

4 dari 7 halaman

Ashley Cole

Ashley Cole

Bek sayap Inggris, Ashley Cole dinilai fans Arsenal sebagai pemain yang mata duitan. Diasuh manajer Meriam London, Arsene Wenger sejak 1999, Cole malah hengkang ke Chelsea, rival sekota Arsenal.

Pria yang kini berusia 35 tahun tersebut memilih bergabung dengan Chelsea karena mendapat bayaran lebih besar dari yang diberikan Meriam London.

Media Inggris menyebut Cole mendapat upah sebesar 90 ribu pounds per pekan dari The Blues (sebutan Chelsea). Sementara bersama Arsenal, Cole dibayar 55 ribu pounds setiap minggunya.

5 dari 7 halaman

Robin van Persie

Robin van Persie

Arsenal tak pernah berhenti dikhianati pemainnya sendiri. Pada 15 Agustus 2012, kapten sekaligus striker andalan Meriam London, Robin van Persie memilih meninggalkan Emirates Stadium untuk bergabung dengan Manchester United.

Van Persie memilih hengkang ke MU karena ingin memenangkan gelar Liga Premier Inggris. Itu merupakan gelar yang tidak bisa diraihnya selama delapan musim memperkuat Meriam London.

Pada musim pertamanya di Old Trafford Stadium, Van Persie berhasil mewujudkan impiannya memenangkan Liga Premier Inggris. Pemain asal Belanda itu juga menjadi top skorer Liga Premier Inggris 2012/13 dengan raihan 26 gol.

Dia memenuhi mimpinya menjadi juara di Liga Inggris bersama MU. Sayang, karier Van Persie bertahan dua musim saja. Di musim ketiganya, dia malah dilepas MU karena penampilan yang tidak meyakinkan.

6 dari 7 halaman

Luis Figo

Luis Figo

Pada 1995 hingga 2000, gelandang asal Portugal, Luis Figo sangat dipuja publik Camp Nou Stadium. Dia mencetak 45 gol dari 249 penampilan di semua kompetisi bersama Barcelona.

Namun, fans Barcelona dibuat kesal oleh Figo pada Juli 2000. Dia memilih hengkang ke musuh bebuyutan Barcelona, Real Madrid dengan mahar sebesar 37 juta pounds.

Pendukung Barcelona mengungkapkan rasa kekesalannya kepada Figo pada laga El Clasico di Camp Nou Stadium, 21 Oktober 2000. Ketika itu, Figo yang sedang mengeksekusi tendangan penjuru dilempari kepala babi oleh fans Barcelona.

Sampai sekarang, baik Figo ataupun fans Barcelona bakal mengingat insiden lempar kepala babi itu. Tak heran, insiden itu selalu diingat setiap El Clasico digelar.

7 dari 7 halaman

Sol Campbell

Sol Campbell

Sol Campbell menjadi pemain yang paling dibenci suporter Tottenham Hotspur. Campbell merupakan pemain yang dibesarkan akademi Spurs pada 1989. Dia mulai menembus skuat inti Tottenham Hotspur pada 1992.

Dia punya 315 caps di jantung pertahanan Spurs. Pemain asal Inggris itu tidak tergantikan di lini pertahanan Tottenham Hotspur dalam satu dekade.

Namun pada 18 Agustus 2002, dia menjadi pemain yang paling dibenci fans Spurs. Sebabnya, Campbell memilih hengkang ke rival sekota Spurs, Arsenal.

Campbell semakin dibenci fans Tottenham Hotspur setelah mencetak satu gol di White Hart Lane, kadang Spurs, pada 17 November 2002. Gara-gara golnya, Spurs gagal mengalahkan Arsenal, pertandingan itu berakhir dengan skor 1-1.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini