Sukses

Nurfitriyana, Peraih Medali Pertama Indonesia di Olimpiade

Sukses Yana diukir pada perhelatan Olimpiade 1988 Seoul dari cabang panahan.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Nurftriyana Saiman akan selalu dikenang dalam sejarah olahraga Indonesia. Itu karena ia adalah salah satu penyumbang medali pertama Indonesia di ajang Olimpiade. Ia pun bicara mengenai kenangannya jelang Olimpiade 1988 Seoul.

Energi wanita yang kerap disapa Yana ini memang tak sebesar dulu lagi. Ia mengaku tak bisa berlama-lama memegang alat memanah. Namun, perhatian Yana terhadap olahraga ala film Robin Hood ini masih begitu besar.

Baca Juga

  • Mengenal Panahan, Tambang Medali Pertama Indonesia di Olimpiade
  • Jesse Owens 'Tampar' Hitler di Olimpiade 1936
  • Pernah 'Sepanggung', Daud Cino Kaget Mike Mohede Meninggal

Sebagai mantan atlet panahan, tentu Yana tak akan meninggalkan dunia yang sudah membesarkan namanya begitu saja. Buktinya, ia pun coba menurunkan ilmu yang ia dapat dengan bertugas sebagai pelatih. Profesi itu ia jalani di sela-sela waktunya sebagai karyawan Bank DKI.

Senin (1/8), Liputan6.com berkesempatan untuk bertemu dengan sosok wanita yang membawa Indonesia meraih perak panahan beregu putri Olimpiade 1988 Seoul bersama Lilies Handayani dan Kusuma Wardhani di Lapangan Panahan, Senayan. Kebetulan, suksesnya juga menjadi medali pertama tim Merah Putih dalam sejarah multievent empat tahunan tersebut.

"Ikut andil dalam menyumbang medali pertama Indonesia di ajang Olimpiade adalah sebuah prestasi yang tak bisa saya lupakan saat ini. Saat itu kami berjuang di tengah dominasi Korea Selatan. Makin tak terlupakan karena kami menjadi pembuka keran medali Indonesia di Olimpiade-Olimpiade selanjutnya," kata Yana dalam sebuah perbincangan kepada Liputan6.com.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Optimisme Jelang Rio 2016

Wanita kelahiran 7 Maret 1962 itu juga mengungkapkan perbedaan antusias masyarakat Indonesia terhadap olahraga panahan di eranya dan sekarang ini. Menurutnya, olahraga panahan tak begitu disukai pada zaman dulu.

Yana pun mengaku awal mula kariernya di bidang olahraga bukan sebagai pemanah, melainkan pesenam. Ia baru diperkenalkan kakak iparnya, Jeffilia Hambali, dengan olahraga panahan sejak 1980. Awalnya coba-coba, lama-kelamaan Yana pun menekuninya.

Ia pun terpilih sebagai anggota tim panahan Indonesia dalam beberapa ajang SEA Games dan Asian Games sebelum merebut tiket Olimpiade 1988. Pengalaman itu yang dijadikan Yana dan rekan-rekannya sebagai modal meraih perak di ajang tersebut.

Tentu, pencapaian tersebut membuat Yana bangga. Pasalnya, ia sudah bekerja keras dengan metode latihan yang berbeda untuk menyambut Olimpiade 1988. Karenanya, Yana juga berharap tim panahan Indonesia bisa memenuhi ekspektasi di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.

"Perkembangan olahraga panahan saat ini cukup baik. Kita lihat saja tim putra untuk pertama kalinya berangkat ke Olimpiade. Tim pelatih pun sudah mempersiapkan mereka sejak lama. Apalagi jika melihat sistem pertandingan saat ini. Segalanya bisa terjadi. Insya Allah apa yang mereka inginkan dapat tercapai," tutur Yana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini