Sukses

Olimpiade 2000 Satukan Korea Selatan dan Korea Utara

Mereka membawa bendera baru yang menggambarkan semenanjung Korea.

Liputan6.com, Jakarta - Olimpiade bukan hanya panggung bagi persaingan antar atlet dalam meraih medali. Drama yang tersaji pada pesta olahraga multicabang empat tahunan itu punya banyak kisah yang pantas dikenang.

Salah satunya, Olimpiade Sydney 2000 yang akan selalu diingat sebagai momen perdamaian Korea Selatan dan Korea Utara. Kedua negara bertetangga ini kembali terlihat 'bermesraan' di hadapan publik.

Kontingen kedua negara bersatu di pesta pembukaan Olimpiade 2000. Mereka mengusung bendera baru yang menggambarkan Semenanjung Korea. Bendera ini dibawa oleh dua orang mewakili Korea Selatan dan Korea Utara.

Pelatih judo Korea Utara Park Jung Chol dan pebasket putri Korea Selatan Chun Un Son mendapat kehormatan membawa bendera Semananjung Korea itu. Kontingen Korsel dan Korut tak hanya berjalan beriringan, tapi atlet dan pelatihnya juga bergandengan tangan.

Kejadian ini sungguh mengharukan mengingat Korea terbelah menjadi dua sejak perang saudara tahun 1950. Sejak saat itu hubungan Korsel dan Korut tidak pernah harmonis.

Korea Selatan dan Korea Utara membawa bendera yang sama di pembukaan Olimpiade Sydney 2000.

"Hatiku gembira. Saya tidak pernah berpikir ini akan menjadi kenyataan. Ini membawa kami semakin dekat untuk reunifikasi," ucap salah seorang atlet Korut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Undang Decak Kagum

Pemandangan langka ini mengundang decak kagum dari penonton yang berada di stadion maupun jutaan penonton yang menyaksikan melalui layar televisi. Bahkan Presiden IOC ketika itu, Juan Antonio Samaranch sampai memberikan standing applause.

Meski selama Olimpiade berlangsung kedua negara berkompetisi sendiri-sendiri, bersatunya Korut dan Korsel menunjukkan olahraga dapat menjadi ajang perdamaian. Dengan olahraga, perbedaan asal, ras, suku, hingga agama dapat ditinggalkan.

Di masa lalu, Olimpiade pernah diganggu masalah politik. Ajang empat tahunan itu pernah dibatalkan akibat Perang Dunia II tahun 1940. Pelaksanaan Olimpiade 1980 juga diganggu aksi boikot Amerika Serikat yang tidak mau tampil di Moskow karena Perang Dingin.

Sayangnya, bersatunya Korsel dan Korut di arena Olimpiade 2000 tidak dapat berlanjut secara politik. Hingga saat ini kedua negara masih bertikai. Bahkan konflik di Semananjung Korea semakin memanas saja.

Beberapa kali Korut memanasi suasana dengan uji coba rudal jarak jauh. Bahkan terang-terangan Korsel menguji rudal yang bisa menjangkau wilayah Korsel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.