Sukses

Guardiola dan Awal Revolusi Manchester City

Pep Guardiola melakukan perubahan di skuat Manchester City.

Liputan6.com, Manchester - Setelah menanti cukup lama untuk melihat perubahan yang dilakukan Pep Guardiola terhadap Manchester City, hasil di laga perdana terbilang kurang memuaskan. Dalam laga perdana Liga Primer Inggris melawan Sunderland, City hanya menang 2-1.

Dua gol The Citizens berasal dari penalti Sergio Aguero dan bunuh diri bek Sunderland, Paddy McNair, sedangkan gol balasan Sunderland diciptakan Jermain Defoe. Dalam kemenangan itu, City bahkan bermain di Etihad Stadium, yang tak lain merupakan markas mereka.

Adalah wajar ekspektasi tinggi dialamatkan kepada City di bawah asuhan Guardiola. Apalagi, Guardiola memiliki reputasi sebagai pelatih dengan ide-ide baru dan segar, serta tidak segan merevolusi tim yang dia tangani.   

Seperti dilansir Independent, bahasa tubuh Guardiola di pinggir lapangan jelas menunjukkan dia tidak terkesan dengan penampilan anak-anak asuhannya. Serangan Sergio Aguero dan kawan-kawan belum terlihat begitu berbahaya, permainan City juga belum sepenuhnya seirama.



"Kami di sini untuk memenangkan gelar, tapi ada enam, tujuh, bahkan delapan tim besar di Liga Primer Inggris," ungkap Guardiola, seperti dilansir Straits Times.

"Untuk menciptakan sesuatu Anda butuh waktu, untuk membuat ide-ide permainan menyerang, tapi untuk jiwa kami tidak butuh waktu. Untuk bermain dengan jiwa, kami tidak butuh waktu," tutur mantan pelatih Bayern Muenchen ini.



Perubahan memang terjadi dalam hal taktik. Fernandinho yang bisa diturunkan sebagai gelandang bertahan, kini dimainkan di antara John Stones dan Aleksandar Kolarov sebagai ball-playing centre-half. Namun, tetap memasang Bacary Sagna dan Gael Clychy sebagai full-back.

Guardiola menerapkan pola 4-1-4-1 sejak peluit kick-off dibunyikan. Sebuah formasi baru untuk City, dengan melibatkan tiga bek, dan dua full-back yang bermain lebih ke tengah, tapi mereka juga bisa menjadi lima bek ketika tengah diserang.

 

Sistem baru ini terasa masih dalam progres untuk dikerjakan para pemain City. Hal itu terlihat dalam pertandingan City melawan Sunderland, kemarin. Guardiola berharap anak-anak asuhannya cukup pintar untuk memahami apa yang dia inginkan.

Sejumlah nama di skuat City saat ini sepertinya juga tidak masuk dalam rencana Guardiola ke depan. Joe Hart bukan pilihan utama lagi di bawah mistar The Citizens, demikian juga Yaya Toure yang sebelumnya menjadi jenderal lapangan tengah klub sekota Manchester United ini.



Menarik menanti seberapa besar revolusi yang dibawa mantan pelatih Barcelona ini ke Etihad Stadium. Menilai dari laga kontra Sunderland jelas terlalu dini, tapi publik, khususnya pendukung City jelas tak sabar melihat perubahan positif apa yang bisa diberikan Guardiola untuk klub kesayangan mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini