Sukses

Kisah Bahrain Naturalisasi Pelari Kenya Demi Emas Olimpiade

Bahrain sukses merebut emas pertama sepanjang sejarah Olimpiade.

Liputan6.com, Rio de Janeiro- Kenya selama ini dikenal sebagai penghasil pelari-pelari hebat. Kehebatan Kenya membuat banyak pelari asing datang ke sana untuk mengadakan pemusatan latihan dengan harapan bisa tertular sukses pelari negara Afrika tersebut.

Bahrain tidak mau ikut-ikutan mengirim atletnya ke Kenya. Negara Timur Tengah ini memiilih menempuh cara berbeda. Mereka malah menaturalisasi pelari asal Kenya. Bahrain memanfaatkan kemiskinan yang terjadi ke Kenya untuk merayu atlet-atlet muda berbakat Kenya untuk pindah kewarganegaraan.

Sebagai negara kaya, Bahrain mengiming-imingi pelari muda berbakat asal Kenya dengan memberi beasiswa pendidikan dan jaminan kesejahteraan jika mereka mau dinaturalisasi.

Langkah Bahrain ini terbukti sangat sukses di Olimpiade 2016. Bahrain mampu meraih medali emas pertama sepanjang keikutsertaan di Olimpiade. Emas pertama kontingen Bahrain direbut pelari remaja kelahiran Kenya, Ruth Jebet, yang berjaya di nomor 3.000 meter halang rintang putri.

Sedangkan pelari keturunan Kenya lainnya Eunice Jepkirui Kirwa merebut perak untuk Bahrain di cabang olahraga marathon putri.

Lebih dari 30 atlet lari keturunan Kenya bersaing di Olimpiade 2016 untuk negara lain. Kebanyakan mereka mewakili Bahrain dan Turki. Kenya sendiri turun dengan 55 atlet di cabang atletik.

"Tidak ada dukungan di Kenya. Kami berbicara dengan Federasi Atletik Bahrain dan mereka mengatakan 'Anda bisa datang dan kami akan membayar semuanya'," tutur Jebet.

"Mungkin jika saya di Kenya, saya tidak akan bisa tampil di Olimpiade karena banyak atlet atletik di sana," sambung Jebet.

Atlet 19 tahun itu dinaturalisasi Bahrain tiga tahun lalu. Dia memilih pergi dari Kenya karena tidak mampu membayar uang sekolah. Jebet sukses membayar kepercayaan Bahrain dengan mengukir sejarah meraih emas pertama.

Rival Kenya di cabang atletik, Ethiopia juga mengalami masalah serupa. Banyak pelari kelahiran Ethiopia mewakili negara lain di Olimpiade. Medali pertama Bahrain di Olimpiade didapat dari atlet kelahiran Ethiopia. Maryam Yusuf Jamal merebut medali perunggu pada nomor 1.500 meter di Olimpiade London 2012.

Naturalisasi atlet atletik dari Kenya dan Ethiopia mulai mendapat perhatian Federasi Olahraga Atletik (IAAF). Mereka akan membahas masalah naturalisasi ini pada pertemuan akhir pekan nanti di Rio.

Bahrain sangat serius ingin merajai atletik. Mereka menunjuk mantan pelari top Kenya Joshua Kemei untuk memimpin program lari di Bahrain sejak 2012. Kemei kini menjadi pelatih kepala atletik di Bahrain dan bertugas mencari talenta berbakat di sekolah-sekolah Kenya.

"Kami bernegosiasi dengan orang tuanya setelah mengidentifikasi atlet-atlet berbakat sebelum membawa mereka ke Bahrain untuk menyelesaikan kesepakatan," terang Kemei.

Para atlet yang dinaturalisasi itu baru akan mendapatkan bayaran besar bila mampu berprestasi. Meski awalnya dianggap eksploitasi, Kenya perlahan mulai menerima dan tak mempermasalahkan banyaknya atlet mereka dinaturalisasi negara lain karena pada akhirnya menguntungkan negara mereka.

"Ini hanya mengekspor bakat. Atlet-atlet tersebut hanya menggunakan nama Bahrain tapi tujuan mereka semua adalah warga Kenya. Mereka tinggal dan berlatih bersama kami dan memenangkan yang banyak di luar sana untuk datang dan berinvestasi di Kenya," ucap petinggi Federasi Atletik Kenya, Paul Mutwii kepada Reuters.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.