Sukses

Carolina Marin Bidik Emas Pertama di Olimpiade

Carolina Marin bakal menghadapi tunggal putri India, Pusarla Venkata Sindhu di partai final cabang olahraga bulu tangkis Olimpiade 2016.

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Pebulu tangkis Spanyol, Carolina Marin berpeluang besar mencetak sejarah di Olimpiade. Dia punya kesempatan meraih medali emas Olimpiade pertama sepanjang sejarah kariernya.

Wanita berusia 23 tahun tersebut bakal menghadapi tunggal putri India, Pusarla Venkata Sindhu di partai final cabang olahraga bulu tangkis Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Jumat (19/8/2016) malam WIB. Marin menyingkirkan tunggal putri Tiongkok, Li Xuerui di babak semifinal dengan skor 21-14 dan 21-16.

Marin, pebulu tangkis putri nomor satu dunia, mengaku sudah siap berjuang memenangi medali emas Olimpiade pertamanya. "Ini merupakan momen besar untuk saya. Hanya satu pertandingan lagi dan saya sudah fokus untuk memenangkannya," ucapnya, dikutip dari Channel News Asia.

Dia punya catatan bagus saat melawan Sindhu. Marin sudah mencatatkan empat kemenangan dari enam pertandingan menghadapi atlet berusia 21 tahun tersebut.

Meski demikian, Marin tidak mau sesumbar bisa mengalahkan Sindhu dengan mudah. Menurut Marin, Sindhu mempunyai keistimewaan dengan pukulan-pukulan smesnya.

"Saya tidak tahu hal apa yang akan terjadi di partai final. Namun, saya merasa emosional karena sudah bekerja keras untuk melangkah sejauh ini. Saya ingin meraih medali emas," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Latihan di Jakarta

Marin merupakan atlet Spanyol yang sudah dua kali latihan bersama pebulu tangkis Indonesia di Cipayung, Jakarta Timur. Bahkan, sebelum tanding di Olimpiade 2016, Marin juga mendapat ilmu di Cipayung.

Dia memilih Cipayung sebagai tempat latihannya karena banyak lawan latih tanding. Tidak hanya itu, Cipayung memiliki fasilitas yang lebih lengkap bila dibandingkan dengan Spanyol.

"Saya senang latihan di Cipayung karena fasilitas latihannya cukup bagus. Lagipula di Spanyol saya tidak punya banyak sparring partner putri, lebih sering latihan dengan pemain putra, dan itu rasanya berbeda," kata juara All England 2015 tersebut.

"Selama di Cipayung, saya berlatih bersama pemain-pemain Indonesia. Mereka juga melihat bagaimana saya berlatih bersama pelatih saya. Semoga ini bisa memberi semangat kepada pemain-pemain muda," ia menambahkan.

Bagi Marin, Indonesia seperti rumahnya sendiri. "Indonesia sudah seperti rumah kedua bagi saya. Semua orang di Indonesia selalu memberi dukungan kepada saya setiap kali bertanding di sana. Terima kasih untuk semuanya," ujar Marin saat berada di Indonesia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.