Sukses

Emas Karate PON 2016, Persembahan Si Raja Kumite

Umar menang telak di partai final. Dia mengalahkan wakil DKI Jakarta.

Liputan6.com, Bandung- Usianya telah menginjak 40 tahun, tapi kemampuannya di karate nomor kumite 84kg masih yang terbaik di Indonesia. Umar Syarif baru saja meraih medali emas PON 2016 Jawa Barat, Minggu (18/9/2016) di Sabuga ITB, Bandung.

Sejak babak penyisihan, Umar begitu dominan hingga melangkah ke final. Di final ia menang telak 9-1 atas karateka DKI Jakarta, Caesar George Isac. Umar sendiri mewakili kontingen Jawa Timur.

Ia mengikuti PON 2016, karena ingin membuktikan di usianya sekarang masih berprestasi. Umar juga menyayangkan karateka-karateka generasi di bawahnya yang gagal berkembang.

"Karateka-karateka generasi sekarang tidak komitmen, setelah turnamen, ya sudah mereka tidak jaga kondisi. Yang di pikiran cuma uang bonus, mereka tidak mau mengeluarkan uang demi karier karate mereka jangka panjang," papar Umar kepada wartawan seusai pengalungan medali emas.

"Saya menyayangkan sekali generasi di bawah saya tidak ada yang bersinar. Tapi, kemarin di Kejuaraan Junior ada yang juara, semoga dia berkembang dengan baik ya," ucap pria yang kini tinggal di Swiss itu
 
Umar sendiri sudah memiliki Dojo di Swiss. Hanya pada waktu-waktu tertentu dia pulang ke Indonesia, karena banyak kegiatan yang harus dia jalani.

Keputusannya tampil di PON 2016 juga salah satu cara dia bersenang-senang dengan karate. Dia menyarankan kepada para juniornya untuk tidak setengah-setengah dan komitmen penuh di karate jika mau berprestasi internasional.

"Yang penting jaga kondisi, saya juga pelatih zumba. Rahasia tetap fit ya olahraga, jaga kondisi tubuh. Kalau mau jadi atlet, harus komitmen, jangan semata-mata karena ada uangnya," ungkap Umar.

Dia juga tidak menutup kemungkinan membantu PB Forki untuk melatih. Namun, selama ini dia mengaku kesulitan mengatur waktu karena kesibukannya di Swiss.

"Ini yang terakhir, PON ini yang terakhir. Saya tidak akan ikut lagi. Saya tentu ingin yang muda-muda yang juara, tapi yang terjadi ya seperti ini," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.