Sukses

Noda-Noda PON Jabar, dari Tawuran di Air hingga Mogok Bertanding

Pekan Olahraga Nasional (PON) Jabar diwarnai sederet aksi memalukan. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX sudah memasuki hari ketiga setelah resmi dibuka di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (17/9/2016). Sejauh ini, tuan rumah Jawa Barat masih memimpin perolehan medali.

DKI Jakarta membuntuti di posisi kedua, sementara urutan ketiga masih ditempati oleh kontingen Jatim.

PON adalah ajang bagi atlet-atlet dari daerah bersaing untuk jadi yang terbaik di Tanah Air. Mereka bertarung untuk memperebutkan keping demi keping medali dari cabang olahraga yang dipertandingkan.

Sayangnya perjuangan para atlet harus diwarnai sejumlah insiden memalukan. Tawuran antarpemain hingga aksi mogok bertanding telah menodai arena PON XIX 2016. Dari segi penyelenggaraan, sejumlah kendala juga masih menghantui. Mulai dari sarana informasi yang tidak memadai hingga venue yang bermasalah.

Berikut ini beberapa noda yang mengotori PON Jabar 2016:

1. Perkelahian suporter
Tawuran antarsuporter pecah saat DKI Jakarta berhadapan dengan Jawa Barat di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Minggu, 18 September 2016. Saat itu, kedua tim bertemu di babak penyisihan grup. 

Beruntung insiden ini mampu dikendalikan oleh petugas keamanan yang terdiri dari polisi dan tentara. Akibat insiden ini, kick off babak kedua sempat tertunda selama 20 menit. Jabar akhirnya menang dengan skor 2-0. Dua gol kemenangan tuan rumah Jabar dicetak oleh Angga Febryanto Putra (5) dan Heri Susanto (22).

DKI akhirnya tersingkir, sementara Jabar melaju ke babak 8 besar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mogok Bertanding

2. Mogok Bertanding
Kinerja wasit menjadi sorotan di cabang olahraga judo yang berlangsung di GOR Saparua. Puncaknya, Senin (19/9/2016), sejumlah kontingen, termasuk DKI Jakarta dan Jawa Timur, memutuskan mogok bertanding.

Kontingen Jatim melancarkan aksi mogok dengan tidak datang ke venue pertandingan. Sedangkan kontingen DKI yang dijadwalkan turun melawan Banten di nomor beregu putra tetap datang, tapi tidak bertanding. DKI ke arena hanya untuk memberikan hormat, lalu turun dan meninggalkan venue.

Ketua Bidang Hukum KONI Jatim, Amir Burhanuddin, menjelaskan aksi mogok ini merupakan kelanjutan dari protes di nomor kata (seni) pada Minggu (18/9/2016).

3 dari 5 halaman

Tawuran Polo Air

3. Tawuran Polo Air
Keributan juga mewarnai cabang olahraga aquatik ini. Berawal dari pemukulan yang dilakukan oleh atlet polo Jabar terhadap Sumatra Selatan saat pertandingan, kericuhan melebar hingga ke tribun penonton.

Ironisnya, suporter tuan rumah yang didominasi aparat TNI juga ikut memanaskan suasana. Mereka melempari kontingen Sumsel dengan botol air mineral. Mereka juga bahkan terlibat keributan dengan kontingen DKI Jakata yang kebetulan berada di lokasi. Dalam video kerusuhan yang sudah banyak beredar saat ini, aparat kepolisian tampak kewalahan untuk memisahkan dua kelompok yang bertikai.

Salah seorang aparat berpakaian militer sempat tertangkap kamera melayangkan bogem mentah ke arah kontingen DKI Jakarta. Keributan ini menjadi sorotan banyak pihak, termasuk Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi. Dia meminta agar semua pihak menahan diri dan tidak mencederai sportivitas.

4 dari 5 halaman

Rebutan Atlet

4. Rebutan atlet
Silang sengketa terkait kepemilikan atlet memang wajar terjadi setiap PON berlangsung. Tidak terkecuali pada PON XIX yang berlangsung di Jabar saat ini. Salah seorang perenang nasional yang telah tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Glenn Victor terpaksa harus menyandang status unattached akibat dua daerah, Jawa Barat dan Jawa Timur, tidak menemukan solusi terkait kepemilikan perenang putra tersebut.

Status ini membuat Glenn kehilangan hak untuk mendapatkan medali dan pencatatan waktu lomba.

Perebutan atlet bahkan masih berlangsung saat PON XIX sudah berlangsung. Karateka Imam Tauhid dan atlet panjat tebing Tonny Mamiri sampai saat ini masih diperebutkan oleh Jabar dan Jateng. 

Sebelumnya, Imam dan Tonny telah diklaim sebagai atlet milik kontingen Jawa Tengah. Kisruh tersebut berujung sampai persidangan dari Dewan Hakim dan menghasilkan surat putusan dengan register perkara nomor: 03/DH-PON XIX/2016, tanggal 18 September.

‎Ketua Tim Hukum KONI Jawa Barat, Tugiman, mengatakan pihaknya akan tetap berpegang teguh pada surat putusan dewan hakim sebelumnya, yaitu Nomor: 03/DH-PON XIX/2016 tanggal 16 September, yang menyatakan Jawa Barat telah memenangkan gugatan terhadap Jawa Tengah atas perihal Imam Tauhid dan Tony Mamiri.‎ (Lihat berita lengkap lengkap: Jabar dan Jateng Berebut Atlet di PON 2016)

5 dari 5 halaman

Laman Lamban

5. Laman Resmi Lamban
PONPeparnas2016Jabar.go.id menjadi laman resmi PON Jabar 2016. Sayang, arus informasi yang tersedia jauh dari harapan. Jadwal pertandingan kerap tidak sesuai dengan di lapangan. Selain itu, hasil pertandingan juga tidak mencantumkan nama-nama atlet, baik itu yang meraih medali sekali pun. 

Kekurangan ini diakui oleh Ketua Bidang Pelayanan Media PON 2016 Jabar, Ade Sukasah. Namun menurut dia hal itu tidak disengaja. Dia beralasan, kekacauan jadwal di situs resmi PON bukan disengaja.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.