Sukses

Kontroversi PON Jabar, Hitung Waktu Pakai Stopwatch Manual

Sejumlah kontingen peserta cabor sepatu roda merasa kecewa dan tidak puas.

Liputan6.com, Bandung - PON Jawa Barat 2016 kembali mengundang kontroversi. Kali ini datang dari cabang olahraga sepatu roda yang berlangsung di Lapangan Sepatu Roda Saparua, Kota Bandung, Kamis (22/9/2016).

Dalam penghitungan waktu para atlet saat lomba, cabor sepatu roda ternyata masih memakai stopwatch manual. Padahal, di venue tersebut terdapat alat dengan teknologi lebih canggih yang bisa dipakai oleh panitia pelaksana pertandingan.

Sejumlah kontingen peserta cabor sepatu roda merasa kecewa dan tidak puas dengan kondisi tersebut, terlebih dari empat nomor yang dipertandingkan hari ini (22/9/2016), tuan rumah Jawa Barat memborong semua medali emas.

Empat nomor sepatu roda yang dipertandingkan yakni ITT 300 meter putri, ITT 300 metter putra, ITT 500 meter putri, dan ITT 500 meter putra, di mana semuanya pencatatan waktunya menggunakan stopwatch manual.

Panitia inti cabor Sepatu Roda PON Jabar, Ari Prasetyo, mengatakan, pemakaian stopwatch manual karena keterlambatan alat saat tiba di venue pertandingan. Alhasil, alat yang menurut Ari seharga Rp 1,2 miliar itu sia-sia tidak terpakai untuk cabor sepatu roda di PON Jabar kali ini.

"Alat tiba Senin (19/9/2016), tiga hari sebelum pertandingan, itu tergolong terlambat, karena kami harus memasang sensor dulu di sejumlah titik, terus pasang sensor di tubuh atlet. Belum lagi penggunaan aplikasi barunya, butuh waktu dan SDM juga, tiga hari terlalu mepet," kilah Ari saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (22/9/2016).

"Jadi, jangan salahkan kami panitia, salahkan vendornya, lebih jelas tanya Disorda. Kita sudah pesan alat dari dua tahun lalu, tapi baru tiga hari lalu diantar. Jadi, biar tidak perlu penyesuaian lagi dalam tiga hari, kami manual saja hitungnya," ujarnya.

Ari menyatakan, tidak ada protes resmi yang diajukan dari kontingen peserta cabor sepatu roda kepada panpel. Oleh karena itu, dia menilai cabor sepatu roda tidak ada masalah meski menggunakan stopwatch manual untuk pencatatan waktu para atlet.
 
"Lagipula atlet sepatu roda Jabar memang bagus-bagus, latihannya di luar negeri. Jadi, borong medali emas di sepatu roda, wajar," ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini