Sukses

Daftar 5 Duet Maut Timnas Indonesia

Indonesia tercatat memiliki duet -duet haus gol sepanjang masa

Liputan6.com, Tim nasional (timnas) Indonesia saat ini sedang menjalani pemusatan latihan di Stadion Manahan, Solo pada 22-27 September. Langkah ini diambil Alfred Riedl untuk mempersiapkan tim sebelum menghadapi Piala AFF 2016, November mendatang.

Sebanyak 24 pemain dari berbagai posisi telah dipilih Riedl untuk menjalani pemusatan latihan di Solo. Dari seluruh pemain tersebut, sektor lini depan menjadi hal yang paling menarik.

Ada empat pemain berkarakter striker yang saat ini menjalani pemusatan latihan di Solo. Mereka adalah Irfan Haarys Bachdim (Hokkaido Consodole Sapporo), Boaz Solossa (Persipura), Lerby Eliandry Pong Babu (Pusamania Borneo FC), Ferdinand Alfred Sinaga (PSM Makassar). Itu berarti akan ada empat striker yang bakal bersaing merebut tempat utama di timnas.

Kilas balik ke  ke belakang, Timnas Indonesia memiliki sejarah menarik soal duet striker. Siapa saja mereka? berikut ulasannya:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Peri Sandria-Kurniawan Dwi Yulianto

1. Peri Sandria dan Kurniawan Dwi Yulianto

Peri dan Kurniawan merupakan salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Kualitas keduanya dalam mengoyak jala gawang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.

Hal ini yang membuat pelatih Indonesia, Danurwindo memasukkan keduanya dalam skema formasi pada gelaran Piala Tiger 1996. Keputusan ini terbukti jitu.

Pasalnya, Kurniawan dan Peri masing-masing mampu mencetak empat gol sepanjang Piala Tiger 1996. Sayang kolaborasi Peri dan Kurniawan gagal menghadirkan trofi Piala Tiger setelah kalah 1-2 dari Malaysia di babak semifinal.

3 dari 7 halaman

Widodo-Miro Baldo Bento

2. Widodo Cahyono Putro dan Miro Baldo Bento

Gagal di Piala Tiger 1996, Indonesia kembali bersaing pada gelaran Piala Tiger 1998. Bedanya Indonesia saat itu diasuh oleh Rudy Bahalwan dan memanggil banyak wajah baru.

Salah satunya adalah sektor lini depan. Duet Peri dan Kurniawan digantikan oleh dua penyerang Widodo dan Mirobaldo. Pada gelaran ini, duet keduanya bisa dibilang tampil cukup menawan.

Miro mampu mencetak tiga gol sementara Widodo mengoleksi dua gol. Sayangnya, duet anyar ini tetap tak bisa membawa Indonesia juara usai kalah 1-2 dari Singapura di babak semifinal.

4 dari 7 halaman

Gendut Doni-Kurniawan

3. Gendut Doni dan Kurniawan Dwi Yulianto

Piala Tiger 2000 menjadi turnamen yang paling menarik karena Indonesia memiliki tiga striker haus gol, yakni Gendut Doni, Kurniawan dan Budi Sudarsono.

Namun, duet Gendut dan Kurniawan terpilih untuk mengisi lini depan timnas Indonesia di Piala Tiger 2000. Hasilnya cukup bagus usai duet tersebut total mencetak delapan gol sepanjang turnamen.

Gendut mampu mencetak lima gol yang sekaligus menyabet gelar top skorer, sementara Kurniawan mengoleksi tiga gol. Sayangnya, kegagalan kembali dialami Indonesia usai takluk 1-4 dari Thailand di laga final.

5 dari 7 halaman

Bepe-Zaenal Arif

4. Bambang Pamungkas dan Zaenal Arif

Setelah era Gendut Doni, Indonesia langsung memiliki striker baru yang tak kalah tajam bernama Bambang Pamungkas. Bepe (sapaan akrabnya) berduet dengan Zaenal Arif di Piala Tiger 2000.

Bisa dibilang duet ini menjadi yang terbaik karena kolaborasi keduanya mampu menghasilkan 14 gol sepanjang turnamen. Bepe sukses mencetak delapan gol sekaligus menjadi top skorer, sementara Arif menguntit di posisi kedua dengan koleksi enam gol.

Meski kedua striker tersebut sangat tajam, Indonesia tetap tidak berhasil menyabet trofi Piala Tiger. Pasalnya Tim Merah Putih harus menerima kenyataan kalah dari Thailand di partai puncak dengan skor akhir 2-4 melalui drama adu penalti.

Duet ini kembali dipercaya mengisi lini depan pada gelaran Piala AFF 2008. Bedanya, pada gelaran Piala AFF 2002 lalu Bepe yang menjadi top skorer, kali ini giliran Budi yang menyabet titel tersebut. Penyerang berjuluk Si Phyton itu menjadi top skorer usai mencetak delapan gol.

6 dari 7 halaman

Boaz-Ilham Jayakesuma

5. Boaz Solossa dan Ilham Jayakesuma

Gelaran Piala Tiger 2004 menjadi awal karier cemerlang Boaz Solossa. Boaz yang saat itu masih berusia 18 tahun dipercaya mengisi satu tempat di lini depan bersama Ilham Jayakesuma.

Duet ini juga tampil sangat cemerlang usai mencetak total 11 gol. Rinciannya, Boaz mencetak empat gol sementara Ilham tujuh gol. Torehan tujuh gol sekaligus menjadikan Ilham sebagai top skorer Piala Tiger 2004. Namun, lagi-lagi Indonesia gagal juara usai kalah agregat 2-5 dari Singapura di partai final.

7 dari 7 halaman

El Loco-Irfan Bachdim

6. Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim

Piala AFF 2010 menghadirkan duet yang paling unik. Pasalnya, duet striker Tim Garuda, diisi satu pemain naturalisasi dan juga pemain keturunan. Mereka adalah Gonzales dan Bachdim.

Meski begitu, duet Gonzales dan Bacdhim bisa dibilang cukup apik. Pasalnya, Indoensia kembali berhasil menembus babak final pada Piala AFF 2010.

Sayangnya, Tim Merah Putih harus rela kehilangan trofi usai takluk dari Malaysia dengan agregat 2-3 di partai puncak. (Penulis: Yosef Deny Pamungkas)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.