Sukses

3 Insiden Memalukan Selama Gelaran PON

Ajang olahraga empat tahunan ini ternoda dengan berbagai insiden kericuhan yang jauh dari kata sportivitas.

Liputan6.com, Bandung - Pekan Olahraga Nasional (PON) seharusnya menjadi ajang bagi para atlet terbaik Tanah Air unjuk diri dalam mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Namun, tak jarang, ajang empat tahunan ini justru ternoda dengan berbagai insiden kericuhan yang jauh dari kata sportivitas.

Sejak digulirkan pada 8 September 1948, PON selalu melahirkan banyak sekali atlet-atlet berprestasi Indonesia. Para atlet yang berprestasi di PON biasanya akan diproyeksikan  masuk dalam pelatihan nasional (pelatnas) untuk mengikuti ajang internasional.

Akan tetapi, selain melahirkan calon atlet berprestasi Indonesia, PON juga tidak luput dari berbagai insiden yang bisa mencoreng sportivitas. Seperti wasit yang dianggap berat sebelah hingga keributan antaratlet atau antar-suporter.

Terkait itu, Liputan6.com mencoba merangkum berbagai insiden memalukan selama gelaran PON yang dirangkum dari berbagai sumber:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Keributan Cabang Olahraga Sepak Bola di PON Kalimantan Timur 2008

Insiden memalukan terjadi ketika kesebelasan DKI Jakarta berhadapan dengan Papua Barat di Stadion Madya Sempaja, Samarinda pada laga Grup E. Pada saat itu, wasit Hendra Kardiana dan Asisten Wasit II, Jaka Suyana mengalami luka akibat dipukul pemain Papua Barat yang merasa kecewa dengan kepemimpinan Hendra.

Parahnya lagi, Hendra sampai harus mendapatkan perban di bagian kepala karena mengalami luka di bagian kening.

Kejadian bermula ketika kapten tim Papua, Patrich Wanggai mendapatkan kartu kuning kedua pada menit ke-55. Akibat keputusan itu, para pemain Papua langsung mengejar wasit sambil memukul dan menendang. Laga sendiri berakhir dengan skor akhir 2-0 untuk kemenangan DKI Jakarta.

3 dari 4 halaman

2. Kursi Melayang di Cabang Olahraga Karate PON Riau 2012

Arena karate berubah menjadi tempat kericuhan pada pertandingan kelas 55 kilogram antara karateka Jawa Tengah Imam Tauhid melawan Tebing dari DKI Jakarta. Penyebabnya terjadi ketika pelatih Jawa Tengah Mongonsidi melempar kursi ke tengah lapangan karena kecewa atas keputusan juri yang memutuskan anak asuhnya kalah dengan skor akhir 2-4.

Reaksi Monginsidi berimbas pada suporter Jateng yang ikut marah dan melempar botol minuman ke arah juri. Melihat ini, suporter dari DKI Jakarta akhirnya ikut terpancing dan membalas dengan melempari botol ke pendukung Jateng.

Meski begitu, pihak keamanan berhasil meredam emosi kedua suporter, dan Monginsidi langsung diamankan untuk ditenangkan.

4 dari 4 halaman

3. Adu Jotos Cabang Olahraga Polo Air di PON Jawa Barat 2016

PON Jabar 2016 banyak sekali memiliki catatan merah karena terjadi insiden keributan di berbagai cabor. Salah satu yang paling memalukan terjadi di cabor Polo Air.

Kejadian berawal ketika laga antara Jawa Barat melawan Sumatera Selatan. Terlihat pertandingan yang tadinya berjalan dengan baik, berubah menjadi ajang adu jotos ketika kontingen Jabar memukul atlet dari Sumatera Selatan.

Kejadian ini berimbas ke tribun penonton. Suporter tuan rumah yang didominasi aparat TNI terlihat terpancing dengan melempari kontingen Sumsel dengan botol air mineral.

Ironisnya, kontingen DKI Jakarta yang juga berada di lokasi ikut terkena dampaknya. Bahkan, pada video yang beredar tampak seorang aparat berpakaian militer sempat melayangkan tinjunya ke arah kontingen DKI.

(Yosef Deny Pamungkas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.