Sukses

Buntut Rusuh Hoki PON Jabar, Atlet DKI Dapat 10 Jahitan

Akibat pukulan tersebur, Ramdani harus mendapatkan 10 jahitan di kepalanya.

Liputan6.com, Bandung - Kisruh terus terjadi pada perhelatan PON Jawa Barat 2016. Insiden terkini terjadi pada cabang hoki saat DKI Jakarta melawan Papua di Komplek Stadion Si Jalak Harupat, Jumat (23/9/2016).
 
Kala itu, DKI sedang memimpin 1-0 atas Papua. Tiba-tiba, ada pemain Papua nomor 9 yang menyerang pemain DKI, Mochammad Ramdani. Laga itu sendiri berakhir dengan kemenangan 2-0 DKI.
 
Menurut pengakuan pelatih hoki putra DKI, Ahriandi Gusmana, sejatinya tak ada kejadian yang menjadi pemicu insiden tersebut. Karenanya, ia heran mengapa pemain Papua tersebut melakukan kekerasan.
 
"Ketika pertandingan berjalan, tiba-tiba pemain belakang kami, Bayu Rahmat, dipukul pakai stik di bagian perut. Melihat rekannya kesakitan, Ramdani yang hendak menghampiri Bayu langsung kena pukul oleh orang yang sama di bagian kepala," jelas Ahriandi atau yang akrab disapa Acel itu.
 
Akibat pukulan tersebut, Ramdani harus mendapatkan 10 jahitan di kepalanya. Sebelumnya, laga memang sempat dihentikan setelah Ramdani mendapatkan pukulan dari pemain Papua.
 
Kondisinya yang sudah lemas membuat tim medis langsung membawanya ke RSUD Soreang. Dari sana, Ramdani dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung untuk menjalani MRI.
 
"Karena hasilnya bagus, Ramdani dibawa pulang ke hotel. Tapi, di hotel ia justru merasa pusing dan mual-mual sehingga tim medis KONI DKI merujuknya ke RS Borromeous," jelas Acel.
 
Hingga Sabtu (24/9/2016), Ramdani masih mendapatkan perawatan intensif. Dengan kondisi itu, Ramdani dipastikan tak akan bisa lagi bermain untik DKI di PON Jabar 2016.
 
Pasalnya, konsisi Ramdani membutuhkan waktu setidaknya hingga sepekan untuk memulihkan diri. Sayang, sang pelaku justru tak mendapatkan sanksi tegas. Sang pemain hanya dilarang tampil dalam tiga laga.
 
"Saat ini kami menyerahkan semuanya ke manajer dan KONI DKI. Kami juga sedang mengumpulkan bukti dari foto dan video kejadian itu. Sebab, ini ada faktor kesengajaan," tutur Acel.
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini