Sukses

Berawal Coba-Coba, Bidadari Meja Biliar Ini Malah Jatuh Cinta

Titik cerah awal karier Angel mulai terlihat sejak masuk sebagai atlet DKI Jakarta pada 2002.

Liputan6.com, Bandung - Tak pernah terlintas dalam benak Angeline Magdalena Ticoalu untuk menjadi atlet biliar profesional. Apalagi, ia juga sempat mendapatkan perlawanan dari keluarga soal pilihannya itu. Namun, kini ia justru menjadi pebiliar wanita yang dijadikan inspirasi banyak orang.

Dibekali wajah oriental cantik dan postur proporsional, bisa saja Angel--begitu ia akrab disapa--menggeluti dunia hiburan sebagai model atau bintang film. Faktanya, karier yang dipilihnya adalah menjadi pebiliar profesional.

Ia pun mengaku hanya sekadar coba-coba saat pertama kali bermain biliar. Kala itu, ia memang kerap diajak teman-temannya untuk menghabiskan waktu bermain biliar usai pulang sekolah.

"Awalnya saya hanya main-main. Lalu, ada manajer sebuah tempat biliar yang melihat saya bermain. Ia bilang bahwa saya berbakat dan bertanya kepada saya apakah ingin latihan serius atau tidak. Saya jawab, 'Why Not?' Akhirnya saya mulai mencoba latihan serius," kata Angeline saat berbincang dengan Liputan6.com di Graha Manggala Siliwangi.

"Pertama kali latihan, ternyata saya suka, jatuh cinta, dan bisa mengikuti instruksi pelatih. Lalu, saya pikir kenapa saya tak menjadi atlet. Dari situ saya sudah berambisi untuk menjadi pebiliar juara."

Titik cerah awal kariernya mulai terlihat sejak masuk sebagai atlet DKI Jakarta pada 2002. Setahun kemudian, Angel ikut Kejurnas dan langsung memenangkan medali emas. Prestasi itu semakin membuat dara kelahiran 29 Oktober 1984 tersebut percaya diri.

Namun, saat pertama kali memilih biliar sebagai karier, Angel mendapat penolakan dari kedua orangtuanya. Maklum, biliar adalah olahraga yang identik dengan pria pada saat itu. Biliar juga belum popular seperti sekarang.

"Orangtua saya melihat itu sebagai sesuatu yang tak biasa. Namun, setelah mereka melihat saya bermain dan kebetulan saat itu juga banyak wanita yang ikut bermain, akhirnya mereka mengizinkan," tutur Angel.

Setelah mulai naik ke tingkat profesional, berbagai macam prestasi sudah dinikmati wanita yang baru dipersunting Donny Heru pada Juni 2014 itu. Di ajang multievent, ia sudah menikmati medali emas SEA Games. Ia juga rutin selalu tampil di PON sejak edisi 2004. Dan, ia selalu mampu membawa pulang medali.

Sepanjang kariernya, Angel sudah melewati berbagai momen, baik menyenangkan atau menyedihkan. Menurut pengakuannya, momen yang paling tak bisa dilupakannya hingga saat ini adalah saat merebut medali emas SEA Games 2007.

"Tahun lalu saya juga mencapai semifinal di sebuah kejuaraan. Semakin istimewa karena saya mengalahkan tiga juara dunia berturut-turut."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kejutan

Kini, 16 tahun sudah dilewati Angel di dunia biliar. Diakuinya, ia juga sempat melewati masa-masa jenuh. Namun, ia memiliki cara untuk menghilangkan pikiran tersebut, yaitu travelling. Saat sedang menjalani kompetisi di luar daerah atau luar negeri, ia selalu menyempatkan diri untuk berjalan-jalan.

Angeline juga melihat perkembangan biliar di Indonesia saat ini sudah sangat bagus. Ia juga senang jika dirinya menjadi inspirasi bagi para pebiliar lain, khususnya wanita. "Kebetulan, saya selalu mengajak cewek-cewek untuk bisa ikut bermain setiap kali bertanding ke daerah."

"Medali emas SEA Games 2007, tahun lalu saya mencapai semifinal sebuah kejuaraan. Semakin istimewa karena saya mengalahkan tiga juara dunia berturut-turut. Rival saya dari Filipina. Waktu itu saya sempat bertemu dengannya di dua nomor. Saya kalah pada nomor lain, tapi menang ketika kembali berjumpa di final. Itu bukan kemenangan yang mudah karena sempat tertinggal 3-5 sebelum membalikkan situasi menjadi 7-5," katanya.

Sayang, peraih tiga emas PON Riau 2012 itu gagal mengantongi medali emas di PON Jawa Barat 2016. Turun di nomor 10 ball putri, ia harus mengakui pebiliar muda yang menjadi kejutan di PON Jabar 2016, yakni Sylviana.

Langkahnya dihentikan Sylviana dengan skor 5-7 di perempat final. Semakin mengejutkan karena Sylviana mampu melanjutkan kegemilangannya dengan mempecundangi dua pebiliar Jabar untuk mengamankan emas 100 ball putri, yakni Nonny Krystianti Andilah dan Amanda Rahayu.

"Itu bukan kejutan. Saya sempat melawannya pada 2010. Waktu itu ia masih 13 tahun. Saya memang menang, tapi saya bilang ia adalah juara masa depan. Saya bisa melihat ia sangat berbakat. Semakin ke sini perkembangannya masih besar. Tapi, untuk tingkat kematangan, ia masih butuh beberapa tahun lagi," beber penikmat musik The Beatles itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini