Sukses

Atlet Indonesia Juara Dunia Gulat Tradisional Iran

Kejuaraan ini juga bagian dari The Association for International Sport for All (TAFISA) World Sport 2016.

Liputan6.com, Jakarta Pegulat Indonesia, Andika Sulaeman, berhasil memenangkan Kejuaraan Dunia Olahraga Zurkhaneh dan gulat tradisional Iran Koshti Pahlavani usai meraih emas di kelas 70-80 kg, Senin (10/10/2016). Di final yang berlangsung di GOR Cempaka Putih, Jakarta, Andika mengalahkan wakil Azerbaijan, Hasanali Bayramov.

"Alhamdulillah saya senang sekali bisa menang karena ini keikutsertaan saya yang pertama di kejuaraan internasional Koshti Pahlavani," ujar Andika usai bertanding seperti dilansir Antara.

Dalam pertandingan yang diselenggarakan sebagai bagian dari The Association for International Sport for All (TAFISA) World Sport for All Games atau Pesta Olahraga-Rekreasi Masyarakat Dunia 2016 tersebut, Andika menang setelah sukses mendaratkan bantingan sempurna atas Hasanali Bayramov dari Azerbaijan.

Mahasiswa angkatan 2016 Universitas Negeri Jakarta ini melanjutkan sebenarnya dia dan empat  temannya sekampus, mereka adalah lima orang perwakilan tim Indonesia di turnamen diikuti 17 negara ini, hanya memiliki persiapan lima hari sebelum bertanding karena undangan dari panitia datang mendadak.

Waktu yang sempit itu pun kemudian dimanfaatkan untuk melakukan latihan intensif bersama dengan atlet olahraga Zurkhaneh dan Koshti Pahlavani Iran. "Untuk pertandingan olahraga Zurkhaneh kami memang kesulitan karena baru tahu itu apa. Namun untuk Koshti Pahlavani tinggal menyesuaikan saja karena teknik dasarnya sama dengan gulat, hanya berbeda pada peraturan, poin dan pakaian yang dikenakan," katanya.

Koshti Pahlavani, atau ada yang menyebutnya Koshti Pahlevani, adalah bagian dari olahraga di Zurkhaneh. Kegiatan ini biasanya dilakukan setelah masyarakat Iran melakukan olahraga angkat beban tradisionalnya.

Adapun Zurkhaneh, menurut Federasi Olahraga Zurkhaneh Internasional (IZSF) adalah tempat di mana masyarakat Iran, dahulu Persia, melakukan beberapa gerakan senam kebugaran angkat beban untuk memperkuat tubuh, membentuk jiwa olahragawan, mempraktikkan kerendahan hati dan menghindari kesombongan. Dalam praktiknya, senam itu dilakukan dengan menggunakan beberapa alat diiringi musik dari sejenis gendang yang disebut "zarb" dan yang seperti lonceng atau "zang".

Sementara beberapa alat yang digunakan dalam senam di Zurkhaneh adalah pentungan yang disebut "meel", papan besar disebut "sang", papan push up dan rantai.

Maskot TAFISA Games 2016
Sementara itu, TAFISA Games sendiri telah berlangsung sejak Minggu (9/10/2016). Pekan olahraga rekreasi masyarakat dunia ini diikuti berbagai negara. Tak hanya ajang bagi para atlet untuk unjuk kemampuan, event ini juga jadi wadah promosi pariwisata Indonesia dan pelestarian hewan khas Indonesia.

Tarsius Tumpara, menjadi hewan yang mendapat sorotan dalam hajatan ini. Hewan primata langka yang berasal dari Pulau Siau, Sulawesi Utara ini sengaja dijadikan sebagai maskot TAFISA 2016.

Wakil Presiden, Jusuf Kalla, membuka TAFISA Games 2016.

Menurut Director & Chief Technology Officer Indosat Ooredoo, John M Thompson, pihaknya memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung penyelenggaraan TAFISA Games 2016 sekaligus memberikan upaya perlindungan terhadap hewan khas Indonesia. Caranya dengan memfasilitasi habitat baru bagi primata terkecil di dunia tersebut di Taman Margasatwa, Ragunan.

"Melalui upaya perlindungan dan penyelamatan ini, termasuk menjadikan Tarsius sebagai maskot TAFISA World Games 2016, diharapkan dapat menimbulkan kesadaran masyarakat akan perlindungan hewan langka," kata John di hadapan wartawan di Hotel Discovery, Senin (10/10/2016).

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua TAFISA Games 2016, Hayono Isman. Pihaknya juga merasa bangga bisa ikut ambil bagian dalam upaya pelesatarian hewan langka Indonesia. "Pemilihan Tarsius sebagai maskot bermakna sebagai harapan dan cita-cita baik bahwa olahraga tradisional yang semakin kurang dikenal dan langka di Indonesia dan seluruh dunia dapat dilestarikan seperti hewan unik ini."

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini