KOLOM: Krisis Inter, Icardi, dan Polemik Biografi

Liputan6.com, Milan - Di saat Inter Milan berada dalam periode sulit, di Serie A Liga Italia, ataupun ajang Eropa, polemik muncul antara Mauro Icardi dan Interisti. Icardi menyalakan api lewat  buku biografinya yang merekonstruksi perselisihan dirinya dan suporter Curva Nord Inter pada bulan Februari 2015, di laga Inter lawan Sassuolo.

Terdapat lembaran-lembaran pada buku tersebut yang dianggap ofensif dalam menyikapi isu-isu sensitif, baik oleh tifosi ultra Inter ataupun klub. Para tifosi ultra tersinggung dengan sikap Icardi, yang tak lain adalah kapten Inter.

Pada perselisihan tersebut, Icardi bahkan sempat mengancam para tifosi Curva Nord Inter. "Saya akan membawa 100 kriminal dari Argentina untuk menghabisi kalian semua!" begitu kata-kata Icardi yang ditujukan pada Curva Nord tahun 2015 lalu.

Tifosi Curva Nord langsung bereaksi. Mereka memampang sepanduk besar di bawah rumah Icardi, bertuliskan; "Noi ci siamo, quando arrivano i tuoi amici argentini ci avvisi o fai da infame?" ("Kami ada di sini, ketika tiba teman-teman argentina-mu, beritahukanlah atau kamu akan menjadi pengkhianat")

Icardi memang kerap menyinggung para tifosi ultra klub, juga menyalahi regulasi klub, bahkan merusak imagenya bersama klub. Karena itu pihak klub sendiri telah menegur secara langsung Icardi.

Para tifosi keberatan jika Icardi tetap mengemban ban kapten Inter. Icardi dianggap bukan merupakan sosok kapten yang tepat, yang mampu melambangkan dan memimpin klub. Icardi dinilai jauh dari sosok kapten yang berwibawa, berkarakter, memiliki karisma tersendiri.

Perburuk Situasi
Polemik tersebut tentu saja memperburuk situasi yang sudah sulit pada tubuh Inter.
Menyikapi masalah ini, pertemuan khusus dilangsungkan di markas besar Inter di Pinetina, antara Icardi dengan jajaran direksi klub, Minggu (17/10/2016). Pertemuan berlangsung kurang lebih satu jam.

Ketika keluar dari markas tim, wajah Icardi nampak sendu dan kurang tenang. Klub memutuskan memberikan sanksi denda kepada Icardi, atas kelalaiannya terkait buku yang diterbitkannya. Tentang konfirmasi apakah Icardi akan tetap mengemban ban kapten Inter, Piero Ausilio, direktur olahraga Inter dan Javier Zanetti (direktur klub) mengatakan, mengenai hal itu, akan didiskusikan kembali. Namun, menurut humas klub, saat ini ban kapten, masih akan berada di lengan Icardi.

Bagi Inter, apa yang terjadi hendaknya menjadi pembelajaran bagi semua pihak, baik Icardi, klub, ataupun para tifosi sendiri. Tidak ada manusia yang sempurna. Ketika Icardi membuat suatu kesalahan, bukan berarti tidak layak untuk dimaafkan dan diberikan kesempatan kedua.

Harus Belajar
Namun Icardi sendiri juga harus belajar. Dia menyadari bahwa seorang pemain sepak bola profesional, apalagi seorang kapten, sudah seharusnya memiliki rasa hormat baik terhadap klub maupun tifosi.

Seorang kapten harus memiliki karakter, kepribadian yang baik nan bijak, karisma serta jiwa kepemimpinan. Saat dimana Inter membutuhkan sosok leader yang bisa menjadi teladan dan menyejukkan suasana ruang ganti pemain, seharusnya Icardi mampu memainkan perannya.

Yang pasti, Inter adalah sebuah tim dengan sejarah yang luar biasa. Namun, memang kini mereka berada dalam kesulitan yang besar. Baik pada level relasi di dalam klub ataupun level teknik di lapangan.

Jika terus demikian, Inter akan sulit bangkit dan kembali berprestasi. Dibutuhkan pembenahan-pembenahan, sebuah revolusi. Nah, bagaimana Inter?