Sukses

Jadi Ketum PSSI, Edy Rahmayadi: Mungkin Ini Karma Saya

Edy menang mutlak setelah mengumpulkan 76 suara.

Liputan6.com, Jakarta - Letnan Jenderal Edy Rahmayadi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2016-2020. Dia menang telak atas para pesaingnya saat pemungutan suara di Kongres Pemilihan PSSI yang bertempat di Hotel Mercure, Ancol, Kamis (10/11/2016).

"Saya ucapkan terima kasih. Saya telah menunggu 6 bulan 8 hari. Ini kemenangan bersama. PSSI tidak bisa dikerjakan sendiri. Indonesia punya 250 juta penduduk dan mandat sepak bola harus diserahkan kepada rakyat. Kita hanya menahkhodai. Mudah-mudahan berhasil," kata Edy.

"Mungkin ini dosa karma saya. Karena dari dulu saya menghina PSSI. Mungkin Tuhan menyatakan coba kamu pegang PSSI."
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi mengibarkan pataka usai penutupan kongres biasa PSSI 2016  di Jakarta, Kamis (10/11). Edy Rahmayadi menjadi Ketua Umum PSSI 2016-2020 setelah meraih suara 76  dari 107 pemilik hak suara. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Edy menang mutlak setelah mengumpulkan 76 suara. Dia mengalahkan mantan Panglima Jenderal TNI (purn) Moeldoko yang meraih 23 suara. Sementara Eddy Roempoko meraih satu suara. Sedangkan sisanya yang berjumlah tujuh suara memilih abstain.

"Ada orang bertanya 'Bapak kan tentara, bisa pegang bola? Pak Agum Gumelar saja bisa, apalagi saya,' Karena beliau dulu guru saya di Kopasus. Jadi saya tak boleh menyerah," ucap Edy.

"Saya berharap Exco yang terpilih, malam ini kita mulai kerja. Kami akan susun rencana dan mengusahakan kongres lagi di akhir Desember atau awal Januari dan Insya Allah yang tadi dipersoalkan seperti masalah Persebaya harus selesai dan jadi prioritas."

Edy juga ingin PSSI netral ke depannya. "Ini profesional bola. Tidak ada hubungannya dengan merah, biru, kuning, putih," ujar pria yang menjabat sebagai Pangkostrad itu.
Edy Rahmayadi (kedua kiri) menerima plakat dari perwakilan AFC usai terpilih menjadi Ketua  Umum PSSI pada kongres biasa di Jakarta, Kamis (10/11). Edy Rahmayadi meraih suara 76 dari 107  pemilik hak suara. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.