Sukses

Taktik Ini Bisa Bawa Timnas Indonesia Atasi Vietnam

Strategi parkir bus bisa jadi salah satu opsi timnas Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Berkaca pada laga pertama semifinal Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Sabtu (3/12/2016), timnas Indonesia berani memainkan skema menyerang menghadapi Vietnam. Keberanian tim Merah Putih membuahkan kemenangan 2-1 atas The Golden Stars.

Di laga itu, pelatih Alfred Riedl menerapkan formasi 4-4-1-1. Empat gelandang yang dipilih Riedl adalah Bayu Pradana, Stefano Lilipaly, Andik Vermansah, dan Rizki Pora. Pelatih asal Austria itu mencoba memanfaatkan kecepatan Andik dan Rizki Pora di sisi sayap serangan timnas Indonesia.

Itu mengapa timnas Indonesia kerap melancarkan serangan dari lini sayap. Terbukti, berulang kali pergerakan dan umpan-umpan Rizki Pora serta Andik membuat lini belakang Vietnam kerepotan. Ditambah lagi dengan kehadiran Boaz Solossa di lini depan dan Ferdinand Sinaga sebagai penyerang lubang.

Namun, taktik berbeda tentu akan diterapkan Riedl pada leg kedua semifinal di My Dinh National Stadium, Rabu (7/12/2016). Pasalnya, timnas Indonesia akan bermain di bawah tekanan suporter Vietnam dan hanya butuh hasil imbang untuk lolos ke final.

"Strategi tentu Riedl yang lebih tahu. Mungkin mencoba menekan di 1/3 lapangan tengah, merebut bola, dan melancarkan serangan balik cepat akan menjadi pilihan Riedl," kata Rahmad Darmawan, pelatih T-Team yang juga akrab disapa RD, saat dihubungi Liputan6.com.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Parkir Bus

Strategi parkir bus tentu juga dipikirkan menjadi salah satu opsi Riedl. Taktik itu juga sempat diterapkan Riedl setelah Timnas Indonesia unggul 2-1 pada leg pertama lewat penalti Boaz di menit ke-50. Setelah unggul, timnas Indonesia lebih fokus bertahan dan memainkan bola-bola atas.
Rahmad Darmawan (Liputan6.com/Endang)
Itu mengapa pelatih berusia 67 tahun itu menarik Ferdinand dan memasukkan Lerby Aliandri di menit ke-64. Di menit ke-81, ia juga menarik Boaz dan memainkan Evan Dimas Darmono. Namun menurut RD, strategi itu bisa menjadi bumerang sendiri bagi timnas Indonesia.

"Membiarkan lawan masuk terlalu dalam akan berbahaya bagi timnas. Sebab, Vietnam memiliki kekuatan kombinasi umpan one-two yang sangat baik. Mereka juga begitu cepat di daerah 1/3 belakang lawan," ucap mantan pelatih Persija Jakarta itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.