Sukses

Dua Final AFF Bersama Timnas, Mana Paling Menyakitkan Riedl?

Pelatih Timnas, Alfred Riedl, sudah dua kali membawa Indonesia melaju ke babak final Piala AFF.

Liputan6.com, Jakarta Pelatih Alfred Riedl sudah dua kali nyaris meraih gelar juara Piala AFF dari tiga upaya yang dilaluinya bersama Timnas Indonesia. Kesempatan pertama diraih saat berhasil membawa Tim Merah Putih--julukan timnas Indonesia--ke final Piala AFF 2010 lalu.

Namun Timnas Indonesia yang difavoritkan sejak awal gagal di babak final. Bambang Pamungkas dan kawan-kawan hanya merebut gelar runner up setelah kalah 2-4 dari Malaysia. Di leg pertama timnas dibantai 0-3 dan di leg kedua menang dengan skor 2-1.

Kesempatan kembali datang saat Riedl dipercaya menangani Timnas Indonesia pada Piala AFF 2016. Berbeda dengan enam tahun lalu, kali ini Tim Garuda justru dipandang sebagai tim underdog.

Meski demikian, bersama Riedl, Garuda masih mampu bangkit dan menembus hingga ke babak final. Sayang harapan untuk membawa pulang trofi AFF sirna setelah di leg kedua yang berlangsung di Stadion Rajamangala, Sabtu (17/12/2016) kalah 0-2 dari Thailand. Padahal di leg 1, Indonesia sempat memimpin dengan skor 2-1.

Riedl tentu saja kecewa dengan kegagalan yang dialami pasukannya tahun ini. Namun, yang paling menyakitkan menurutnya adalah kegagalan di final Piala AFF 2010.

"Sebab, saat itu kami merupakan tim terbaik dalam turnamen ini. Kami benar-benar tidak beruntung saat itu," kata Riedl kepada Liputan6.com, Minggu (19/12/2016). "Tahun ini, kami kalah dengan tim yang lebih kuat, itu berbeda."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Satu Kekalahan Menyakitkan

Pada 2010, Indonesia memang tampil sangat meyakinkan sejak babak pertama. Pasukan Alfred Riedl selalu menang melawan musuh-musuhnya hingga ke babak semifinal. Bahkan, Malaysia yang menjadi juara saat itu,sempat dibantai dengan skor telak 5-1.

Namun, satu-satunya kelalahan yang dialami Indonesia pada turnamen ini hanyalah pada final leg pertama. Bertanding di Stadion Bukit Jalil, Malaysia, timnas lengah dan dicukur dengan skor 0-3.

Pada leg kedua yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Indonesia menang dengan skor 2-1. Namun hasil ini tidak mampu mengejar ketertinggalan, sehingga timnas harus puas sebagai runner up.

Setelah turnamen rampung, rezim baru PSSI di bawah pimpinan Djohar Arifin Husin kemudian memecat Riedl.

3 dari 3 halaman

Semangat Timnas

Pada Piala AFF 2016, Riedl harus berhadapan dengan sederet masalah dalam mempersiapkan pasukannya. Mulai dari mepetnya waktu persiapan akibat sanksi FIFA yang sempat menimpa Indonesia hingga pembatasan pemain yang dilepas oleh klub. Dengan segala keterbatasan yang ada, pelatih asal Austria itu kemudian membentuk tim yang dihuni sejumlah pemain muda. 

Di babak penysihan Grup A, penampilan Timnas Indonesia benar-benar tidak meyakinkan. Di laga perdana tim Garuda dipaksa menyerah 2-4 dari Thailand. Namun berkat kekompakan dan semangat juang Boaz Solossa dan kawan-kawan, lambat laun penampilan timnas meningkat. Dipadu strategi dari Riedl, Indonesia pun melewati babak penyisihan usai menahan Filipina 2-2 dan mengalahkan Singapura 2-1.

Timnas semakin mencuri perhatian saat di leg pertama babak semifinal berhasil mengalahkan Vietnam dengan skor 2-1. Indonesia kembali membuat kejutan saat menahan imbang Vietnam di My Dinh Stadium, Hanoi, di leg kedua sekaligus merebut tiket menuju final.

"Kesaktian" Garuda kembali terlihat saat mengalahkan Thailand di final leg pertama yang berlangsung di Stadion Pakansari, Bogor. Sayang, pada leg kedua, Boaz Solossa dan kawan-kawan gagal mempertahankannya dan harus menyerah 0-2 dari The War Elephants.

Meski gagal untuk kali kelima, Timnas Indonesia tetap disambut bak pemenang saat tiba di Tanah Air, Minggu (18/12/2016). Perjuangan mereka di lapangan hijau ikut membangkitkan semangat kebinekaan. Dengan perbedaan dan keterbatasan yang ada, para pemain mampu bersatu untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini