Sukses

Kaleidoskop 2016: Jalan Terjal Rio Haryanto di Formula 1

Petualangan Rio Haryanto sebagai pembalap utama Manor hanya bertahan 12 seri.

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Indonesia benar-benar bangga ketika Rio Haryanto diumumkan menjadi salah satu pembalap di Formula 1 2016. Pasalnya, belum ada orang Indonesia yang mampu melangkah sejauh itu.Sebelumnya, pihak Rio Haryanto mendapat kabar bahwa salah satu tim yang belum memiliki pembalap untuk musim 2016. Tim tersebut adalah Manor Racing. Setelah melakukan diskusi berulang-ulang, Manor akhirnya sepakat untuk menjadikan Rio sebagai pembalap utama mereka.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan semua. Akhirnya pada sore ini dapat kabar gembira. Saya telah resmi menjadi pembalap F1. Semoga ke depannya, dengan kerja keras, tak hanya ingin mewakili Indonesia. Saya ingin mengukir prestasi," kata Rio pada 18 Februari 2016.Namun, ada syarat yang harus dipenuhi Rio dari kesepakatan tersebut. Ya, Rio harus rela menjadi pay driver dan harus menyetor kewajiban yang telah disepakati, yakni senilai 15 juta euro.Mengenai hal tersebut, Manor juga memberikan keringanan berupa batas waktu pembayaran. Ya, pihak Rio tak dipaksa langsung melunasi kewajiban tersebut. Mereka diizinkan untuk melunasinya secara bertahan. Pihak Rio pun menjadi memiliki waktu untuk mencari bantuan dana dari berbagai pihak.Pasalnya, Pertaminan selaku sponsor Rio Haryanto sejak masih di GP2 hanya memiliki dana 5 juta euro untuk membantunya. Alhasil, masih ada kekurangan 10 juta euro yang harus dilunasi. Sejak itu, pihak Rio pun sibuk mencari cara untuk mendapatkan dana tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Debut di F1

Meski uang belum sepenuhnya terkumpul, Manor tetap mengizinkan Rio untuk memulai petualangannya di Formula 1. Debutnya ditandai ketika menjadi peserta pada latihan bebas GP Australia 2016 di Sirkuit Melbourne, 18 Maret 2016.

Aksi Rio Haryanto di kokpit MRT05 saat latihan bebas perdana F1 GP Australia di Sirkuit Albert Park, Australia, Jumat (18/3/2016). (Bola.com/Manor Racing)Saat itu, debutnya diakhiri dengan duduk di posisi ke-19 pada latihan bebas pertama. Sayang, pembalap kelahiran 22 Januari 1993 itu langsung mendapatkan pengalaman buruk. Ia terlibat insiden senggolan dengan Romain Grosjean, pembalap Haas, pada latihan bebas ketiga.Akibat insiden tersebut, Rio pun harus mengawali balapan GP Australia dari posisi buncit. Pada akhirnya, ia menjadi salah satu pembalap yang tak finis pada balapan GP Australia. Untungnya, hasil tersebut mampu dijadikan sebagai bahan pelajaran bagi Rio."Debut saya adalah pengalaman luar biasa. Itu sesuatu yang sudah saya nantikan sejak lama. Saya coba tidak memikirkan mengenai gagal menuntaskan balapan kemarin. Ada banyak hal positif dari akhir pekan yang bisa saya petik," jelas rekan Pascal Wehrlein tersebut.

Mobil Rio Haryanto terpaksa masuk paddock karena mengalami masalah Drivline menurut pihak Manor Racing lewat akun Twitternya, Minggu (20/3/2016). (Bola.com/F1/Twitter)Hasil memuaskan pun didapat Rio pada GP Bahrain. Meski start dari posisi ke-21, Rio sukses mengamankan tempat di urutan ke-17 saat balapan. Padahal, pembalap sekaliber Jenson Button dan Sebastian Vettel saja tak mampu menyentuh garis finis pada balapan tersebut.Rapor terbaik Rio diukir pada GP Monaco di Sirkuit Monte Carlo. Pada balapan tersebut, Rio finis di posisi ke-15. Secara keseluruhan, dari 12 balapan, hanya tiga kali Rio gagal menyentuh garis finis. Sayang, selama melakoni tugas sebagai pembalap Manor, Rio tak bisa sepenuhnya fokus.

3 dari 3 halaman

Dipecat Manor

Itu karena pembicaraan mengenai masalah pembayaran kepada Manor selalu ramai menjadi bahan pemberitaan. Hingga batas waktu yang ditentukan, pihak Rio hanya bisa membayar 8 juta euro. Rinciannya, lima juta euro dari Pertamina dan 3 juta euro dari pihak Rio sendiri.Karena kekurangan tersebut, pihak Rio sampai meminta bantuan dari pemerintah dan masyarakat Indonesia. Lewat Menpora Imam Nahrawi, sebuah program penggalangan dana pun sempat dijalankan. Sayang, dari program tersebut, dana yang terkumpul masih jauh dari harapan.

Menpora Imam Nahrawi bertemu dengan Direktur Manor, Abdullah Boulsien, membahas soal masa depan Rio Haryanto di kantor Kemenpora, Selasa (14/6/2016).(Kemenpora)Meski begitu, pemerintah Indonesia dan pihak Rio tak patah arang. Mereka terus melakukan pembicaraan dengan Manor. Bahkan, petinggi Manor sempat berkunjung ke Indonesia untuk bertemu dengan Menpora. Sempat ada peluang untuk lanjut, pada akhirnya Manor resmi mendepak Rio dari status sebagai pembalap utama usai balapan GP Jerman 2016."Saya tak lagi menjadi pembalap di F1 2016 karena masalah dana. Terima kasih atas pesannya. Saya hanya ingin fokus menantap tantangan selanjutnya," kicau Rio saat itu.Posisi Rio sebagai pembalap utama Manor digantikan Esteban Ocon. Meski begitu, Manor tak serta merta memutus hubungan dengan Rio. Ia tetap ditawari pekerjaan sebagai pembalap cadangan. Karenanya, Rio tetap ikut dalam rombongan Manor sepanjang musim ini.Seiring berakhirnya musim 2016, Rio pun tengah sibuk mencari tim baru yang bisa disinggahinya. Sejatinya, upaya itu sudah dilakukan pihak Rio sejak lama. Namun, hingga sekarang ini pihak Rio belum bisa mengungkapkan nama tim yang sedang didekatinya itu.Beberapa tim yang dilaporkan bakal menjadi pelabuhan Rio selanjutnya adalah Sauber, Force India, hingga Manor sendiri. Bahkan, ada wacana bahwa pihak Rio ingin menyegel kursi Mercedes yang ditinggalkan Nico Rosberg. "Rio? Kami masih menunggu. Bicara soal penentuan pembalap itu tidak hanya pay driver (yang dipakai) seperti Manor. Tim-tim seperti Ferrari dan Mercedes bisa saja menempatkan pembalap muda. Jadi kami masih menunggu. Kita tetap dukung Rio Haryanto," ungkap Head of Marketing Communications Project PT Pertamina, Dendi Danianto, baru-baru ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.