Sukses

KSN Terancam Mubazir

Penyelenggaraan Kongres Sepak Bola Nasional 2010 terancam mubazir. Pasalnya, tidak ada rekomendasi yang berani mengungkapkan penyebab merosotnya prestasi sepakbola Indonesia.

Liputan6.com, Malang: Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) di Malang, Jawa Timur, 30-31 Maret 2010, yang menghabiskan uang rakyat senilai Rp3 miliar itu terancam mubazir karena tidak mampu mengungkap merosotnya prestasi sepak bola Indonesia. "Berdasarkan rekomendasi dari tiga komisi yang dibentuk, tidak satupun yang mengungkap kegagalan PSSI selama kepemimpinan Nurdin Halid," kata salah satu peserta KSN Irvan Sihombing di sela rapat pleno keempat di Malang, Rabu (31/3).

Menurutnya, rekomendasi yang diajukan oleh tiga komisi yang ada sudah sama dengan visi dan misi yang dimiliki oleh PSSI dan telah dipaparkan oleh otoritas tertinggi sepak bola Indonesia itu. Dengan demikian, tambah Irvan, rekomendasi itu tidak perlu diungkapkan kembali. Yang perlu dilakukan saat ini adalah mencari jawaban kenapa dengan visi dan misi yang ada tidak mampu mengangkat prestasi sepak bola nasional. "Semua yang direkomendasikan telah tertuang dalam buku visi misi 2020. Kenapa harus diajukan lagi," kata wartawan yang selama ini "ngepos" di kantor PSSI itu.

Seharusnya, kata Irvan, KSN mampu mengungkap kegagalan PSSI selama tujuh tahun kepemimpinan Nurdin Halid. Dengan demikian, hasil dari kongres ini lebih mengena karena masyarakat Indonesia sangat menunggu. "Jika seperti ini kenapa harus di Malang? Di Jakarta saja cukup. Ini menggunakan uang rakyat yang cukup besar. Rp 3 miliar. Jadi harus menghasilkan rekomendasi yang besar," katanya dengan tegas.

Rapat pleno keempat dengan agenda pembacaan dan tanggapan rekomendasi dari tiga komisi ditunda sekitar satu jam oleh pimpinan sidang Agum Gumelar karena rekomendasi dari tiap komisi akan dibahas oleh tim perumus. "Sidang ditunda satu jam. Yang jelas apapun hasilnya rekomendasi harus dilaksanakan dengan baik," kata Irvan.(MEG/ANT)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini