Sukses

Capello, "Master Babak Kedua"

Setiap kali Inggris terjepit memasuki paro kedua, Fabio Capello mengubah pola permainan The Three Lions dengan mengganti para pemain. Hasilnya, Inggris membawa pulang kemenangan.

Liputan6.com, London: Setiap kali Inggris terjepit dan menjalani laga sulit jelang babak pertama usai atau memasuki babak kedua, Fabio Capello mengubah pola permainan Inggris dengan mengganti para pemain. Hasilnya mengesankan, The Three Lions membawa pulang kemenangan.

Ketika itu, laga babak kualifikasi Piala Dunia perdana Inggris yang berhadapan dengan Andorra baru berjalan setengah babak. The Three Lions masih dihantui kagagalan lolos ke putaran final Euro 2008 dan para fans mencemooh dari pinggir lapangan. Kedudukan masih 0-0. Capello bertanya pada asistennya, Stuart Pearce, "Apa yang harus kita lakukan?"

“Buat mereka memainkan bola lebih cepat atau biarkan saja seperti tadi (babak pertama) sebentar," jawab Pearce. Capello menganguk, melangkah ke ruang ganti dan mengarahkan telunjuknya pada Stewart Downing dan Jermain Defoe. “Kamu dan kamu--keluar,” ujarnya sebelum beralih pada  Emile Heskey dan Joe Cole. “Kamu, dan kamu--masuk.” Hasilnya mengesankan. Joe Cole mencetak dua gol dan Inggris menang 2-0. Sejak saat itu The Three Lions tidak pernah kesulitan mencetak kemenangan dan lolos ke putaran final Piala Dunia 2010 penuh percaya diri sebagai juara grup.

Capello adalah “master babak kedua” begitulah anekdot yang disematkan oleh Stuart Pearce untuk manajer berkewarganegaraan Italia tersebut. Ini bukan sekedar anekdot, Capello memang seorang pelatih andal dengan kemampuan observasi dan analisis tajam dan didukung dengan ketegasan dalam mengambil keputusan ketika berada dibawah tekanan. Laga antara Andorra dan Inggris tersebut bukanlah yang pertama dan mungkin bukan juga yang terakhir bagi Capello menunjukan kejeniusannya di babak kedua ketika The Three Lions sedang terjepit. Dalam dua setengah tahun kepemimpinan Capello di Timnas Inggris, kejadian seperti ini berulang terus.

Laga kontra Meksiko, Senin (24/5) kemarin misalnya. Ceramah babak kedua Capello berpusat pada perlunya penambahan agresifitas untuk menekan pemain-pemain berteknik tinggi yang dimiliki Meksiko. Selain itu Capello juga menarik Steven Gerrard lebih ke dalam dan Inggris bermain dengan intensitas lebih tinggi. Hasilnya, Inggris menguasai jalannya babak kedua dan mengakhiri laga dengan kemenangan 3-1.

“Capello adalah pelatih dengan kemampuan observasi terbaik dan kemampuan mengubah hasil pada babak kedua. Tidak ada yang lebih baik darinya dalam hal membaca permainan,” ujar Carlo Ancelotti, rekan sesama pelatih yang pernah berkolaborasi dengan Capello semasa di AC Milan dulu.

Statistik pun berpihak pada teori ini. Dalam 23 pertandingan, Inggris selalu memastikan keunggulan di babak pertama menjadi kemenangan. Dari 15 pertandingan, situasi Inggris di tiap laga selalu berubah menjadi lebih baik pada babak kedua. Yang lebih impresif dari 23 laga tersebut, Inggris mencetak lebih banyak gol (37 gol) di babak kedua, berbanding 22 gol di babak pertama.  

Bagaimana Capello melakukannya? Dengan kombinasi dari pergantian pemain yang tepat dan perubahan formasi yang cerdik dan sedikit "cambukan". Maka tidaklah salah jika FA rela menggelontorkan 6 juta pound per tahun buat pelatih sekaliber Capello. Di Piala Dunia nanti kita mungkin bisa melihat anekdot Pearce ini menjadi kenyataan. Inggris mesti melewati Grup C yang dihuni Amerika Serikat, Aljazair dan Slovenia sebelum mencapai partai final, target minimal Capello.(CHR/The Telegraph)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.