Sukses

Alasan James Rodriguez Harus Tinggalkan Real Madrid

Real Madrid tentukan masa depan Rodriguez selepas hasil keputusan embargo transfer.

Liputan6.com, Madrid - Bertahan atau meninggalkan Real Madrid, James Rodriguez bisa belajar dari pengalaman sebelum mengambil sikap. Salah satunya adalah Arjen Robben.

Pemain asal Belanda tersebut mendeskripsikan keputusan meninggalkan Real Madrid pada 2009 sebagai langkah terbaik yang pernah diambilnya. Robben merujuk situasi Madrid saat itu.

Florentino Perez kembali berkuasa dan membeli Cristiano Ronaldo, Kaka, serta Karim Benzema. Demi menyeimbangkan neraca keuangan, Madrid harus menjual pemain lama. Robben masuk kategori itu dan menerima pinangan Bayern Muenchen.

Sejak itu Robben tidak pernah menengok ke belakang. Dia membantu Muenchen memenangkan enam titel Liga Jerman, empat gelar Piala Jerman, dan satu trofi Liga Champions.

"Saya sebenarnya ingin tinggal. Tapi manajemen Madrid bersikeras menjual. Saya akhirnya mengambil sikap, meski tidak punya keputusan," kata Robben, dikutip situs resmi Muenchen.

Robben hanyalah salah satu nama yang bersinar selepas meninggalkan Real Madrid. Wesley Sneijder, Xabi Alonso, Alvaro Morata, Clarence Seedorf, Walter Samuel, Claude Makelele, hingga Samuel Eto'o merupakan beberapa nama yang menemukan surga di tempat lain.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jilat Ludah Sendiri

Rodriguez sebenarnya juga bisa mencarinya. Namun, gelandang berusia 25 tahun tersebut kesulitan mengambil sikap. Sempat berniat hengkang, Rodriguez menjilat ludah dan menegaskan sikap bertahan setelah membantu Madrid mengalahkan Sevilla di Copa del Rey.

Memperkuat klub sebesar Madrid memberi kebanggaan besar baginya. Masalahnya, Rodriguez tidak masuk rencana Zinedine Zidane. Musim ini dia cuma menjadi starter pada empat pertandingan La Liga, atau sembilan di seluruh kompetisi. 

Angka itu anjlok drastis ketimbang dua kampanye sebelumnya. Pada musim debutnya bersama Madrid, 2014-2015, Rodriguez merupakan pilihan utama di 44 pertandingan. Di 2015-2016, partisipasinya menurun, tapi tetap dipercaya bermain di 21 laga.

Berada di usia emas, Rodriguez tentu tidak puas menerima kenyataan itu. Sebab, waktunya semakin sedikit.

 

3 dari 3 halaman

Bola di Tangan Madrid

James Rodriguez menghabiskan mayoritas musim ini di bangku cadangan. (AS)
Terlepas masalah teknis, masa depan Rodriguez di Estadio Santiago Bernabeu juga ditentukan faktor lain. Salah satunya adalah kondisi skuad.

Stok pemain Uni Eropa Madrid saat ini sudah melewati batas. Hanya boleh mendaftarkan tiga pemain, Madrid memiliki empat pemain impor. Selain Rodriguez, mereka yang tidak memiliki paspor Uni Eropa adalah Casemiro, Danilo, dan Lucas Silva.

Dalam posisi terjepit, Madrid berpotensi melepas Rodriguez demi membuka ruang pada kuota. Dengan begitu, mereka dapat bergerak leluasa ketika menggaet talenta terbaik.

Musim panas lalu, Madrid disinyalir mundur dari perburuan striker muda Brasil Gabriel Jesus karena penuhnya kapasitas. Jesus akhirnya memilih Manchester City.

Pada akhirnya, posisi Rodriguez sangat ditentukan klub. Dia tidak mungkin dijual jika embargo transfer Madrid dikukuhkan Pengadilan Abritrase Olahraga.

Menyangkut posisi tim, statusnya juga sulit berubah selama hasil di lapangan tetap positif. Madrid baru saja menjuarai Piala Dunia Antarklub 2016 dan memuncaki klasemen sementara La Liga. Di Liga Champions, Los Blancos menjuarai kompetisi musim lalu dan menjaga peluang mempertahankan mahkota.

Kinerja impreisf itu dicapai tanpa kontribusi Rodriguez. Maka, untuk apa Zidane mengandalkannya?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.