Sukses

Dianggap Berperilaku Buruk, Arema Batal Rekrut Yanto Basna

Yanto Basna dianggap tak profesional.

Liputan6.com, Malang - Arema FC batal merekrut bek tengah timnas Indonesia Yanto Basna jelang kompetisi ISL 2017. Basna yang digadang-gadang sebagai pengganti Hamka Hamzah ini dianggap menunjukkan perilaku buruk dan tak mampu bersikap profesional kepada calon klubnya.

Melalui akun Twitter resmi klub, @AremafcOfficial, pada Sabtu (21/1/2017) pagi, manajer Ruddy Widodo menerangkan kalau Yanto Basna meninggalkan Kota Malang tanpa berpamitan sepantasnya kepada tim. Hal ini dianggap Rudi sebagai sebuah pelanggaran konduite atau standar kepatuhan terhadap tata tertib dalam pekerjaan.

"Arema FC menghentikan niat kontrak Basna karena attitude (perilaku). Kami berharap pemain dengan attitude buruk ini tidak juga dikontrak tim lain. Sangat disayangkan Basna yang juga pemain muda dan eks-timnas memiliki konduiten yang buruk. Semakin banyak klub yang disakiti dan dirugikan," kata Ruddy.

Basna sudah tiba Malang pada Rabu (18/1/2017) lalu. Lewat pembatalan ini praktis Arema masih harus mencari pemain baru di posisi bek tengah yang telah ditinggalkan Hamka Hamzah.

Dalam Twitter klub itu pula, Ruddy mengaku sudah menelusuri rekam jejak pemain 21 tahun tersebut bersama mantan klubnya, Persib Bandung, Mitra Kukar hingga Persipura Jayapura. Dia tak terkejut kalau ternyata Basna juga telah merugikan tim lain yang pernah dibelanya.

"Arema tanya kepada Mitra, Persib dan Persipura, dan ceritanya sama, attitude-nya Basna buruk. Semoga Arema adalah yang terakhir bagi Basna. Semoga ini pelajaran berharga bagi Arema. Dan berharap pemain dengan konduite seperti Basna tidak dikontrak klub lain," ucap Ruddy.

"Jika Basna kabarnya memang menggunakan jasa agen. Yakin agennya abal-abal sebab faktor attitude pemain tidak diperhatikan," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini