Sukses

Menyambangi Lokasi Olimpiade Musim Dingin di Jepang

Sebagian daerah Negeri Matahari Terbit tertutup salju tebal pada musim dingin Desember-Januari.

Liputan6.com, Hakuba - Jepang merupakan salah satu negara Asia yang memiliki musim mirip dengan negara Eropa. Sebagian wilayah Negeri Matahari Terbit ini bahkan tertutup salju tebal di musim dingin Desember-Januari.

Hakuba salah satunya. Desa yang dikelilingi pegunungan ini setiap tahun selalu diselimuti salju dan jadi lokasi bermain ski yang populer di Jepang. Hakuba bahkan pernah jadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin yang berlangsung pada 1998.

Lewat program JENESYS 2016 yang diselenggarakan Japan International Coorporation Center (JICE) bersama pemerintahan Jepang, Liputan6.com berkesempatan mengunjungi daerah ini.

Bersama 15 wartawan dan 10 atlet Tanah Air, rombongan Indonesia bertolak dengan menggunakan bus dari Hotel Shinjuku Wahsington, Tokyo, pukul 08.00 dan tiba sekitar pukul 14.00 waktu setempat.

Hawa dingin segera menyambut kehadiran peserta JENESYS 2016 setibanya di kantor Kepala Desa, Hakuba. Meski demikian, pegawai kantor yang sengaja berbaris di luar tidak terlalu terganggu dengan dinginnya cuaca, meski tanpa mantel tebal dan sarung tangan.

Berbeda dengan rombongan wartawan dan atlet yang turun dengan perlengkapan komplit, seperti jaket, sarung tangan, syal dan topi.

"Selamat datang di Desa Hakuba," ujar wakil kepala Desa Hakuba, Oota Humitosjh dalam sambutannya di hadapan para peserta, Kamis (26/01/2017).

"Di sini esnya putih seperti bubuk. Meski dingin, pemandangannya indah sekali," kata Humitosjh.

Desa Hakuba berada di Pulau Honsu. Lokasinya masuk dalam Distrik Kitaazumi, sebelah barat laut Prefektur Nagano di wilayah Chubu.  

Luasnya mencapai 189.37 km persegi dan berada di salah satu barisan pegunungan di Jepang. Desa ini berada pada ketinggian 705 meter atau lebih tinggi dari Sky Tree yang menjadi gedung tertinggi di Tokyo.
 
Jumlah penduduknya tidak banyak, yakni 9.120 atau 3.955 keluarga di mana 29 persen di antaranya berusia di atas 65 tahun.

Setiap tahun kawasan ini selalu diselimuti salju hingga mencapai ketinggian 11 meter dan menjadi rute bermain ski yang populer. Setidaknya ada 10 resort bermain ski yang terdapat di desa ini.

Popularitas Hakuba kian menanjak saat ikut ambil bagian dalam Olimpiade Musim Dingin 1998. Beberapa cabang bergengsi pernah berlangsung di sini, mulai dari cabang pegunungan (downhill, super G, dan kombinasi), ski jumping, hingga cross country.

Sampai saat ini, beberapa fasilitas Olimpiade Musim Dingin 1998 masih bisa digunakan. Salah satunya adalah Hakuba Ski Jumping Stadium. Selain itu di Hakuba juga terdapat museum yang memajang benda-benda peninggalan multievent empat tahunan itu.

Satu venue lainnya yang masih aktif adalah masih ada resor Hakuba Happo-one.

Humitosjh mengatakan, setelah Olimpiade musim dingin 1998, warga Hakuba semakin terbuka dengan budaya asing. Hal ini ikut berimbas terhadap peningkatan industri pariwisata yang ada di sana.

Menurut Humitosjh, saat ini industri pariwisata terus berkembang di daerahnya. Meski jumlah turis yang datang untuk bermain ski setelah Olimpiade terus menurun, popularitas Hakuba terus berkembang. Apalagi saat musim panas, semi, dan gugur, daerah Hakuba menyajikan pemandangan yang tidak kalah indahnya.

"Di Hakuba semuanya bagus. Sekarang musim dingin dan Anda sudah melihat keindahannya seperti apa," kata Humitosjh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sejarah Hakuba

Sejarah daerah Hakuba saat ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Shinano dan merupakan daerah kekuasaan Matsumoto Domain di bawah Shogun Tokugawa di era Edo.

Hakuba dulu juga dikenal sebagai Jalan Garam karena menjadi rute dalam membawa garam dan hasil laut lainnya dari pantai barat menuju wilayah timur.

Desa modern Hakuba baru didirkan pada 30 September 1956 dengan menggabungkan Hakujo dan Kamishiro. Kawasan ini pernah dihantam gempa berkekuatan 6,7 SR pada 22 November 2014 lalu. Sejumlah properti rusak dan melukai sedikitnya 41 orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini