Sukses

5 Rekan Setim yang Terkenal Bermusuhan

5 pemain ini memang tergabung dalam satu tim tapi tidak pernah akur.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah tim, tak semua hal bisa berjalan dengan semestinya. Kadang, ada percikan kecil yang menjadi sumbu tak terkoordinasinya ruang ganti. Bahkan, 5 rekan setim ini terkenal tak pernah akur.

Bukan sebuah rahasia umum lagi kalau persaingan di dalam tim cukup panas. Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale menjadi contohnya.

Sejak bergabung dengan Real Madrid pada tahun 2013 silam, Gareth Bale disebut-sebut perang dingin dengan Cristiano Ronaldo. Konon, mereka bermusuhan karena Ronaldo iri dengan Bale yang nilai transfernya ke Real Madrid lebih mahal.

Seperti diketahui, Ronaldo didatangkan Real Madrid dari Manchester United pada 2009 silam dengan harga 80 juta pounds. Sementara Bale diboyong dari Tottenham Hotspur dengan harga 86 juta pounds dan membuat pemain 26 tahun itu jadi pemain termahal di dunia.

Itu hanya salah satu contoh saja. Masih ada lima rekan setim lain yang terkenal saling bermusuhan. Siapa saja mereka? Berikut daftarnya:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

5. Jens Lehmann and Manuel Almunia (Arsenal)

Setiap pemain tentu bakal tergantikan, dan dalam sepak bola itu adalah hal biasa. Namun, mantan kiper Arsenal, Jens Lehmann dan Manuel Almunia pernah berseteru soal itu.

Lehman sebenarnya sangat ingin tetap menjaga kariernya meski sudah berusia 40 tahun kala itu. Namun, kehadiran Almunia mengubur semuanya.

Arsene Wenger bahkan mengaku tak bisa memberi pengertian kepada Lehmann setelah digantikan Alumunia. Keduanya akhirnya terlibat perang dingin tanpa bertegur sapa.

Lehmann akhirnya meninggalkan Arsenal pada Mei 2008. Namun dia sempat balik lagi ke Arsenal pada musim 2010/11 karena Arsenal krisis kiper.

3 dari 6 halaman

4. Andrew Cole dan Teddy Sheringham (Manchester United)

Banyak yang bilang kalau untuk sukses, kultur persahabatan menjadi kunci kesuksesan klub. Namun hal itu tak terjadi di Manchester UNited dengan Andrew Cole dan Teddy Sheringham.

Pada tahun 1990-an, Cole dan Sheringham sering terlibat perang panas. Bahkan, di dalam lapangan keduanya nyaris tak pernah berkoordinasi dan berbicara. Keduanya saling tak peduli satu sama lain.

Andy Cole lebih beruntung karena selalu mendapatkan kepercayaan dari Alex Ferguson. Dia selalu ditempatkan sebagai starter bersama Dwight Yorke.

Sedangkan Teddy Sheringham hanya menjadi pemain pelapis saja. Namun golnya di Liga Champions 1999 membuat dia menjadi supersub di MU. Pertengkaran keduanya dimulai gara-gara pelecehan Teddy Sheringham kepada Cole di timnas Inggris.

4 dari 6 halaman

3. Zlatan Ibrahimovic dan Edinson Cavani (PSG)

Striker Paris Saint Germain (PSG), Edinson Cavani tampak-nya benar-benar tak menyukai mantan rekan setimnya, Zlatan Ibrahimovic. Meskipun tawaran dari sejumlah klub besar terus berdatangan untuk mengajaknya hijrah, namun Cavani masih enggan memilih karena menunggu keputusan dari Zlatan Ibrahimovic untuk cabut.

Menurut laporan dari harian Le Parisien, bahkan keduanya jarang bertegur sapa di ruang ganti. Itu karena Cavani selalu menjadi ban serep kala Ibra masih bermain di klub Prancis tersebut.

Padahal, Cavani merasa punya kemampuan yang sama dengan Ibra. Dia pun diboyong PSG dengan transfer yang mahal. Terbukti setelah Ibra hijrah, Cavani menjadi ujung tombak PSG.

5 dari 6 halaman

2. Thierry Henry dan Jose Antonio Reyes (Arsenal)

Henry pernah menjadi salah satu pemain paling penting di Arsenal selama awal 2000-an. Kedatangan Jose Antonio Reyes, bagaimanapun, membawa beberapa perubahan.

Lebih parahnya lagi Henry langsung antipati pada semua pemain asal Spanyol kala pelatih Spanyol masa lalu, Luis Aragones menghina Henry dengan kata-kata rasis. Dampaknya pun berujung dengan kebenciannya yang tidak terarah kepada Reyes.

Padaha, Reyes yang tiga musim di Arsenal boleh disebut jadi bumper Henry saja. Dia tampil sebagai supersub di beberapa laga penting, utamanya di Liga Champions 2005/06 saat Arsenal tembus ke final Liga Champions.

Sayang, Arsenal saat itu kalah dari Barcelona. Thierry Henry yang tampil di final pun akhirnya memilih hengkang ke klub rival Arsenal di Liga Champions itu.

6 dari 6 halaman

1. Cristiano Ronaldo dan Bale (Real Madrid)

Sedianya kedua pemain sama-sama jadi aktor penting Madrid saat meraih La Decima pada musim 2013-14 lalu. Namun malah, hal itu malah percikan api tercipta lantaran Ronaldo tak terlalu suka dengan musim gemilang Bale.

Ada satu momen yang tak terelakkan. Sebab, baik Ronaldo atau Bale jarang merayakan gol ketika salah satu di antara mereka mencetak gol. Bahkan, peraih empat Ballon d'Or itu kerap kesal ketika Bale lebih banyak menendang bola langsung, ketimbang mengopernya.

Egoisme dua megabintang ini malah tidak menguntungkan Real Madrid. Di saat-saat genting saat Real Madrid butuh kemenangan, keduanya malah tampil egois.

(I. Eka Setiawan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.