Sukses

"Happy Feet" ala Pantai Boulders

Penguin-penguin ini harus bertahan hidup di laut dan di darat. Lantaran berbunyi mirip ringkikan keledai, mereka juga dijuluki Penguin Jackass.

Liputan6.com, Cape Town: Jalannya perlahan, seolah sedang memikirkan sesuatu. Kadang menunduk, sesekali mendongak. Bila cepat, langkahnya seakan tergopoh terburu-buru. Begitulah gaya berjalan penguin umumnya, termasuk Penguin Afrika, di Pantai Boulders, di areal Simon's, Cape Town, Afrika Selatan.

Pantai Boulders memang memberikan kesempatan yang unik buat wisatawan. Para pengunjung bisa mendekat ke koloni penguin ini hingga jarak satu meter. Peluang ini boleh jadi amat sulit ditemukan bila menjumpai koloni burung yang mampu berenang hingga kecepatan tujuh kilometer per jam itu, di manapun di dunia. Kendati begitu, aturan keras masuk wilayah ini amatlah ketat. Maklum, Penguin Afrika masuk daftar Buku Merah jenis spesies yang amat rentan dan sangat dilindungi.

Satwa yang dikenal sebagai penguin berkaki hitam ini mempunyai nama latin Spheniscus demersus. Unggas ini ditemukan pertama kali di Pantai Barat Daya Afrika. Menurut data, kumpulan jenis burung pemakan cumi dan ikan kecil tersebut tinggal dalam koloni di 24 pulau yang tersebar mulai dari Teluk Algoa dekat Port Elizabeth hingga Pulau Dyer di dekat Kleinbaai, Afsel.

Lantaran bunyi penguin satu ini mirip ringkikan keledai, mereka juga dijuluki Penguin Jackass. Setelah ditemukan beberapa penguin di Amerika Selatan menghasilkan bunyi yang sama, spesies Afrika berubah nama menjadi Penguin Afrika, spesies penguin yang berkembang biak di Afrika. Selepas itulah pemerintah setempat menamakan sebuah daratan kecil sebagai Kepulauan Penguin, di Cape Town.

Kerabat terdekat Penguin Afrika adalah Humboldt Penguin dan Magellanic Penguin yang ditemukan di Amerika Selatan bagian selatan, serta Galapagos Penguin di Samudra Pasifik, di kawasan dekat khatulistiwa.

Dari angka 1,5 juta ekor pada 1910, kini diperkirakan hanya sepuluh persen saja yang tersisa. Di sisi lain, penguin-penguin ini harus bertahan hidup di laut dan di darat. Di air, mereka menjadi santapan singa laut, hiu, hingga Paus Pembunuh. Di darat, ada musang, kucing, anjing, dan manusia yang mencuri telur atau mengambil anak-anak penguin yang masih kecil.

Masa subur penguin Afrika berlangsung sepanjang tahun. Kendati begitu, musim penetasan adalah pada Februari. Satwa ini mengenal sistem monogami dan setia sepanjang usia. Kedua pasangan pun bakal bekerja sama mengerami telur dan bahu membahu memberi makan si buah hati. Seperti yang dialami Mumble, penguin mungil di karya layar lebar Happy Feet.(AIS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.