Sukses

Inter Milan: Bersatu atau Hancur...

Pioli tuding pemain Inter Milan terlalu bermain individualis.

Liputan6.com, Milan - Inter Milan masih merasakan sakit usai ditekuk Sampdoria 1-2 di giornata ke-30 Liga Italia Serie A 2016/17, Senin (3/4/2017) atau Selasa dinihari WIB. Pasalnya, kekalahan itu mereka alami di kandang sendiri, Stadion Giuseppe Meazza.

Pun di laga tersebut, Inter Milan unggul terlebih dahulu lewat Danilo D'Ambrisio di menit ke-35. Namun, lantaran tak awas, Sampdoria membalas dua gol melalui Patrik Schick dan tendangan penalti Fabio Quagliarella.

Kekalahan ini juga membuat ambisi Inter Milan memepet Napoli di posisi ketiga, amblas. Alih-alih memperbaiki peringkat, posisi tim asuhan Stefano Pioli ini malah melorot ke urutan keenam klasemen Liga Italia.

Tapi, yang lebih menyakitkan adalah pernyataan Pioli yang menyebut pasukannya tidak kompak. Pioli menuding para pemainnya bermain terlalu individualis, terutama di babak kedua. Kata Pioli, itulah penyebab kekalahan Inter Milan.

Dia pun meminta Mauro Icardi dan kawan-kawan agar bermain lebih menyatu, sebagai tim. Bukan seperti individu-individu yang mengedepankan sikap oportunis.

Pemain Inter Milan, Ivan Perisic (kanan) berduel di udara dengan Bartosz Bereszynsky (Smapdoria) pada lanjutan Serie A Liga Italia di Giuseppe Meazza, (3/4/2017). (AP/Antonio Calanni)

"Kami sebenarnya bisa saja menyamakan kedudukan atau membalikkan keadaan. Tapi, kami harus bermain lebih kompak. Itu yang saya sesali," ujar Pioli seperti dikutip Premium Sport.

Bakal Hancur

Pioli menyebut, Inter Milan akan hancur jika mereka terus bermain dengan gaya individualis seperti itu. Ambisi untuk meraih tiket ke Liga Champions di akhir musim pun bukan tak mungkin pupus.

"Anda lihat sendiri, Sampdoria memberi kita begitu banyak space di sayap," Pioli menuturkan. "Sayangnya, kami tak bisa memanfaatkan kesempatan itu dengan memberikan crossing-crossing. Pemain kami lebih banyak berusaha memanfaatkan peluangnnya sendiri-sendiri."

Pelatih Inter Milan, Stefano Pioli coba memberikan instruksi kepada pasukannya. Sayang, tak berhasil. (AFP/Miguel Medina)

Bukan cuma teknis, Pioli juga harus menghadapi masalah non teknis terkait pasukannya. Penyerang Gabriel Barbosa dikabarkan marah besar lantaran tak dimainkan di laga lawan Sampdoria.

Dalam laga tersebut, Pioli lebih memilih memasukkan Geoffrey Kondogbia, Eder, dan Joao Mario sebagai pemain pengganti Inter Milan. Sementara Gabriel hanya bisa gigit jari.

Gabigol Marah Besar

Gabigol bahkan dikabarkan marah besar dan sempat menendang botol ke lapangan. Dia kesal karena sudah melakukan pemanasan.

Pelatih Inter, Stafano Pioli, punya tugas berat membangkitkan mental dan prestasi pasukannya. (AP Photo/Antonio Callani)

Kondisi seperti ini, jika tak segera ditangani, jelas mengancam keutuhan di tubuh Inter Milan. Padahal, kompetisi sudah memasuki pekan-pekan akhir, menyisakan delapan pertandingan.

Sementara posisi Inter Milan sendiri di peringkat keenam klasemen Liga Italia pun masih sangat rentan disalip rival. AC Milan dan Fiorentina, yang ada di bawah mereka hanya selisih satu dan empat poin.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini