Sukses

MotoGP: Abaikan Latihan Bebas, Trik Rossi Maksimal Saat Balapan

Pesaing Rossi di MotoGP 2017 semakin banyak.

Liputan6.com, Jerez - Kisah permusuhan Sete Gibernau dengan Valentino Rossi masih tersimpan rapi dibenak para penikmat MotoGP. Kala itu, kedua pembalap ini saling salip memperebutkan podium di Jerez, Spanyol.

Rossi dan Giberneu sempat terlibat perseteruan sengit ketika mengaspal di Jerez pada 2005. Saat itu kedua pembalap bersenggolan pada tikungan terakhir di lintasan 4,4 km tersebut dan membuat Gibernau terjebak masuk gravel.

Itulah kisah yang tak akan pernah terlupakan, meskipun kejadian itu terjadi 12 tahun silam. Seiring waktu, Rossi memiliki beberapa musuh sebut saja Jorge Lorenzo dan Marc Marquez. The Doctor bahkan menuding The Baby Alien kongkalikong untuk membantu X-Fuera menjuarai MotoGP 2015.

Sekarang pemandangan itu masih menghiasi layar kaca saat sirkus MotoGP saling berebut podium di setiap seri. Tapi, bedanya ada pembalap fenomenal yakni Maverick Vinales yang mampu mengubah pandangan pengamat MotoGP.

Gesekan inilah yang harus diwaspadai Rossi jika ia tidak ingin posisinya dikudeta Vinales atau Marquez saat menjalani balapan di MotoGP Jerez akhir pekan ini. Apalagi, Vinales dan Marquez berstatus pembalap tuan rumah di Jerez dan hanya terpaut tipis dari The Doctor.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rossi Cerdik

Tapi, bagaimanapun bukan waktu sebentar buat Rossi untuk bisa menempati posisi pertama. Hal itu sebagaimana dikatakan juara dunia tiga kali Wayne Rainey. Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan Marca baru-baru ini dia menjelaskan bahwa ia memiliki kecerdikan dalam menempatkan situasi.

Rainey membeberkan jika Rossi selalu mengalami kesulitan selama menjalani sesi latihan bebas dan kualifikasi. Tapi, itu tidak memiliki kepentingan yang sama ketika tampil di hari Minggu.

"Rossi selalu merujuk pada balapan di hari Minggu. Dia terkesan mengabaikan hasil buruk di latihan bebas dan kualifikasi. Usia dalam hal ini tidak bisa dijadikan sebagai tolok ukur, saya masih ingat ketika saya mendekati akhir karier saya," ungkap Rainey.

"Saat itu saya terobsesi meskipun situasinya saya tidak yang tercepat. Saya selalu mengatakan kepada diri sendiri bahwa berada di posisi kelima sudah baik buat saya. Tapi hari Minggu saya harus memberikan 100%," jelas Rainey. (David Permana)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.