Sukses

3 Kontroversi Rossi: Dari Tabrak Jurnalis hingga Helm Nyentrik

Tidak hanya dikenal sebagai pembalap hebat, Rossi juga dianggap penghibur sejati untuk para penggemarnya di seluruh dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Sirkuit Mugello tidak hanya dijadikan arena pacuan balap kuda besi. Selain fanatik dari penggemar balap di Italia, lintasan sepanjang 5,2 km tersebut kadang mempertontonkan pameran helm dari pembalap.

Apalagi jika berbicara tentang pembalap tuan rumah seperti Valentino Rossi. Sejak lama The Doctor selalu menandai balapan Mugello sebagai momen yang sangat spesial untuk memamerkan desain unik yang menempel di helm AGV miliknya.

Biasanya, Rossi selalu menempatkan warna kuning pada bagian helmnya. Pemilihan warna kuning karena warna itu merupakan warna resmi dari Rossi.

Selain itu, dengan warna yang mencolok tersebut, para penonton diharapkan mudah mengenali idola mereka dari Tavullia. Namun, saat ini belum diketahui apa tema yang akan dipilih juara dunia tujuh kali di kelas utama MotoGP itu jika tampil di Mugello.

Hal itu mengingat hingga saat ini tim Yamaha maupun keluarga The Doctor belum juga mengonfirmasi tentang kondisi terbaru pembalap yang masih jomblo tersebut.

Di Mugello tidak hanya berbicara tentang helm. Sebenarnya masih banyak hal yang perlu diketahui tentang Rossi. Lantas, apa saja yang perlu diketahui?

Berikut 3 hal kontroversial Rossi di Mugello:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Boneka Claudia Schiffer (1997)

Rossi tidak hanya dikenal sebagai pembalap hebat, dia juga dianggap penghibur sejati buat para penggemarnya di seluruh dunia. Itu terlihat saat The Doctor memenangi balapan pertamanya di Italia pada 1997 atau masih berada di kelas 125cc.

Selebrasi unik yang dilakukan Rossi adalah saat dia menggendong boneka cantik Claudia Schiffer. Apa yang dilakukan Rossi hanya untuk mengejek rival beratnya, Max Biaggi. Pasalnya, musuh bebuyutannya saat itu dikabarkan sangat dekat dengan supermodel Naomi Campbell.

Merasa tak mau kalah, Rossi membawa boneka Schiffer berkeliling Mugello sebagai bentuk cibiran pada Biaggi.

Rivalitas Rossi dengan Biaggi hingga bertahun-tahun ke depan pun berawal dari kejadian tersebut. Hingga kini, selebrasi kontroversial Rossi di Sirkuit Mugello jadi catatan sejarah MotoGP. Bahkan, atraksi konyol itu masih bisa dirasakan penggemar melalui akun media sosial YouTube.

Video berdurasi tiga menit 42 detik itu diunggah Iker Eguren ke Youtube. Sejauh ini video tersebut sudah disaksikan lebih dari 27 ribu kali.

3 dari 4 halaman

Tabrak Jurnalis (1999)

Pada 1999, Valentino Rossi berhasil mencuri perhatian penggemar lomba balap motor dari berbagai penjuru dunia. Kendati dikenal sebagai "pembalap bau kencur", bukan berarti dia tidak bisa mengguncang popularitasnya.

Salah satu hal yang sulit dilupakan penggemar adalah ketika ia memulai balapan di Sirkuit Mugello Italia. Rossi yang saat itu berhasil memenangi balapan tidak menyangka mendapat perlakuan istimewa dari penggemar sehingga ratusan penonton tiba-tiba turun ke lintasan untuk mengerubunginya. The Doctor yang saat itu masih berada di atas motor berhasil lolos dari kepungan para penggemarnya.

Ketika berusaha meloloskan diri, Rossi malah menabrak seorang juru kamera yang melintas di hadapannya. Rossi jatuh dan jadi tontonan banyak orang. Ketika berdiri, ia kembali tancap gas dan peristiwa itu jadi salah satu yang paling dikenang sepanjang sejarah.

4 dari 4 halaman

Tema Helm

Rekam jejak terakhir Rossi di Mugello adalah saat ia mendesain tunggangannya hingga wearpack, helm dengan corak "Peace and Love". Dia sengaja memesan corak desain tersebut kepada desainer helm ternama Aldo Drudi.

Aksi tersebut membuat Rossi sukses menarik perhatian banyak kalangan sebagai pembalap muda. Beberapa musim berselang, ia kembali sukses mencuri perhatian dunia dengan naik ke kelas MotoGP.

Rossi berganti-ganti desain seragam juga berawal di Mugello. Terakhir, ia menggunakan helm bergambar wajah dirinya pada 2008 sebagai ajang perayaan tujuh kali menang beruntun di negaranya sendiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.