Sukses

Indonesia Open 2017: Hakim Garis Dibalut Kain Tenun Nusantara

Nuansa budaya terlihat saat Indonesia Open Super Series Premier (BIOSSP) 2017 di JCC, Senayan.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Open 2017 akan meninggalkan kesan berbeda bagi perangkat pertandingan yang berpartisipasi. Pada ajang bergengsi kelas super serier premier kali ini, panitia pelaksana memberikan sentuhan khas Nusantara untuk seragam yang mereka kenakan.

Seperti pantauan Liputan6.com, sejak hari pertama turnamen, 12 Juni 2017, tiap hakim garis atau linesman dibalut sarung pendek bercorak batik. Warna batik ini diseragamkan dengan kaus berkerah mereka.

"Kain tenun tersebut sengaja kami pesan untuk Indonesia Open. Tiap tahun kami memang selalu memberikan tema khas Indonesia," kata ketua Panpel Achmad Budiarto kepada Liputan6.com.

Tampilan busana perangkat pertandingan kali ini lebih sederhana dibanding tahun 2016 lalu. Pada Indonesia Open Super Series Premier di Istora, hakim garis harus memakai ikat kepala Udeng yang sering dikenakan pemuda Bali.

Budi mengatakan, pihaknya ingin mempertahankan gelar Indonesia sebagai penyelenggara turnamen terbaik di dunia. Namun prioritas utama panitia tetaplah menggelar pertandingan dengan baik.



"Tidak sampai memberikan cendera mata kepada para atlet asing. Tidak seperti itu. Prioritas kami adalah menyediakan yang terbaik untuk seluruh kebutuhan atlet sejak dia tiba sampai kembali ke negara mereka masing-masing," kata Budi.

"Memang harus diakui hari pertama mengalami keterlambatan karena banyak pertandingan yang berjalan sampai rubber game. Di babak kualifikasi ini per match nya kita hanya rencanakan per babak 35 menit. Kalau kita lihat rata-rata malah satu jam," tutur Budi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.