Sukses

Pembuktian 'Tim Lapis Kedua' Jerman

Perjudian Jerman memanggil pemain-pemain kelas dua terbayar lunas. Der Panzer keluar sebagai juara Piala Konfederasi 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak kritikan menerpa pelatih Tim Nasional Jerman Joachim Low ketika ia mengumumkan skuat Der Panzer untuk Piala Konfederasi 2017. Bagaimana tidak, Low nekat tak memanggil pemain-pemain terbaik Jerman ke turnamen ini.

Piala Konfederasi sejatinya adalah turnamen pemanasan yang digelar setahun sebelum Piala Dunia. Para juara di tiap benua diadu dalam satu turnamen. Jerman yang berstatus sebagai juara dunia pun ikut turnamen ini.

Normalnya, Low akan memangil tim terbaiknya dan mematangkan skuat jelang Piala Dunia 2018 di Rusia. Namun, hal ini tak dilakukan pria 57 tahun itu.
Pemain Jerman rayakan gol dari Lars Stindel di final Piala Konfederasi 2017 (AP Photo/Thanassis Stavrakis)
Tidak ada nama-nama besar seperti Toni Kroos, Thomas Muller, Mesut Ozil, Jerome Boateng dan Mats Hummels. Sementara pemain seperti Marco Reus, Leroy Sane, Mario Gotze, Manuel Neuer tidak dibawa lantaran cedera.

Tercatat, hanya Julian Draxler dan Shkodran Mustafi yang tercatat sebagai alumni Piala Dunia 2014 di skuat saat ini.

"Tidak peduli di posisi mana kami akan finis di Piala Konfederasi, rasanya tetap masuk akal untuk menggunakan skuat ini. Skuat ini mungkin akan berguna bagi kami untuk tahun depan atau tiga tahun lagi,” kata Low ketika mendapat kritikan sebelum turnamen dimulai.
Pelatih tim nasional Jerman, Joachim Low. (AFP/Franck Fife)
Insting Low tidak salah. Pasukan yang dibawanya berhasil membungkam segala kritikan. Der Panzer melaju mulus ke laga final dan berhasil menjadi juara. Perjudian Low pun terbayar tuntas.

"Ini sangat berharga, karena Jerman tidak pernah memenangkan piala ini dalam sejarah kami. Jadi tim ini dan kemenangan ini akan masuk dalam sejarah. Tim benar-benar pantas mendapatkannya dan itulah mengapa kami semua sangat bahagia. Ini lebih berat dari pada Piala Dunia," kata Low seperti dilansir Soccerway.
Presiden FIFA, Gianni Infantino, menyerahkan trofi Piala Konfederasi 2017 kepada kapten Jerman, Julian Draxler di Stadion Saint Petersburg, Rusia, Minggu (3/7/2017). Jerman menang 1-0 atas Cile. (EPA/Yuri Kochetkov)

Hal senada dikatakan bek sayap Joshua Kimmich. Pemain Bayern Munich itu mengaku bangga lantaran timnya berhasil membalikkan banyak prediksi.

"Aku dan tim sangat bangga dengan gelar ini. Tidak ada yang benar-benar mengunggulkan kami dan kami mampu mengalahkan negara-negara besar. Anda bisa melihat seberapa besar turnamen ini bagi Chile karena mereka sangat sedih di akhir. Kami memiliki akhir yang lebih baik dan menakjubkan untuk mendapatkan trofi dengan skuat ini. Kami akan berpesta keras," ucap Kimmich.
Pemain Jerman mengangkat trofi saat merayakan kemenangannya dalam final Piala Konfederasi 2017 di Stadion Saint Petersburg, Rusia (2/7). Gol tunggal tersebut berhasil dicetak oleh pemain Jerman, Lars Stindl. (AFP Photo/Patrik Stollarz)
Ini adalah gelar perdana Die Mannschaft di turnamen yang telah berlangsung sejak 1992 tersebut. Sebelumnya, prestasi terbaik Jerman di Piala Konfederasi adalah peringkat ketiga pada 2005. 

Yang jelas, dengan keberhasilan 'Tim Lapis Kedua' Jerman ini, persaingan memperebutkan tempat di 23 skuat Der Panzer untuk Piala Dunia 2018 akan semakin ketat.

Pemain-pemain senior Jerman tentu takkan rela menyerahkan posisi mereka begitu saja. Adalah tugas Low untuk menyeleksi nama-nama terbaik.
Pemain Jerman berlari menuju piala saat merayakan kemenangannya dalam final Piala Konfederasi 2017 di Stadion Saint Petersburg, Rusia (2/7). (AFP Photo/Patrik Stollarz)
Saksikan video menarik berikut ini:


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.