Sukses

F1: Kontroversi di Balik Kemenangan Deja Vu Bottas

Bottas memenangi F1 GP Rusia 2017.

Liputan6.com, Spielberg - Valtteri Bottas menggambarkan kemenangannya di Formula One (F1) Grand Prix Rusia sedikit deja vu. Sebab, sejak awal pilot jet darat tim Mercedes itu merasa yakin jika dirinya dapat memenangi balapan di Sirkuit Red Bull Ring.

"Saya memiliki sedikit deja vu dengan apa yang terjadi di Rusia. Padahal, saya memiliki masalah pada bagian ban belakang sejak putaran lima dan itu membuatnya sulit, tetapi ia senang dengan kinerja mekanik. Terima kasih banyak kepada tim," ungkap Bottas, seperti dikutip dari Planet F1, Senin (10/7/2017).

Keberhasilan ini membuat perburuan gelar juara dunia F1 makin sengit. Bottas terus menempel posisi teratas di puncak klasemen sementara dengan selisih 35 poin dari Sebastian Vettel.

Bottas percaya bahwa dia masih berada dalam perebutan gelar. Tim pun percaya jika ia bisa menjadi pesaing Vettel dan Lewis Hamilton pada F1 musim ini.

"Kami tidak setengah jalan pada tahun ini, jadi saya dan tim percaya bahwa saya bisa memenangi kejuaraan dunia. Saya mencintai setiap saat dan itu akan menjadi baik," tutur Bottas.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan FIA Loloskan Hukuman

Kemenangan Bottas sempat menuai kritikan pedas dari sejumlah pembalap. Hal ini terjadi lantaran dia dianggap melanggar aturan dengan memacu kecepatan tepat sebelum lampu padam.

Rekaman tayangan ulang itu sudah tersebar luas di media sosial yang menunjukkan bahwa rode depan Bottas bergerak sebelum memulai. Namun, FIA tidak menganggapnya sebagai sebuah kesalahan.

FIA menjelaskan, Bottas telah bereaksi 0,201 detik setelah lampu padam. Namun, mereka tidak menjelaskan secara detail tentang masalah ini, mengingat takut dapat diikuti tim lain.

"Dalam contoh hari ini, Valtteri Bottas tidak melebihi batas (sangat kecil) sebelum dimulai. Sederhananya: dia membuat penghakiman yang sangat akurat dan kebetulan, mengantisipasi saat lampu padam dengan sangat presisi. Setiap gerakan sebelum saat lampu padam berada dalam toleransi yang diizinkan," jelas juru bicara FIA. (David Permana)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.