Sukses

Agung Seganti dan Emas Terakhir Voli Indonesia di SEA Games

Agung Seganti berharap persembahkan emas voli putra pada SEA Games 2017.

Liputan6.com, Gresik - Agung Seganti bukanlah sosok asing bagi penggemar voli. Maklum, ia adalah pemain yang menjadi kebanggaan Indonesia dan telah menikmati prestasi hebat, baik di tingkat klub maupun timnas.

Prestasi terkini Agung di tingkat klub adalah membawa Jakarta Pertamina Energi tampil sebagia juara Proliga 2017. Itu menjadi gelar yang sangat dinanti karena terakhir kali Agung meraihnya pada 2013 bersama Bank Sumsel Babel.

Tak hanya itu, Agung juga dipilih sebagai Most Valuable Player (MVP) Proliga 2017. Saat final four, ia juga terpilih sebagai spiker terbaik. Wajar jika pria kelahiran 15 Mei 1990 itu dipilih sebagai kapten timnas Indonesia di SEA Games 2017.

Jika melihat skuat Indonesia yang diturunkan di Kejuaraan Voli Asia 2017, Agung bukanlah pemain paling senior. Dilihat dari faktor usia, di atas Agung masih ada Mahfud Nurcahyadi (28), Antho Bertiyawan (29), dan Ramzil Hunda (30).

Namun, pria dengan postur 194 cm itu itu adalah pemain yang paling banyak mengeyam pengalaman tampil di SEA Games. Uniknya, ia adalah satu-satunya pemain di skuat Indonesia saat ini yang sudah menikmati emas SEA Games, yakni pada edisi 2009.

Karenanya, Agung pun bisa melihat perbedaan dalam hal persiapan skuat Indonesia sebelumnya dengan saat ini. Menurutnya, persiapan yang dilakukan skuat Indonesia dulu jauh lebih matang dari sekarang.

"Perbedaannya kalau tim yang dulu kan sering keluar, persiapannya matang. Sering sekali TC (training camp) ke luar negeri jelang SEA Games. Kami pergi ke China, melawan tim-tim kuat di sana. Dan TC kami saat itu bisa sebulan. Juga TC ke Thailand, Dubai, Iran, banyak sekali ke luar negeri. Jadi sudah biasa bertemu tim-tim kuat," kata Agung.

Semakin lama, agenda TC ke luar negeri pun semakin jarang dilakukan tim Merah Putih. Menurut pengakuan suami dari Raden Ayu Widya Sari itu, terakhir kali TC ke luar negeri yang dijalani Indonesia adalah jelang SEA Games 2013.

"Dari 2009 hingga sekarang, agenda TC ke luar negeri malah semakin hilang. Seakan tidak ada persiapan. Makanya saya sangat merasa kok beda sekali sama sekarang," keluhnya.

Entah berpengaruh atau tidak, yang pasti minimnya agenda TC ke luar negeri membuat voli Indonesia kehilangan tradisi emas di SEA Games. Pada SEA Games 2015, Indonesia hanya mendapatkan perunggu. Sedangkan pada 2013 dan 2011 saat Indonesia menjadi tuan rumah, hanya perak yang bisa dibawa pulang.

Karena penurunan tersebut, Agung pun mengaku sering mendapat pertanyaan dari para seniornya. Sebagian besar mengeluhkan kegagalan Indonesia mempertahankan tradisi emas voli di SEA Games.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bekal Menuju SEA Games

Agung Seganti beraksi pada Kejuaraan Voli Asia 2017. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Ironisnya, persiapan Indonesia menuju SEA Games 2017 juga terbilang tak begitu matang. Pasalnya, tim baru dibentuk pada awal Juni 2017. Agenda TC ke luar negeri pun kembali tak dilakukan. Untungnya, Indonesia masih bisa mengasah kemampuan lewat Kejuaraan Voli Asia 2017.

"Persiapan harus benar-benar matang, sebulan dua bulan tidak bisa. Minimal lima bulan. Sekarang baru dua-tiga minggu kumpul. Persiapan menuju SEA Games sangat minim. Tapi kami tetap optimistis karena ada Kejuaraan Voli Asia. Walaupun hanya sekali dan kondisi apa adanya, kami harus optimistis," ungkapnya.

Sebagai pemain yang sudah menikmati emas SEA Games (2009), Agung pun kerap memberikan saran kepada para juniornya. Maklum, skuat Indonesia saat ini terbilang masih hijau. Setidaknya ada tujuh pemain yang kelahiran di atas 1995.

"Saya selalu bilang, kebiasaan Indonesia ini kan emas. Sekarang makin ke sini makin susah. Rasanya sudah ketinggalan sekali. Saya pun mengajak kepada pemain-pemain junior untuk memiliki semangat dan jiwa baru. Jangan selalu berpikir ada Thailand, kita habis-habisan dulu, semua bermain bagus, memikirkan hasil belakangan," tegas Agung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.