Sukses

Pelajar di Malaysia Terpaksa Nonton SEA Games 2017?

Salah satu orang tua pelajar mengungkapkan jika pelajar di Malaysia diharuskan nonton SEA Games 2017.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Suasana ramai yang menghiasi arena pertandingan SEA Games 2017 oleh suporter Malaysia ternyata sudah dirancang. Pemerintah Malaysia memang mewajibkan pelajar untuk nonton SEA Games, bahkan kehadiran pelajar masuk dalam penilaian di sekolah.

Bola.com mendapatkan informasi tersebut dari orangtua dari pelajar yang harus datang untuk menyaksikan pesta olahraga Asia Tenggara itu. Muhammad Suffri, yang memiliki seorang putra di bangku sekolah tingkat atas, mengaku putranya diharuskan menyaksikan pertandingan SEA Games 2017 yang sudah ditentukan dari sekolah.

"Kebanyakan suporter yang datang itu pelajar. Anak saya salah satunya. Jadi pemerintah memaksakan mereka untuk menjadi suporter karena itu akan masuk dalam penilaian dalam kurikulum sekolah," ujar Suffri kepada Bola.com.

Dalam sejumlah pertandingan olahraga yang dipantau oleh Bola.com, terutama yang berada di kompleks olahraga Bukit Jalil, seperti renang, atletik, dan bulu tangkis, memang banyak suporter yang terakomodasi menggunakan bus dengan keterangan dari sekolah mana suporter itu berasal.

Menurut Suffri, masyarakat Malaysia sebenarnya tidak terlalu tertarik untuk datang menyaksikan pertandingan-pertandingan SEA Games 2017. Alasan perekonomian menjadi faktor utama keengganan masyarakat untuk memberi dukungan kepada atlet kebanggaan mereka secara langsung.

"SEA Games ini sebenarnya tidak banyak peminatnya, karena masyarakat berpikir masih harus beli tiket dan makan di sana. Kami sedang mengalami perekonomian yang tidak bagus, jadi acara ini tidak menarik untuk kami," ujar pria yang yang sempat bekerja di Jakarta itu.



Satu-satunya cabang olahraga yang masih didukung dengan sepenuh hati oleh masyarakat Malaysia adalah sepak bola. Dalam lima laga yang sudah dimainkan oleh Malaysia selama sepak bola SEA Games 2017 berlangsung, suporter yang datang tergolong sangat banyak.

(Laporan Banediktus Garendo dari Kuala Lumpur, Malaysia)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.