Sukses

4 Kiper Muda Tangguh Liga Italia

Liga Italia cukup banyak melahirkan kiper-kiper berbakat.

Liputan6.com, Roma - Dalam sepak bola, peran seorang penjaga gawang atau kiper tidak kalah penting dibanding pemain di posisi lain. Bahkan, kiper merupakan jantung pertahanan terakhir tim agar tidak kebobolan.

Karena itu, memiliki kiper yang tangguh akan menjadi keuntungan bagi sebuah tim. Di era sepakbola modern, peran kiper semakin mendapat sorotan.

Kehadiran kiper kerap sangat menentukan ketenangan tim dalam bermain. Tak jarang pula, kiper dipercaya sebagai kapten untuk memimpin sepuluh pemain lainnya di lapangan.

Bahkan, di masa sekarang, kiper juga dapat dihargai mahal. Apalagi jika kiper tersebut terbukti sulit dibobol dan masih berusia muda. Klub-klub kaya akan rela mengeluarkan uang banyak untuk mendapatkan mereka.

Di Liga Italia Serie A, hal itu pernah dialami oleh Gianluigi Buffon saat diboyong oleh Juventus dari Parma tahun 2001 silam. Waktu itu, Buffon yang masih berusia 23 tahun, menjadi kiper termahal dunia dengan harga 52,88 juta euro.

Setelah era Buffon, kini muncul sejumlah kiper muda berbakat di Liga Italia Serie A. Kiprah yang ditunjukkan telah mengantarkan mereka menjadi kiper utama di klubnya masing-masing. Berikut tiga kiper muda tangguh di Liga Italia Serie A saat ini.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Thomas Strakosha

Penampilan kiper Lazio, Thomas Strakosha semakin memukau dari hari ke hari. Musim ini ia belum pernah tergantikan sekalipun, baik di Serie A maupun di Liga Europa. Total ia sudah tampil 11 kali selama 90 menit.

Dari seluruh kesempatan itu, jumlah kebobolannya pun terbilang sedikit, yakni 14 gol, dengan catatan tiga penyelamatan. Penyelamatan terakhirnya yakni saat menggagalkan tendangan penalti Paulo Dybala kala timnya menghadapi Juventus hari Sabtu lalu.

Kiper Timnas Albania itu berhasil membaca arah tendangan Dybala dan menepisnya. Berkat aksi heroiknya itu, Lazio akhirnya menang 2-1 di kandang Juventus. Strakosha pun lantas masuk dalam Tim XI terbaik Serie A pekan kedepalan, bersama tiga rekannya yang lain, seperti Ciro Immobile, Lucas Leiva, dan Sergej Milinkovic-Savic.

Bukan kali ini saja, pada pekan ketiga pun ia juga masuk dalam daftar ini. Usia Strakosha baru 22 tahun, namun kehebatannya tak perlu diragukan. Musim lalu ia memang tidak tampil penuh selama 38 pekan lantaran beberapa mengalami cedera.

Namun, musim ini ia siap mengamankan gawang Lazio dari gempuran lawan. Menimbang dari penampilannya sejauh ini, bukan tak mungkin, tidak lama lagi Strakosha akan menggusur Etrit Berisha, kiper Atalanta, dari posisi utama di Timnas Albania.

3 dari 5 halaman

2. Gianluigi Donnarumma

Sosok Gianluigi Donnarumma barangkali sudah tidak perlu diperkenalkan lagi. Kiper AC Milan itu sudah terlalu sering menjadi bahan perbincangan di kalangan sepakbola. Ia juga sudah sangat sering disebut-sebut sebagai kiper masa depan Timnas Italia.

Umurnya yang masih 18 tahun, menambahkan ketakjuban orang-orang yang mengenalnya. Menjadi kiper utama AC Milan sejak musim lalu, ketika usianya masih 17 tahun, Donnarumma kini semakin tak tergantikan sebagai penjaga gawang nomor satu AC Milan.

Kiper-kiper yang jauh lebih tua darinya, seperti Gabriel (25 tahun), Marco Storari (40 tahun), dan abangnya sendiri, Antonio Donnarumma (27 tahun) harus tabah menjadi penonton di pinggir lapangan. Dengan talenta yang dimilikinya, posisi utama kiper Timnas Italia sudah hampir pasti akan menjadi miliknya selepas Piala Dunia 2018 mendatang.

Buffon sendiri sudah menyatakan dukungan bagi Donnarumma untuk hal tersebut. Hanya saja, Donnarumma masih perlu mematangkan dirinya di bawah mistar gawang. Ia perlu memperkuat mentalnya agar tidak mudah kebobolan.

Sebab sejauh musim ini, ia sudah kebobolan 16 gol dari 13 penampilan, yang menyebabkan timnya menelan empat kekalahan dari delapan pertandingan di Serie A. Andai saja ia bisa tampil lebih gemilang, AC Milan mungkin tidak akan seterpuruk seperti sekarang.

4 dari 5 halaman

3. Mattia Perin

Timnas Italia memang seakan tidak pernah kehabisan stok kiper tangguh. Ketika Gianluigi Buffon pensiun nanti, sudah banyak kiper muda berbakat yang siap menggantikannya. Salah satunya adalah kiper Genoa, Mattia Perin.

Andai saja tak ada Donnarumma, barangkali Perin yang akan menjadi pengganti Buffon. Perin merupakan kiper asli binaan Genoa. Sempat dipinjamkan ke Padova (2011) dan Pescara (2012), kiper ketiga Timnas Italia itu kini sudah mapan sebagai kiper Genoa dalam empat tahun terakhir.

Kendati kalah pamor dari Donnarumma, kenyataannya ketangguhan Perin tidak dapat disepelekan. Genoa bisa aman di Serie A dalam beberapa musim terakhir, tidak terlepas dari perannya.

Catatan Perin musim ini pun tak buruk-buruk amat. Dari delapan penampilan di Serie A, ia kebobolan 13 kali. Sayangnya, timnya, Genoa memang tengah terpuruk saat ini, sehingga tidak juga menciptakan banyak gol.

5 dari 5 halaman

4. Alex Meret

Alex Meret disebut-sebut sebagai kiper muda yang memiliki talenta yang tak kalah dibanding Gianluigi Donnarumma. Usinya baru 20 tahun. Saat ini ia bermain untuk SPAL.

SPAL meminjamnya dari Udinese sejak tahun lalu, dan menurut kesepakatan, ia baru akan dipulangkan musim depan. Ketangguhan Meret sudah terbukti musim lalu.

Ia sukses mengantarkan SPAL promosi ke Serie A sebagai juara Serie B. Sejumlah tim besar sudah mulai merayu Udinese untuk mendapatkannya. Termasuk Juventus dan Inter Milan.

Sayangnya, musim ini Meret belum bisa bermain. Sebelum musim ini bergulir, ia mengalami cedera otot dan diperkirakan baru bisa kembali merumput pada 1 Desember mendatang.

Dengan kondisi tersebut, gawang SPAL saat ini terpaksa dijaga sementara oleh kiper asal Senegal, Alfred Gomis. Gawang SPAL sudah kebobolan 14 kali dalam delapan pertandingan di Serie A. (Abul Muamar)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.