Sukses

3 Kontroversi yang Mengiringi Rivalitas Juara Liga 1 2017

Persaingan memperebutkan gelar juara di fase akhir Liga 1 2017 memanas dan banjir kontroversi.

Jakarta - Memasuki pekan terakhir, drama-drama kontroversial bermunculan di perhelatan Liga 1 2017. Persaingan di jajaran papan atas pun memanas.

Keseruan tak hanya terjadi di lapangan, di mana Bhayangkara FC, Bali United, PSM Makassar, serta Madura United, mempertaruhkan nasib demi bisa menikmati madu gelar juara.

Baca Juga

  • Perjalanan Bhayangkara FC hingga Mengunci Gelar Juara Liga 1
  • Ribuan Bonek Siap Hijaukan Arena 8 Besar Liga 2
  • Suara Hati Vladimir Vujovic soal Kasus Persija Vs Persib

Kejadian nonteknis ternyata juga membuat peta persaingan berubah-ubah jelang laga terakhir Liga 1 yang dimainkan secara serempak pada Minggu (12/11/2017).

Bhayangkara FC hingga tulisan ini diturunkan didapuk sebagai kampiun, usai menggebuk Madura United di Stadion Gelora Bangkalan, Madura, Rabu (8/11/2017). The Guardians dalam 33 pertandingan mengoleksi 68 poin.

Raihan angka mereka bisa saja disamai Bali United yang akan menjalani pertandingan melawan Persegres Gresik United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, pada Minggu (12/11/2017). Itu pun dengan asumsi Bhayangkara FC kalah dari Persija Jakarta di Stadion Patriot, Bekasi, di hari yang sama.

Seperti apa drama-drama yang terjadi di papan atas Liga 1 2017 memasuki pekan terakhir? Simak di bawah ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. PSM Kalah, Suporter Rusuh

Sudah jatuh tertimpa tangga. PSM Makassar yang kalah dari rival utama di papan atas Liga 1 2017, Bali United 0-1 pada pekan ke-33 Liga 1 di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin, Senin (6/11/2017), bersiap menerima sanksi. Kerusuhan suporter usai pertandingan berpotensi memunculkan hukuman dari Komisi Disiplin PSSI.

Hanya beberapa detik setelah Stefano Lilipaly menjebol gawang PSM Makassar pada menit ke-94, suporter di tribun tertutup serentak melempari bench Bali United. Tak hanya itu, ratusan suporter merangsek masuk untuk menyerang penggawa Laskar Tridatu.

Kondisi ini diperparah oleh oknum ofisial dan pelatih PSM juga ikut-ikutan menyerbu ke bench Bali United. Kericuhan ini berlangsung selama 15 menit. Kisruh baru berakhir setelah panpel dan pihak aparat keamanan menggiring kubu Bali United ke ruang ganti.

Berdasarkan kesepakatan kedua tim, wasit Murzabekov Eldos memutuskan pertandingan selesai pada menit ke-94.

Tak hanya itu, jumpa media setelah pertandingan juga ditiadakan. Pemain dan ofisial Bali United diangkut keluar stadion dengan menggunakan kendaraan antiteror. Widodo Cahyono Putro dan anak-asuhnya juga sempat diungsikan ke kantor polisi menghindari teror suporter PSM.

Hasil pertandingan ini hampir pasti memupus peluang PSM jadi jawara Liga 1 2017. Kompetisi hanya menyisakan satu pertandingan lagi, Tim Juku Eja sulit mengejar perolehan angka Bali United dan Bhayangkara FC. Saat ini, PSM mengoleksi 62 poin, sementara itu kedua rivalnya sudah mendulang 65 angka.

CEO PSM, Munafri Arifuddin, meminta maaf kepada suporter PSM yang sudah 17 tahun menanti Juku Eja kembali juara. Ia menyadari kekalahan tak terduga Tim Juku Eja jadi biang kerok aksi rusuh suporter.

PSM yang memegang kendali permainan harus tertunduk lesu, kebobolan gol lewat skema serangan balik mematikan Bali United di pengujung laga.

"Kami sudah berusaha maksimal. Sayang, hasil kali ini memang tidak memihak ke PSM. Kita lihat saja perkembangan. Intinya kami siap dengan segala konsekuensi. Kalau memang akhirnya terkena sanksi mau bagaimana lagi?" ucap Munafri.

3 dari 4 halaman

2. Madura United Tanpa Dukungan Suporter

Manajemen Madura United diganjar sanksi berat empat laga kandang usiran tanpa penonton dan denda Rp 125 juta oleh Komisi Disiplin PSSI gara-gara kasus intimidasi wasit dalam laga melawan Borneo FC di Stadion Gelora Ratu Pamelingan, Pamekasan, Jumat (13/10/2017).

Belakangan, Komisi Banding (Komding) PSSI mengabulkan banding Madura United. Dalam surat keputusan bernomor 04/KEP/PK-B/Liga 1/X/2017, Komding mencabut keputusan Komdis terhadap Madura United.

Komding menetapkan bahwa Madura United hanya mendapatkan hukuman dua kali pertandingan tanpa penonton. Namun, Komding juga menaikkan jumlah denda yang harus dibayarkan Laskar Sape Kerrab. Komding memutuskan Madura United harus membayar denda Rp 500 juta.

Keputusan ini terasa merugikan bagi Madura United, yang masih punya peluang menjadi jawara Liga 1 2017.

Masih dua laga sisa Madura United berada di posisi empat klasemen sementara dengan torehan 60 poin, tertinggal lima poin dari Bhayangkara FC yang ada di puncak klasemen.

Tim asuhan Gomes de Oliviera harus menjamu salah satu rivalnya di papan atas, Bhayangkara FC, pada Rabu (8/11/2017) di Stadion Gelora Bangkalan tanpa dukungan fans setianya. Hasilnya pertandingan 1-3 buat Bhayangkara FC makin menambah derita mereka.

"Hukuman dengan laga usiran dan tanpa penonton itu adalah hukuman yang sulit diterima dengan nalar," ujar Haruna Soemitro, manajer Madura United.

4 dari 4 halaman

3. Poin Tambahan buat Bhayangkara FC

Sesuai surat Komdis PSSI nomor 112/L1/SK/KD-PSSI/X/2017 tanggal 5 November, Mitra Kukar dinyatakan kalah 0-3 dan diwajibkan membayar denda Rp 100 juta karena dinyatakan memainkan pemain tidak sah, Mohamed Sissoko, saat menjamu Bhayangkara FC di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Jumat (3/11/2017).

Sissoko semestinya tidak diturunkan karena masih dalam status terkena larangan bermain. Hal itu memicu protes kubu Bhayangkara FC dan direspons Komdis dengan sanksi yang dijatuhkan untuk Mitra Kukar.

Dampak sanksi tersebut, Bhayangkara FC mendapat tiga poin dari sebelumnya hanya satu poin (laga Mitra Kukar vs Bhayangkara FC berakhir dengan skor 1-1) dan membuat posisi The Guardian kini kembali ke puncak klasemen menggeser Bali United.

Poin Bhayangkara FC dan Bali United sama, yakni 65. Namun, The Guardians unggul head to head atas Serdadu Tridatu. Sementara itu, poin Mitra Kukar berkurang satu menjadi 43 dari semula 44.

Perubahan komposisi klasemen ini jelas terasa menyakitkan bagi Bali United. Pasalnya, saat keputusan Komdis PSSI diambil, Bhayangkara FC punya laga sisa lebih banyak dibanding mereka.

Bhayangkara FC di pekan pengujung kompetisi kasta elite bertanding melawan Madura United pada Rabu (8/11/2017) dan kemudian Persija Jakarta pada Minggu (12/11/2017).

Bhayangkara FC akhirnya sukses mengunci gelar juara usai menang 3-1 atas Madura United. Sekalipun pada pertandingan terakhir kalah, mereka tetap unggul head to head dari Bali United yang diasumsikan menang atas Persegres yang berstatus juru kunci.

Di sisi lain, Bali United tinggal menggantungkan harapan mendapat tambahan poin saat menjamu juru kunci, Persegres Gresik United pada akhir pekan nanti.

Mitra Kukar juga protes dengan keputusan ini. Mereka mengaku kesalahan ada pada PT Liga Indonesia Baru yang terlambat memberitahukan status hukuman Sissoko. Jelang pertandingan melawan Bali United, mereka hanya mendapat pemberitahuan kalau hanya satu pemainnya, yakni Herwin Syahputra, yang tak bisa bermain, bukan Mohamed Sissoko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.