Sukses

Cetak Atlet Elite, Ilmuan Australia Bagi Ilmu di Jakarta

Delegasi ilmuan olahraga Australia dan mantan atlet melakukan serangkaian pembinaan kepada pelatih, atlet, dan akademisi olahraga Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Delegasi ilmuan olahraga dan mantan atlet elite Australia buka-bukaan soal kerja keras pemerintah dan universitas dalam mencetak atlet berprestasi di level Olimpiade. Australia melakukan investasi dalam banyak hal dan menunggu belasan tahun sebelum bisa bersaing di tingkat dunia dengan keterbatasan yang ada.

Kepala Bidang Olahraga Fakultas Kesehatan Universitas Canberra, Nick Ball mengungkapkan, Australia baru mengembangkan program khusus untuk atlet elite pada awal 1990-an. Sebab, Negeri Kangguru tampil mengecewakan Olimpiade Barcelona 1992 dengan finis di peringkat 10 tabel medali.

"Antara Olimpiade Barcelona dan Atlanta, kami mulai berpikir bagaimana mencetak atlet-atlet peraih medali di masa depan. Apalagi kami mulai mengampanyekan Olimpiade Sydney (tahun 2000)," ucap Nick dalam diskusi panel di Kedutaan Australia, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (21/11/2017).

Mulai dari sanalah, menurut Nick, pemerintah, sekolah, dan universitas bekerja sama memfasilitasi kegiatan olahraga masyarakat pada umumnya. Hasilnya, pola pikir menjadi atlet berprestasi (high performance athlete) terbentuk.

"Di Olimpiade Sydney, prestasi kami luar biasa (peringkat empat tabel medali). Maka dukungan penuh dari berbagai aspek untuk atlet cukup terbukti," tutur Nick.

Namun, pola pikir menjadi atlet dikatakan Nick tak perlu ditanamkan sejak usia dini. Universitas di Canberra telah membuat program khusus anak-anak mulai dari usia 5-10 tahun agar mereka mengetahui gerakan dasar dalam berolahraga.

"Ada penelitian sebaiknya anak-anak memainkan semua olahraga dan dikenalkan supaya mereka mereka bisa memilih di usia selanjutnya," ucap Nick.

"Kalau dari kecil diarahkan ke satu bidang, malah memperlambat kemajuan perkembangan anak. Orang tua juga pasti merasakan kalau anak mereka sudah main di level provinsi, pasti bakal didukung untuk lanjut ke level selanjutnya," katanya.

Pemerintah menghabiskan dana sekitar 200 juta Dollar Australia untuk investasi di bidang olahraga pada 2014-2015. Nick mengatakan nilai tersebut belum seberapa dengan yang dikeluarkan Inggris.

"Inggris bisa 300-an Dollar. Tapi investasi ini mendulang banyak medali di Olimpiade," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jalur Juara

Ada dua sektor yang benahi pemerintah Australia untuk mencetak atlet berprestasi. Pertama jalur pengembangan atlet dan pembekalan pelatih.

"Australia pasti kalah kalau bicara soal jumlah penduduk. Tapi kami punya cara pintar untuk mengatur jalan orang berpartisipasi di dunia olahraga dan agar olahraga bisa diandalkan dalam hidup," ucap Nick.

"Agar mencetak atlet berprestasi, kami memberikan pondasi mencintai olahraga sejak dini supaya di masa selanjutnya kami mulai memilih talenta berbakat. Selanjutnya pendidikan untuk pelatih. Pelatih diberi pendidikan agar mereka punya mental dan pola pikir juara," katanya.

3 dari 3 halaman

Pengalaman Atlet

Mantan atlet basket Australia putri, Kristen Veal mengungkapkan pengalamannya ikut program high performance athlete dari pemerintah. Dia bersedia masuk program beasiswa pembinaan atlet elite saat berusia 15 tahun.

"Jangan terlalu dini untuk memaksakan anak kita masuk ke high performance program. Kalau atletnya sadar dan mau, maka dia akan bersedia menerima program itu seperti saya pada usia 15 tahun," kata Kristen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.