Sukses

MotoGP: Ketika Rossi Bergelut Melawan Takdir

Liputan6.com, Tavullia - Apa yang dirasakan Valentino Rossi saat ini cukup normal ketika dia merasa khawatir tentang masa depannya di ajang balap MotoGP. Sebab, cepat atau lambat, akan tiba saatnya untuk membalik halaman atau keluar dari rutinitasnya.

Itu akan menyakitkan saat ia memutuskan pensiun dari MotoGP. Hal ini yang membuat Rossi semakin cemas mendekati hari-hari dia pensiun, mengingat usianya telah menginjak 38 tahun.

Rossi merupakan salah satu olahragawan paling terkenal di dunia balap motor atau MotoGP. Da adalah pembalap terbaik yang pernah ada. Gelar juara dunia sembilan kali di empat kelas berbeda (125cc, 250cc, 500cc, dan MotoGP) menjadi bukti bahwa ia pantas diidolakan banyak penggemar.

Seiring perjalanan, Rossi sepertinya tidak memiliki pilihan lain, selain bangkit dan mencari inovasi untuk mempertahankan posisinya di tim Movistar Yamaha. Ini adalah perasaan normal bahwa siapa pun yang mencintai pekerjaan akan merasa gelisah saat pensiun semakin dekat.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kehilangan Momentum

Lantas, apa yang mendasari Rossi begitu ngotot bergelut melawan takdir ketika memutuskan untuk terus balapan? Padahal jika merujuk penampilannya dalam beberapa tahun terakhir, The Doctor banyak kehilangan momentum untuk menggenapi gelar kesepuluh sepanjang kariernya.

"Yang memberi energi pada saya adalah melakukan apa yang saya sukai seperti mengendarai motor, menghabiskan waktu bersama teman-teman atau sekadar bersantai. Yang menguras saya adalah melakukan sesuatu yang tidak saya sukai, pergi ke tempat yang tidak saya inginkan," jelas Rossi seperti dikutip dari BT Sport, Kamis (23/11/2017).

Kontrak Rossi dengan tim Garpu Tala akan berakhir pada tahun depan. Banyak yang berspekulasi jika balapan 2018 akan menjadi tolok ukur apakah dia akan pensiun atau melanjutkan kariernya di ajang kuda besi.

3 dari 3 halaman

Berjuang Lebih Keras

Akan tetapi, jika Rossi memutuskan lanjut dan itu disetujui Yamaha, maka dia makin mendekati usia 40 tahun. Rossi jelas akan berjuang lebih keras dari lawan yang lebih muda.

Pasalnya, aturan permainan atau peta persaingan perburuan gelar juara MotoGP sudah berubah. Rossi setidaknya harus mengombinasikan pengalaman balapnya dengan latihan lebih intens, mengingat pembalap muda terus bermunculan setiap tahunnya. (David Permana)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.