Sukses

Dana Asian Games Defisit, Inasgoc Optimistis Dukungan Sponsor

Inasgoc berpacu dengan waktu karena penyelenggaraan Asian Games 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Terjadi perbedaan mencolok soal dana yang dibutuhkan dengan dana yang didapat Inasgoc dari pemerintah untuk Asian Games 2018. Namun, hal tersebut tak membuat Ketua Umum Inasgoc, Erick Thohir khawatir.

Inasgoc berpacu dengan waktu karena penyelenggaraan Asian Games 2018 tinggal sembilan bulan saja. Karenanya, berbagai persiapan, termasuk pembangunan dan renovasi venue, terus dikejar. Rencananya, semua venue bakal rampung pada 31 Desember 2017.

Tak hanya soal venue Asian Games, banyak pula yang harus dipersiapkan Inasgoc  agar Indonesia menjadi tuan rumah yang baik. Untuk mewujudkan itu semua, dana yang dibutuhkan tentu tidak sedikit. Dalam kondisi itu, Inasgoc juga terus memotong anggaran agar berhemat.

"Saya rasa kami konsisten dari dana yang kami usulkan Rp 8,7 triliun banyak penghematan di sana di sini, dan terbentuk angka yang istilahnya minimal. Tapi bukan berarti event ini tidak akan bagus, harus bagus. Angkanya sekitar 5,6 T," kata Erick.

Masalahnya, masih ada defisit jika menghitung dana yang dibutuhkan dengan dana yang digelontorkan pemerintah untuk Asian Games. Defisit itu sekitar Rp 1,1 triliun. Lalu, darimana Inasgoc menutupi kekuarangan tersebut. Erick menyatakan sisa dana itu akan didapat dari sponsor.

"Sisanya dari sponsor seperti yang saya bilang kemarin di Istana Bogor, di mana pada saat ini banyak sponsor-sponsor yang pro aktif, terima kasih. Karena memang countdown kita kemarin sangat positif," jelas Erick.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tidak Foya-foya

Menurut Erick, dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk 2018 sudah ada Rp 1,78 triliun. Tak menutup kemungkinan bakal ada tambahan lagi. "Angka ini terus naik turun. Bukan berarti kami ingin foya-foya, ini juga uang rakyat dan negara, jadi harus potong anggaran terus kan, tapi tidak boleh hasilnya jelek."

Suasana saat Menkeu Sri Mulyani bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono serta Sesmenpora meninjau Stadion Utama Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta, Kamis (23/11). (Liputan6.com/Pool/Sesmenpora)

Diakui Erick yang juga Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu, Inasgoc sudah mendapat beberapa sponsor asing yang siap membantu. Tak hanya asing, BUMN juga siap memberikan bantuan berupa uang, barang, dan jasa.

Dari BUMN, Inasgoc mendapatkan bantuan berupa uang cash Rp 350 miliar. Sedangkan Rp 150 miliar diberikan dalam bentuk barang dan servis. Lalu, dari sponsor asing Inasgoc mendapatkan 40 juta US$ 40 juta (sekitar Rp 532,5 miliar).

 

3 dari 3 halaman

Seremoni Meriah

Sebelumnya, Erick juga memastikan bahwa upacara pembukaan dan penutupan Asian Games 2018 akan sangat meriah. Targetnya adalah melampaui kemegahan opening dan closing ceremony SEA Games 2017 Malaysia. Jika bisa, mereka ingin setara dengan Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.

Erick menuturkan dana yang dihabiskan Malaysia untuk pembukaan dan penutupan SEA Games 2017 mencapai 25-35 juta US$ (sekitar 332,9-466,1 miliar). Sedangkan untuk Olimpiade 2016 Rio de Janeiro mencapai 80-100 juta US$ (sekitar 1,06-1,33 triliun).

"Opening dan closing kan menjadi bagian penting untuk acara Asian Games. Ini semua masih proses. Yang namanya konsep penyelenggaraan kan tidak boleh kalah dari Malaysia saat SEA Games 2017," tutur Erick.

"Kami akan cari angka tengah. Kami tidak mau mewah-mewah, tapi kami juga tak mau kalah dari Malaysia. Yang kami ingin coba apakah hasilnya bisa seperti Olimpiade Rio," sambungnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.