Sukses

5 Alasan Lionel Messi Lebih Besar dari Ballon d'Or

Untuk seorang Lionel Messi tampaknya Ballon d'Or tak berarti banyak

Liputan6.com, Jakarta Cristiano Ronaldo baru saja menyabet penghargaan Ballon d'Or kelimanya. Dia sukses mengalahkan sekaligus menyamain torehan rivalnya, Lionel Messi.

Bintang Barcelona itu memang tak kembali didaulat gelar itu. Namun, Lionel Messi seperti tak terlalu kecewa karena kegagalannya raih trofi bergengsi tersebut.

Selama dekade terakhir, Ronaldo-Messi memang selalu mendominasi penghargaan pemain terbaik tersebut. Keduanya dominan berkat penampilan heroiknya bersama Real Madrid maupun Barcelona.

Namun, untuk seorang Messi tampaknya Ballon d'Or tak berarti banyak. Dia bahkan lebih besar dari penghargaan tersebut.

Mengapa? Berikut lima alasan mengapa Lionel Messi lebih besar daripada Ballon d'Or dikutip Sportskeeda:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Telah Memenangkan Semuanya

Lionel Messi telah memenangkan segalanya bersama Barcelona. Tengok saja lama Wikipedianya, beragam penghargaan bahkan nyaris memakan satu halaman penuh.

5 Ballon d'Ors, 4 Sepatu Emas Eropa, 4 Pemain Terbaik Dunia, 3 Penghargaan Pemain Terbaik La Liga, 2 Pemain Terbaik UEFA, 1 Pemain Terbaik FIFA Dunia, dan 1 UEFA Club Football of the Year, merupakan beberapa penghargaanindividual Messi. Apalagi yang harus dikejarnya?

Messi mungkin bakal memenangkan penghargaan lagi musim nanti. Sebab, aksinya bersama Barcelona masih belum terbendung dengan kemas 13 gol dan empat assist dalam 14 laga di La Liga.

3 dari 6 halaman

5 Ballon d'Or yang Membanggakan

Lionel Messi sejarah pada tahun 2012, saat memenangkan Ballon d'Or ke-4. Dia menjadi pemain pertama dalam sejarah yang raih itu dan sukses melampaui Michel Platini, Johan Cruyff, dan Marco van Basten yang menang tiga kali.

Mengungguli 3 legenda untuk memenangkan Ballon d'Or ke-4, pada usia 25, bukanlah prestasi kecil. Messi kemudian memenangkannya untuk mencatat waktu kelima pada tahun 2015.

Cristiano Ronaldo mungkin telah menyamai penghitungan itu, tapi semuanya diraih pada usia 32 tahun. Dengan usianya, Ronaldo tidak akan memiliki terlalu banyak kesempatan tersisa untuk mengalahkan Messi kembali

4 dari 6 halaman

Kurang Prestisius

Ballon d'Or menganggap pemenangnya sebagai pemain terbaik di dunia. Namun dengan dominasi Messi-Ronaldo telah mengurangi Ballon d'Or menjadi kurang terlalu prestisius.

Beberapa pemain terbaik yang pernah menghiasi permainan, telah dipaksa untuk mengakhiri karier tanpa gelar ini. Ballon d'Or tidak lagi menjadi kontes untuk menentukan pemain terbaik di dunia, namun hanya menentukan pemain terbaik dalam persaingan Messi-Ronaldo.

Akibatnya, pernyataan menghibur seperti "Seorang pemain tidak perlu memenangkan Ballon d'Or untuk membuktikan bahwa dia hebat" membuat nilai dari penghargaan ini menyusut. Jelas, hal ini harus segera diakhiri.

5 dari 6 halaman

Gelar Tim

Saat menyaksikan Barcelona, Messi tak seegois Ronaldo ketika memimpin tim. Dia acap menjadi pemain yang buka ruang buat rekannya untuk cetak gol.

Lihat saja torehan empat assist-nya di La Liga. Apalagi, setiap kali dia menggiring bola ke kotak penalti lawan, para penonton dibuat menebak-nebak apakah Messi bakal menendang bola atau mengopernya kepada pemain lain.

Sementara Ronaldo mendapat banyak kritik karena bersikap egois Pemain seperti Gareth Bale telah memudar dalam bayangan Ronaldo, tapi justru nama-nama di Barca seperti Neymar dan Luis Suarez telah meningkat secara spektakuler bersama Messi.

6 dari 6 halaman

Piala Dunia

Messi sebenarnya telah mewakili Argentina di 3 edisi berbeda di Piala Dunia, namun tidak pernah menjadi juara. Messi membuat debutnya pada Piala Dunia 2006 di Jerman, melawan Serbia dan Montenegro.

Namun demikian, Argentina tersingkir dari Piala Dunia 2006 setelah kalah dari tuan rumah, Jerman di perempat final melalui adu penalti. Empat tahun kemudian, di Piala Dunia 2010, Argentina secara luas dijagokan sebagai salah satu favorit untuk memenangkan gelar tersebut.

Tapi, Jerman melangkah lagi, untuk mengirim La Albiceleste segera kembali ke rumah, dengan kekalahan memalukan 0-4 di perempat final. Pada 2014 lalu, Messi menjadi kapten Argentina dan sukses meraih empat penghargaan Man of The Match dalam empat laga pertama.

Dia kemudian memainkan peran penting dalam kemenangan perempat final Argentina melawan Belgia dan lolos ke semifinal Piala Dunia, untuk pertama kalinya sejak 1990. Mereka kemudian kangkangi Belanda via drama adu penalti, sebelum kembali takluk dari Jerman di final gol kemenangan Mario Goetze pada menit ke-113.

Kini pada 2018, setelah 3 usaha gagal, Messi jelas ingin tuntaskan rasa penasarannya. Hanya satu yang ada di kepalanya, yakni mengangkat Piala Dunia. Mampukah?. (Eka Setiawan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.