Sukses

5 Pemain yang Terlalu Cepat Dijual Inter Milan

Liputan6.com, Milan - Inter Milan saat ini tengah di atas angin karena memimpin klasemen sementara Serie A. Sebuah pencapaian fantastis mengingat kualitas skuat mereka.

Sejatinya, Inter Milan pernah memiliki sejumlah nama yang bisa mengangkat kinerja tim.

Sayangnya, mereka kerap tidak sabar dalam membina pemain muda. Inter Milan sering menjual dan akhirnya menyesal.

Philippe Coutinho misalnya. Bergabung dari Vasco Da Gama saat usia 18 tahun, Coutinho gagal mendapatkan tempat reguler. Dia sempat dipinjamkan ke Espanyol dan tampil apik dengan mencetak lima gol dan satu assist.

Namun, klub kemudian menjualnya ke Liverpool tiga tahun berselang. Kini berusia 25 tahun, pemain asal Brasil itu jadi kunci permainan The Reds dan masuk radar Barcelona.

Selain Coutinho, berikut lima pemain yang terlalu cepat dijual Inter Milan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Leonardo Bonucci

Leonardo Bonucci. (AFP/Marco Bertorello)

Bonucci menghabiskan dua tahun di Inter Milan. Tapi dia cuma bermain sekali dan dijual ke Treviso. Kini berusia 30 tahun, Bonucci adalah salah satu bek terbaik di dunia. Yang lebih buruk lagi adalah kenyataan bahwa saingan berat Inter, Juventus dan AC Milan telah menikmati jasa sang pemain.

Sejak meninggalkan Inter Milan, dia menikmati banyak kesuksesan dengan memenangkan Serie A enam kali, menjuarai Coppa Italia tiga kali, plus memenangkan tiga Piala Super Italia.

Di sisi lain, Inter Milan kesulitan menemukan bek solid sepeninggal Lucio dan Walter Samuel. Mereka baru memilikinya pada beberapa tahun terakhir dengan kedatangan Joao Miranda dari Atletico Madrid.

3 dari 6 halaman

Roberto Carlos

Roberto Carlos. (AFP/Pierre-Philippe Marcou)

Carlos akan selalu dikenang sebagai pemain yang mencetak tendangan bebas paling menakjubkan. Tapi semua itu tidak cukup untuk menahannya di San Siro.

Dia menghabiskan satu musim di Inter Milan sebelum dijual ke Real Madrid. I Nerazzurri mendatangkannya dari Palmeiras pada tahun 1995 dan saat itu dia sudah menjadi pemain Timnas Brasil.

Dia pun tampil 30 kali dan tim mengakhiri klasemen di peringkat tujuh. Namun, angka itu tidak cukup. Inter tidak yakin kemampuannya.

Real Madrid pun meminang dan menjadikannya salah satu bek kiri terbaik pada generasinya. Di sana, Carlos memenangkan empat gelar La Liga dan tiga titel Liga Champions

4 dari 6 halaman

Andrea Pirlo

Andrea Pirlo. (AFP/Fabrice Coffrini)

Inter Milan membiarkan Pirlo pergi setelah hanya bermain 40 kali. Dia bergabung dengan rival, AC Milan pada tahun 2001. Apa yang tidak disadari Inter saat itu adalah mereka telah menjual salah satu gelandang sepak bola modern terbaik.

Pirlo memenangkan enam Serie A bersama AC Milan dan Juventus. Tidak hanya dikenal karena kemampuan bermainnya dari dalam, tapi dia juga digambarkan sebagai pemimpin di lini tengah.

Kenyataannya, Inter Milan tidak memberi Pirlo kesempatan berkembang karena sudah memiliki Dejan Stankovic dan Esteban Cambiasso.

5 dari 6 halaman

Clarence Seedorf

Clarence Seedorf. (AFP/Fabio Muzzi)

Sepertinya Inter Milan tidak belajar apapun setelah menjual Pirlo ke AC Milan. Setahun setelah Pirlo, Inter Milan membuat kesalahan lain dengan membiarkan Clarence Seedorf hengkang.

Mereka melepasnya ke AC Milan dalam kesepakatan tukar guling yang melibatkan Francesco Coco. Padahal Inter Milan mengeluarkan 24,35 juta dolar AS untuk mendatangkan Seedorf dari Real Madrid.

Coco kemudian hanya membela Inter Milan 26 kali di Serie A selama lima musim. Sedangkan Seedorf memperkuat AC Milan pada 300 partai Serie A dengan memenangkan dua scudetto.

6 dari 6 halaman

Dennis Bergkamp

Dennis Bergkamp. (AFP/Rabih Moghrabi)

Bergkamp adalah nama yang dikenang semua penggemar Arsenal. Tapi untuk fans Inter Milan, dia adalah pemain berbakat lainnya yang diizinkan pergi dengan harga murah.

Pemain asal Belanda tiba di San Siro dari Ajax pada tahun 1993. Ada harapan tinggi dari para penggemar setelah ia berada di posisi kedua penganugerahan Ballon d'Or tahun itu.

Inter menghabiskan 7,3 juta dolar AS untuk mendatangkannya. Bergkamp kemudian mengemas 30 gol dalam 81 penampilan untuk Nerazzurri. Namun, Massimo Moratti yang baru dipercaya memimpin Inter Milan lebih menyukai Maurizio Ganz. Dia pun mengizinkan Bergkamp pergi ke Arsenal tahun 1995.

Bergkamp kemudian mencapai puncak kariernya bersama Arsenal. Sebelas tahun kemudian, dia pensiun dengan aksinya menjebol gawang Newcastle United terpilih sebagai gol terbaik era Liga Primer.

Selama berada di Arsenal, Bergkamp memenangkan tujuh gelar utama dan juga merupakan bagian penting dari Tim Invincibles yang terkenal. Dia bisa saja menjadi legenda Inter Milan jika mereka memberinya kesempatan untuk bersinar. (Eka Setiawan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.