Sukses

Mobil Listrik Indonesia Beraksi di Reli Dakar 2019

Mobil listrik yang dirancang dan dibangun oleh Universitas Budi Luhur dan ITS ini bakal rampung pada akhir Januari 2018

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dipastikan bakal kembali berpartisipasi di ajang Reli Dakar setelah absen hampir 7 tahun. Indonesia tidak ikut di Reli Dakar 2018, tapi 2019.

Indonesia akan diwakili oleh akademisi sekaligus Ketua Yayasan Budi Luhur, Kasih Anggoro yang berpengalaman ikut Reli Dakar 2010 dan 2011.

Yang menarik, Anggoro bakal menggunakan mobil listrik buatan Indonesia bernama BLITS Offroad pada Reli Dakar 2019 nanti. Kebetulan ada kategori mobil listrik yang dilombakan di Reli Dakar.

Mobil listrik ini merupakan proyek kerjasama antara Universitas Budi Luhur (UBL) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

Mobil ini direncanakan akan rampung produksi pada akhir Januari atau paling lambat awal Februari 2018. BLITS juga akan menjalani serangkaian tes sebelum tampil di Reli Dakar 2019.

 "Saya bukan pembalap tapi saya ingin membuktikan orang Indonesia bisa tampil di ajang balap bergengsi ini. Kami ingin buktikan produk Indonesia bisa bersaing di balap dunia," kata Anggoro kepada wartawan, Kamis (21/12/2017).

Mobil BLITS ini dirancang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh penyelenggara Reli Dakar. Dimana nantinya, BLITS akan ikut di kategori mobil listrik atau Electronic car (E-car).

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Spesifikasi BLITS

Beberapa mahasiswa Universitas Budl Luhur yang turut ikut proyek mobil listrik untuk Reli Dakar 2019 (Liputan6.com/Defri Saefullah

BLITS dirancang sebagai mobil listrik dengan penggerak roda belakang. Mobil ini menggunakan motor listrik berkekuatan 100 HP dan 6.00 rpm.

Untuk menyimpan energi listriknya, mobil ini akan menggunakan baterai yang memiliki kapasitas 95 kwh. Diharapkan dengan kapasitas itu, baterai bisa cukup memasok energi ke mobil hingga 250 km untuk satu kali pengisian baterai dengan rata-rata kecepatan 100 km/jam.

Menurut Dekan Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur (UBL) yang juga pimpinan proyek BLITS, Sujono, dibutuhkan setidaknya uji coba sejauh 15 ribu km sebelum mobil benar-benar dipakai di Reli Dakar. Ini mengingat beratnya medan di reli nanti.

"Kenapa kita membuat mobil untuk Reli Dakar. Ini agar bisa membedakannya dengan mobil listrik lain yang pernah dibuat," katanya.

3 dari 3 halaman

Ingin Finis

 

Sementara itu, Kasih Anggoro mengatakan, dirinya cukup tertantang untuk bisa finis di Reli Dakar nanti. Dia memaklumi rute Reli Dakar cukup berat.

Meski begitu, BLITS akan bersaing dengan mobil elektrik lainnya. Pada Reli Dakar 2017, dari beberapa mobil listrik yang ikut serta, hanya mobil asal Spanyol, Acciona yang bisa finis.

"Anggap saja pesertanya nanti dua, berarti mobil BLITS bisa finis kedua," kata Anggoro, berkelakar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.