Sukses

5 Pembajakan Transfer Paling Sensasional di Sepak Bola

Ada beberapa hal yang melatari pembajakan transfer

Liputan6.com, Jakarta Transfer sepak bola memang selalu menjadi drama tersendiri. Bukan cuma soal proses negosiasinya, tapi pembajakan-pembajakan yang terjadi acap menjadi bumbu panas persaingan.

Ada beberapa hal yang melatari pembajakan transfer. Dari mulai si pemain mendapat tawaran lebih menarik, kesempatan bermain lebih terjamin, sampai urusan hati.

Namun yang sering terjadi adalah adanya tawaran menarik dari klub lain. Si pemain bahkan sempat tes medis dengan sebuah klub, tapi justru membelot karena tim lain menawari gaji kepadanya lebih menggiurkan.

Nah, berikut ini ada lima pembajakan transfer paling gila di sepak bola. Mana favoritmu? Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Willian

Masih hangat dalam ingatan kalau Willian yang sudah didatangkan Spurs ke London tiba-tiba membelot bela Chelsea. Pada saat itu, Spurs tengah berbelanja besar berkat penjualan Gareth Bale dan Willian jadi incaran utama.

Dia didatangkan dengan mahar 30 juta poounds yang memecahkan rekor transfer klub. Dia sudah tes medis di markas Tottenham, sebelum hal-hal buruk terjadi.

Pemilik Chelsea, Roman Abramovich dikabarkan langsung menelpoon teman baiknya, Suleyman Kerimov yang juga pemilik Anzhi Makhachkala dua hari kemudian. Dia menawarkan uang yang lebih besar dan akbhirnya Willian membelok ke Stamford Bridge.

Jelas hal ini membuat kubu Spurs marah besar. Mereka merasa Chelsea telah melakukan transfer yang brutal karena si pemain sebenarnya sudah tes medis dan setuju gabung ke White Hart Lane kala itu.

3 dari 6 halaman

Mohammed Salah

Chelsea memang seperti hobi membajak buruan saingannya pada tikungan terakhir. Tidak puas curi Willian dari Spurs, setahun kemudian Liverpool jadi korbannya kala incar Mohammed Salah.

Saat itu, Salah bermain untuk FC Basel dan jadi buah bibir di Liga Europa serta mencetak gol melawan Chelsea dua kali pada fase grup. Dia tampak seperti prospek yang luar biasa, tapi Chelsea sudah memiliki Oscar, Willian, Ramires, dan Eden Hazard, jadi mereka pasti tidak membutuhkan pemain lain sejenisnya, bukan?

Namun, ide itu ternyata salah. Tapi tentu saja, langkah itu hanya terjadi ketika Salah dan wakilnya terlibat dalam pembicaraan yang panjang mengenai kepindahan ke Liverpool. Brendan Rodgers berharap bisa menambahkan Salah ke skuatnya untuk membantu mendapatkan gelar tapi klub tak mau keluarkan uang besar.

Langkah tersebut ternyata merupakan bencana bagi mereka. Salah akhirnya dicuri oleh Chelsea beberapa hari kemudian. Namun sayangnya di Chelsea dia tak banyak dapat kesempatan karena bermain hanya 19 kali untuk Chelsea sebelum dipinjamkan ke Fiorentina dan kemudian Roma, kemudian dilepas permanen

Kemudian, tentu saja, Liverpool merekrutnya pada musim panas 2017, tiga setengah tahun terlambat. Dia kini sudah mencetak 23 gol untuk The Reds musim ini.

4 dari 6 halaman

Robinho

Chelsea melakukan pembajakan transfer kepada seterunya setelah mungkin belajar dari kasus Robinho. Setelah diincar dari Real Madrid dengan hargayang lumayan, Robinho membelok ke Manchester City.

Kala itu City memang baru saja kedatangan taipan baru, Sheikh Mansour. Mereka menawar Robinho lebih mahal, senilai 32,5 juta pounds. CHelsea sendiri tak mau menaikkan tawarannya dari 30 juta pounds.

Dalam konferensi pers, Robinho mengungkapkan merasa bahagia ditawar Chelsea. Namun, dia memilih City karena dapat tawaran gaji yang lebih bagus. Namun keputusannya pindah ke City berubah jadi bencana karena dia gagal menunjukkan kualitasnya di sana.

5 dari 6 halaman

Paul Gascoigne

Jika Anda berpikir bahwa pembajakan transfer hanya ada di era sepak bola modern yang menghasilkan uang, coba pikirkan lagi. Transfer Paul 'Gazza' Gascoigne ke Manchester United dibajak oleh Tottenham Hotspur pada tahun 1988 sudah terjadi, empat tahun sebelum era Premier League dimulai.

Pada saat membintangi Newcastle United musim 1987/88 dan masuk Tim PFA of the Year, ia jadi prospek terpanas di sepak bola Inggris. Musim panas 1988 Gascoigne mendapatkan tawaran dari Tottenham, Manchester United dan Liverpool.

Dengan pergerakan potensial yang ketat, bos United Alex Ferguson berhasil merayu Gazza untuk sebuah pertemuan. Kedua belah pihak dianggap sudah secara verbal menyetujui perpindahan ke Old Trafford. Ferguson kemudian pergi berlibur ke Malta, yakin bahwa ketika dia kembali, akan memiliki si pemain.

Sayangnya, Fergie belum memperhitungkan berapa banyak Spurs keluarkan uang untuk Gascoigne. Pemain tersebut menerima telepon dari petinggi Tottenham yang menanyakan apa yang dibutuhkannya untuk pindah ke White Hart Lane. Ketika Gazza meminta sebuah rumah untuk keluarganya, garasi untuk ayahnya dan - anehnya, tempat berjemur baru untuk saudara perempuannya, Spurs memenuhi itu.

Ferguson kembalidan menemukan bahwa Gascoigne telah melakukan perpindahan 2,2 juta poundsterling ke Tottenham alih-alih United. Ini akan menjadi penyesalan Fergie sepanjang masa, karena merasa bisa memaksimalkan potensi Gascoigne.

6 dari 6 halaman

John Obi Mikel

Dari semua pembajakan transfer dalam sejarah, membelotnya Obi Mikel dari Man United ke Chelsea pada 2005 mungkin yang paling aneh. Mikel sebenarnya sudah tampil di media dengan jery Manchester United pada sebuah konferensi pers sebelum pindah sebenarnya ke Stamford Bridge. Jadi apa sebenarnya yang terjadi?

Mikel memulai kariernya bersama klub Norwegia Lyn Oslo, di mana ia mengukir reputasi sebagai salah satu prospek pemain muda terpanas di sepak bola. Dan pada bulan April 2005, beberapa hari setelah Manchester United mengumumkan telah menyetujui kesepakatan dengan Lyn untuk datangkan Mikel, Chelsea menelikung.

Chelsea klaim telah membuat kesepakatan dengan agen Mikel untuk merekrut si pemain. Secara mengejutkan Mikel sendiri mengatakan bahwa dia telah dipaksa tanpa agennya untuk menandatangani kontrak dengan United, dan kenyataannya, lebih memilih pindah ke Chelsea.

Kedua klub, serta agen yang terlibat lantas perang verbal panjang dan akhirnya berakhir dengan Lyn mengajukan keluhan resmi kepada FIFA. Mereka memutuskan untuk kembali ke Norwegia dan akhirnya, pada 2006, Chelsea mendapatkan Mikel namun harus membayar kompensasi kepada United dan Lyn untuk keseluruhan kekacauan tersebut. (Eka Setiawan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.