Sukses

3 Rekrutan Baru Inter Milan yang Gagal Bersinar Musim Ini

Liputan6.com, Milan Inter Milan tengah sibuk berbenah menyusul hasil buruk sejak Desember 2017 lalu. Ya, Mauro Icardi dan kawan-kawan sudah tidak merasakan kemenangan sejak pekan ke-17.

Mereka kalah dari Udinese (1-2) dan Sassuolo (0-1), serta imbang lawan Lazio (0-0) dan Fiorentina (1-1). Di Coppa Italia, mereka juga sudah tersingkir usai kalah dari rival sekota AC Milan (0-1) di babak perempat final.

Oleh karena itu, bursa transfer Januari ini dimanfaatkan Inter Milan untuk mendatangkan pemain tambahan demi menambal sektor yang dianggap masih lemah. Sejauh ini, mereka sudah mendapatkan Lisandro Lopez dari Benfica.

Bek tengah berdarah Argentina itu dipinjam dengan biaya 500 ribu euro dengan opsi pembelian permanen senilai 9 juta euro di akhir musim.

Lisandro Lopez saja belum membuat Inter Milan puas. Mereka masih berupaya merekrut beberapa pemain lagi, antara lain gelandang Barcelona Rafinha Alcantara, serta gelandang Jiangsu Suning, Ramires.

Negosiasi untuk mendapatkan dua pemain ini masih berlanjut sampai saat ini. Lantas, apakah pemain-pemain incaran tersebut bisa membantu Inter Milan bangkit? Belum tentu.

Oleh karena itu, I Nerazzuri sebaiknya lebih cermat dalam merekrut pemain. Sebab sudah terbukti, pemain-pemain yang mereka rekrut di bursa musim panas lalu tak semuanya bekerja dengan baik.

Hanya Milan Skriniar, Borja Valero, serta Matias Vecino yang benar-benar berfungsi. Selebihnya, rekrutan annyar mereka hanya lebih banyak duduk di bangku cadangan karena kalah bersaing.

Berikut tiga rekrutan musim panas Inter Milan yang gagal bersinar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Yann Karamoh

Sudah banyak pemain muda yang datang ke Inter Milan gagal bersinar. Padahal saat proses perekrutannya, Inter cukup ngotot. Mereka tidak mau menyerah sampai berhasil mendapatkan pemain yang bersangkutan. Andrea Pirlo, Philippe Coutinho, hingga Gabriel Barbosa, adalah segelintir contoh.

Kini, ada Yann Karamoh yang tampaknya mengikuti jejak pendahulunya itu. Sampai sejauh ini, winger asal Prancis itu baru tampil dalam lima pertandingan di semua kompetisi. Parahnya, di Serie A ia baru diturunkan tiga kali sebagai pemain pengganti, dengan total durasi 45 menit.

Situasi ini memunculkan rumor bahwa Karamoh akan dipinjamkan ke klub lain. Namun, oleh agennya, Oscar Damiani, kabar tersebut dibantah.

“Saya kira dia akan tetap di Milan dan saya sudah bicara dengan (Direktur Olahraga Inter Milan, Piero) Ausilio hari ini,” ujar Damiani kepada Sportitalia.

Karamoh direkrut Inter Milan dari Caen dengan jalur peminjaman selama dua musim, dengan obligasi pembelian permanen seharga 5,5 juta euro pada Juli 2019. Oscar yakin, Inter Milan akan memberi jatah bermain lebih banyak kepada pemain berusia 19 tahun itu di paruh kedua musim ini.

“Dia akan bertahan karena mereka benar-benar yakin padanya. Saya harap mereka bakal melihat Karamoh sebagai tambahan kekuatan bagi skuat mereka di Januari ini. Dia adalah pemain yang kuat, masih muda, dan bekerja keras bersama Luciano Spalletti,” Oscar menambahkan.

3 dari 4 halaman

2. Dalbert Henrique

Nasib Dalbert Henrique tak jauh berbeda dari Yann Karamoh. Sama-sama didatangkan dari klub Liga Prancis, bek kiri asal Brasil itu juga gagal bersinar sejauh ini.

Seperti Karamoh, Inter Milan juga cukup ngotot saat merekrutnya dari OGC Nice. Setelah melalui negosiasi yang panjang, ia akhirnya diboyong ke San Siro dengan banderol 20 juta euro. Ia menjadi pemain termahal yang pernah dijual Nice.

Dalbert sendiri memang ingin hengkang ke Inter Milan. Ia mengaku ingin memperbaiki perekonomian keluarganya. Ancaman dari suporter Nice pun dihadapinya. Di samping itu, dengan bermain di klub sebesar Inter, ia berharap dapat menembus skuat timnas Brasil suatu saat nanti.

Namun, apa yang terjadi di lapangan sejauh ini justru kebalikannya. Dalbert gagal menunjukkan permainan yang menjanjikan dan sejauh ini masih lebih kerap duduk di bangku cadangan.

Pemain berusia 24 tahun itu harus bersaing dengan Yuto Nagatomo dan Davide Santon yang lebih senior dan berpengalaman. Sejauh ini, ia baru tampil dalam 13 pertandingan di semua kompetisi, dan belum memberikan kontribusi apa pun.

4 dari 4 halaman

3. Joao Cancelo

Inter Milan cukup bersusah payah mendapatkan Joao Cancelo dari Valencia di bursa transfer musim panas lalu. Upaya terakhir dilakukan dengan jalan tukar pinjam. Inter meminjam Cancelo, dan sebaliknya, Geoffrey Kondogbia dipinjamkan ke Valencia. Namun sayang, tidak seperti Kondogbia yang tampil impresif bersama Valencia, Cancelo justru melempem bersama I Nerazzuri.

Di awal kedatangannya, Cancelo langsung mengalami cedera. Bek timnas Portugal itu mendapat cedera ligamen pada 28 Agustus lalu, atau enam hari sejak resmi bergabung dengan Inter, dan beristirahat selama dua bulan.

Namun, Cancelo tetap tak lantas jadi pilihan utama, meski sudah pulih. Sejauh ini ia baru tampil dalam 10 pertandingan, dan kebanyakan hanya sebagai pemain pengganti.

Performa negatif Cancelo ini juga tidak sebanding dengan kesepakatan transfernya. Seperti diketahui, Inter memiliki opsi untuk mempermanenkan bek Portugal itu seharga 33 juta euro di akhir musim. Belakangan, karena tampil buruk, ia digosipkan akan dipulangkan ke Valencia lebih cepat. (Abul Muamar)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.