Sukses

MotoGP: Terlalu Lama di Moto2, Rookie Ini Kecewa Berat

Luthi menjadikan hal itu sebagai alasan kesulitan beradaptasi di kelas MotoGP.

Liputan6.com, Sebagai rookie di MotoGP 2018, usia Thomas Luthi memang terlampau uzur. Maklum, pembalap Marc VDS itu baru akan mencicipi kelas MotoGP di usia 31 tahun. Sampai saat ini, Luthi pun belum bisa move on dari Moto2.

Ya, Luthi yang akan menjadi rekan setim Franco Morbidelli di MotoGP 2018 itu memang terlalu lama berkiprah di kelas Moto2. Setelah lima musim di kelas 125 cc (sekarang Moto3), ia pun berpetualang di Moto2 sejak 2007.

Artinya, sudah 11 tahun pembalap asal Swiss itu menghadapi tingkat persaingan yang sama di Moto2. Ternyata, hal itu menjadi bumerang tersendiri bagi Luthi. Ya, ia mengaku kesulitan beradaptasi dengan motor di MotoGP.

Kesulitan Luthi terlihat pada tes pramusim MotoGP 2018 di Sirkuit Sepang, Malaysia, 28-30 Januari. Dalam rekapitulasi catatan waktu tes selama tiga hari, Luthi hanya mampu menempati urutan ke-25. Catatan waktu terbaiknya terpaut 2,296 detik dari Jorge Lorenzo sebagai pembalap tercepat.

"Ini adalah dunia yang berbeda. Moto2 adalah sekolah hebat, tapi saya sudah bertahun-tahun di sana. Pastinya saya memiliki gaya Moto2 di dalam diri. Saya harus mengubahnya, mungkin butuh waktu sedikit lebih lama untuk beradaptasi, tapi saya banyak bekerja," ujar Luthi, dikutip Autosport.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Butuh Waktu

Pembalap Marc VDS, Thomas Luthi meraih hasil yang kurang bagus pada tes pramusim MotoGP 2018 di Sirkuit Sepang, Malaysia. (MOHD RASFAN / AFP)

Rekan setimnya, Morbidelli, sukses mencatatkan waktu lebih baik di Sepang. Juara dunia Moto2 2017 itu menempati posisi ke-20 dengan hanya berselisih 1,696 detik dari Lorenzo, pembalap Ducati Corse.

Menurut Luthi, bagian tersulit dari pengalaman perdananya naik motor kelas MotoGP adalah mengendalikan ban. Maklum, MotoGP menggunakan Michelin sebagai produsen, sedangkan Moto2 adalah Dunlop. "Sulit untuk mendapatkan perasaan, terutama dengan ban depan. Sangat sulit karena sangat berbeda dengan ban depan Moto2," jelas Luthi.

"Langkah demi langkah saya semakin mendekat. Tapi saya masih butuh lebih banyak putaran. Saya harus melaju lebih kuat dan pengereman harus lebih lambat. Jika saya mengerem seperti ini di Moto2, itu akan menjadi cerita yang berbeda," ia menambahkan.

 

3 dari 3 halaman

Statistik Luthi di Semua Kelas

250cc

Balapan: 47

Menang: 0

Podium: 2

Pole: 0

Fastest lap: 0

Poin: 361

Moto2

Balapan: 119

Menang: 10

Podium: 35

Pole: 6

Fastest lap: 13

Poin: 1.260

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.