Sukses

Di Pilkada Jabar, Dedi Mulyadi Tak Ingin Libatkan Persib

Selain Persib, Dedi juga memperhatikan kondisi klub-klub di Jabar.

Liputan6.com, Jakarta - Dedi Mulyadi, Calon Wakil Gubernur (cawagub) Jawa Barat dari pasangan Deddy Mizwar, mengaku memiliki kedekatan khusus dengan Persib Bandung. Tapi, ia tidak ingin melibatkan bobotoh demi menguntungkannya di Pilkada Jabar 2018.

Dedi menyatakan dirinya memiliki hubungan baik dengan tim manajer Persib, Umuh Muchtar. Dan ia sudah menjadi pecinta tim Maung Bandung sejak kecil. Ia pun sudah menyiapkan program keren untuk membantu perkembangan Persib.

Meski sangat mencintai Persib, bukan berarti Dedi ingin memanfaatkan kedekatannya dengan tim berjuluk Maung Bandung itu untuk memberikan keuntungan dalam Pilkada Jabar 2018. Menurutnya, segala hal yang berhubungan dengan Persib tak boleh keluar dari sepak bola.

"Potensi bobotoh memang tinggi. Tapi satu hal ya, teman-teman bobotoh jangan di bawa ke politik. Biarkan itu murni sepak bola. Urusan Pilgub, mereka punya pilihannya masing-masing. Berbeda antara bobotoh dan pilihan politik," kata Dedi saat menyambangi kantor Liputan6.com, SCTV Tower, Jakarta, Kamis (8/3/2018).

Jika melihat para sosok yang bertarung dalam Pilkada Jabar, tak hanya Dedi yang memiliki kedekatan dengan Persib. Ridwan Kamil yang notabene Walikota Bandung juga punya hubungan spesial dengan Persib dan bobotoh.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Soal Finansial

Dedi yang sudah menjabat sebagai Bupati Karawang sejak 2008 itu juga melihat bahwa perkembangan sepak bola Jabar tak begitu merata. Pasalnya, hanya beberapa klub yang bisa memiliki popularitas di antara masyarakat Jabar.

Pria berusia 46 tahun itu menilai bahwa fenomena negatif itu terjadi karena minimnya dukungan finansial dari berbagai pihak untuk klub itu sendiri. Seperti diketahui, ada beberapa klub yang masuk dalam wilayah Jabar.

Selain Persib, ada Persika Karawang (Liga 2), Persikabo Kabupaten Bogor (Liga 3), PSGC Ciamis (Liga 3), Persikad Depok/Bogor FC (Liga 3), Patriot Chandrabaga (Liga 3), PSKC Cimahi (Liga 3), dan Maung Anom (Liga 3).

"Yang menjadi problem itu pembiayaan. Ketika klub-klub di Jawa Barat itu kan kalau dibiayai APBD, repot karena harus diaudit. Boleh saja (pakai ABPD) kalau masih divisi bawah, tapi kan repot diauditnya," jelas Dedi.

"Kadang sepak bola itu uangnya tidak berseri, pengeluarannya tidak normal. Sedangkan APBD harus terukur, sehingga sulit berkembang. Persika sekarang berkembang karena di Karawang banyak perusahaan yang jadi sponsor, tapi di tempat lain susah, siapa yang mau biayain sepak bola? Jadi problemnya sepak bola ini di pembiayaan," Dedi menambahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.